BEKASI, KOMPAS – Pemerintah Kabupaten Bekasi dan Pemerintah Kota Bekasi menyepakati pemasangan jaring sampah di sungai yang mengalir di setiap wilayah perbatasan. Keduanya berkomitmen untuk menangani permasalahan sampah di daerah masing-masing.
Sebelumnya, timbunan sampah yang mengeras di Kali Pisang Batu, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, selama sebulan terakhir memicu pemerintah di setiap daerah untuk melempar tanggung jawab. Kali Pisang Batu yang melintasi tiga desa di Kecamatan Tarumajaya berhulu di Kali Bancong, Kelurahan Pejuang, Kecamatan Medan Satria, Kota Bekasi. Di Kali Bancong, ditemukan pula tumpukan sampah yang mengeras sejak September 2018. Asal muasal sampah pun kembali dikemukakan pemerintah setempat.
“Akan tetapi, persoalan tidak akan selesai dengan cara seperti itu. Kami sepakat untuk menangani persoalan sampah hingga tuntas di wilayah masing-masing,” kata Kepala Bidang Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bekasi Dodi Agus Suprianto seusai rapat koordinasi dengan Pemerintah Kota Bekasi di Kantor Desa Setia Asih, Tarumajaya, Jumat (11/1/2019).
Dalam acara itu, hadir para camat, kepala desa, dan lurah yang wilayahnya dilintasi Kali Bancong dan Kali Pisang Batu. Selain itu, hadir pula Kepala Bidang Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi Kiswati, serta perwakilan dari kepolisian dan tentara.
“Kesepakatan itu salah satunya dengan memasang jaring sampah di setiap wilayah perbatasan,” ujar Dodi. Menurut dia, langkah tersebut efektif untuk mengidentifikasi asal mula sampah, sehingga saling lempar tanggung jawab tidak terjadi kembali.
Wilayah perbatasan itu setidaknya ada pada dua lokasi. Titik pertama yaitu di Kali Bancong yang berada di antara Kelurahan Pejuang, Kecamatan Medan Satria, Kota Bekasi, dan Desa Setia Asih, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi. Titik lain berada di Kali Kapuk pada perbatasan Kelurahan Pejuang dengan Desa Pusaka Rakyat, Kecamatan Tarumajaya.
Pada Jumat siang, di Kali Bancong jaring besi telah terpasang sekitar 20 meter dari perbatasan wilayah kota dan kabupaten. Sampah menyangkut di beberapa bagian yang berada di areal kota, namun tidak ikut mengalir ke arah kabupaten.
Camat Tarumajaya Sigit Andrian mengatakan, pihaknya telah memasang jaring itu sejak beberapa hari yang lalu. Ia khawatir timbunan sampah yang ada di Kali Bancong kembali mengalir ke Kali Pisang Batu jika hujan turun.
Kepala Bidang Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi Kiswati mengatakan, pihaknya pun berkomitmen untuk mengangkut sampah yang membentang sepanjang 100 meter di Kali Bancong hingga tuntas. Sebanyak empat truk dan satu alat berat telah dikerahkan untuk mengangkut sampah mulai Jumat pagi. Pembersihan dibantu pula oleh 31 personel dari Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA) yang mengambil langsung sampah dari sungai.
Dari Kali Bancong, sampah-sampah itu dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir Sumur Batu, Kecamatan Bantargebang. “Kami menargetkan pengangkutan sampah selesai dalam tiga sampai empat hari,” kata Kiswati.
Sementara itu, pengangkutan sampah di Kali Pisang Batu juga terus berlanjut. Pada hari ketujuh pembersihan, jumlah truk sampah ditambah dari 16 menjadi 20. Tambahan armada itu diandalkan untuk mengoptimalkan pengiriman sampah yang diangkut tiga alat berat.
Pemberdayaan masyarakat
Dodi mengakui, permasalahan sampah sungai di Kabupaten Bekasi belum ditangani secara optimal. Selain Kali Pisang Batu, wilayah sungai yang dipenuhi sampah juga terjadi di Kali Sukatani dan Cikarang Bekasi Laut (CBL).
Ia mengakui, tidak ada truk dan personel khusus untuk membersihkan sungai. “Kami hanya memiliki 104 truk padahal total kebutuhan untuk melayani seluruh warga di 23 kecamatan adalah 325 truk,” kata dia.
Lurah Pejuang, Kecamatan Medan Satria, Kota Bekasi, Isnaini mengatakan, pendidikan pengelolaan sampah telah diterapkan dan akan dioptimalkan di wilayahnya. “Kami membiasakan untuk memilah sampah dari rumah, membuang sampah yang bisa terurai di tanah dan mengumpulkan sampah yang bisa diolah kembali di bank sampah,” ujar dia.