BANYUWANGI, KOMPAS — PT Industri Kereta Api (INKA) terus mematangkan rencana pembangunan pabrik baru mereka di Banyuwangi, Jawa Timur. Lokasi yang dekat dengan pelabuhan menjadi salah satu alasan PT INKA mendirikan pabriknya di Banyuwangi.
Pabrik baru PT INKA akan didirikan di lahan bekas perkebunan tebu milik PT Perkebunan Nusantara. Pabrik baru itu menempati lahan seluas 84 hektar.
Proses peralihan lahan dari PT Perkebunan Nusantara ke PT INKA telah dilakukan sejak awal 2018. Menteri BUMN Rini Soemarno ikut andil dalam kerja sama kedua BUMN tersebut.
”Saat ini kami tinggal menunggu penyelesaian perizinan. Salah satu izin yang sedang dikebut penyelesaiannya ialah analisis mengenai dampak lingkungan. Target kami tanggal 24 Januari sudah bisa groundbreaking,” ujar Direktur Teknologi dan Komersial PT INKA Agung Sedaju, Jumat (11/1/2019).
Ditanya terkait alasan memilih Banyuwangi sebagai lokasi pembuatan pabrik, Agung mengatakan, lokasi pabrik ditentukan sesuai dengan tujuan produksi. Ia mengatakan, pabrik tersebut untuk memproduksi kereta-kereta pesanan dari luar negeri atau untuk tujuan ekspor.
Atas dasar itulah, PT INKA memilih kawasan Ketapang sebagai lokasi pendirian pabrik. Lokasi itu dekat dengan Pelabuhan Tanjungwangi sehingga akan memudahkan keperluan ekspor.
”Selama ini kami sudah melayani pesanan ke Malaysia atau ke Bangladesh. Biaya pengiriman dari Madiun ke Surabaya ternyata lebih mahal daripada biaya pengiriman dari Surabaya ke Malaysia atau Surabaya ke Dhaka, Bangladesh. Atas dasar itu, kami mencari lokasi yang dekat dengan pelabuhan,” ujar Agung.
Lokasi yang dipilih memang tergolong cukup dekat dengan Pelabuhan Tanjungwangi yang hanya berjarak sekitar 7 kilometer jika ditarik garis lurus. Jarak tersebut jauh lebih pendek jika dibandingkan dengan jarak Madiun-Surabaya yang mencapai 165 kilometer. Madiun adalah markas pusat sekaligus lokasi pabrik PT INKA saat ini.
General Manager PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) cabang Tanjungwangi M Nizar Fauzi mengatakan, Pelabuhan Tanjungwangi siap untuk mendukung ekspor kereta produksi PT INKA dengan ketersediaan fasilitas yang ada di Tanjungwangi.
”Panjang dermaga dan kedalaman kolam Pelabuhan Tanjungwangi sudah mampu disandari kapal-kapal kapasitas besar untuk ekspor-impor dengan bobot mencapai 50.000 gros ton. Panjang dermaga sudah mencapai 543 meter dan kedalaman dermaga sudah mencapai 12-14 meter. Kami juga sudah mengantongi sertifikat atau SoCPF ISPS Code yang menandakan bahwa pelabuhan tersebut aman untuk disandari kapal kapal berbendera asing,” ujarnya.
Selain itu, Pelabuhan Tanjungwangi juga memiliki lahan penumpukan (container yard) dan fasilitas gudang. Fasilitas tersebut tentu memudahkan upaya PT INKA ketika hendak mengekspor produknya.