JAKARTA, KOMPAS — Tahun 2019 dinilai menjadi momentum bagi keuangan syariah untuk lebih berdaya di Indonesia. Namun, pemahaman masyarakat terhadap keuangan syariah masih rendah.
Ekonom Syariah Irfan Syauqi Beik saat dihubungi di Jakarta, Jumat (11/1/2019) menilai, tingkat literasi masyarakat terhadap konsep keuangan syariah masih rendah. Irfan mencontohkan, masih ada nasabah perbankan syariah yang belum mengerti konsep bagi hasil berbasis Mudharabah.
Survey Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tahun 2016 pernah mencatat, tingkat literasi keuangan syariah hanya 11,1 persen. Padahal, ada sekitar 207 juta orang yang beragama Islam menurut data sensus penduduk Badan Pusat Statistik tahun 2010 (Kompas, 24/8/2018).
Irfan mengatakan, berbagai pihak dapat berkontribusi dalam peningkatan literasi. Tidak hanya dari sektor perbankan, pemegang kepentingan di sektor pendidikan juga dapat turut berperan.
"Dari sektor edukasi, misanya, perguruan tinggi Islam dapat mewajibkan untuk memanfaatkan fasilitas perbankan syariah," ucap Irfan.
Selain literasi, kata Irfan, dilantiknya jajaran direksi terbaru Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS), Kamis (3/1/2018) pekan lalu, dapat menjadi momentum bagi peningkatan keuangan syariah. Peran mereka sebagai pendorong integrasi antarlembaga berbasis syariah sangat dibutuhkan.
Direktur Utama Bank Mandiri Syariah, Toni Eko Boy Subari, mengharapkan hal serupa. Pihaknya optimistis dengan peningkatan market share keuangan syariah di tahun 2018, yakni 5,8 persen.
Direktur Operasional BRI Syariah Wildan mengatakan, susunan program kerja KNKS diharapkan dapat mengakselerasi perkembangan industri keuangan syariah.
Akselerasi
Di tahun pertama menjabat, Ketua KNKS Ventje Rahardjo Sodigno ingin fokus pada peningkatan market share dan penetrasi pengguna perbankan syariah. Menurut dia, kedua hal tersebut dapat terus tumbuh di tahun 2019.
"Di tahun 2019, berbagai cara untuk meningkatkan market share akan diakukan. Belum ada target pasti, tetapi saya nilai ini potensial untuk ditingkatkan," kata Ventje.
Pihaknya juga sedang mengkaji penerapan ekosistem digital untuk keuangan syariah. Hal ini menjadi pertimbangan untuk meningkatkan kemudahan dalam sektor perbankan.
Untuk perbankan syariah, fokusnya adalah untuk mengefisiensi rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO). Ia mengatakan, selama ini tingkat efisiensi perbankan syariah belum dapat menyamai sektor perbankan secara konvensional.