JAKARTA, KOMPAS - Pemerintah dinilai perlu lebih aktif mendukung promosi dan penjualan produk atau paket wisata melalui agen perjalanan di luar negeri. Selain itu, perlu insentif bagi agen yang mendatangkan wisatawan. Harapannya, ada lebih banyak turis datang ke Indonesia.
Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Hariyadi Sukamdani di Jakarta, Kamis (10/1/2019) menilai, saat ini strategi branding saja tidak cukup mempromosikan pariwisata. Demi menarik lebih banyak wisatan asing, penjualan produk atau paket wisata melalui agen perjalanan di luar negeri perlu lebih gencar.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) pada periode Januari-November 2018 sebanyak 14,39 juta kunjungan atau naik 11,63 persen dibandingkan jumlah kunjungan periode Januari-November 2017 sebanyak 12,89 juta kunjungan.
Akan tetapi, jumlah kunjungan itu masih jauh dari target pemerintah tahun 2018, yakni 17 juta kunjungan. Kementerian Pariwisata menyatakan, faktor bencana alam seperti gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat, Agustus 2018, membuat sebagian calon wisman membatalkan perjalanan.
Selain kurangnya promosi penjualan produk atau paket wisata, lanjut Hariyadi, bencana yang terjadi juga mempengaruhi kunjungan wisman, seperti gempa di Lombok dan Palu.
Oleh karena itu, tahun ini pemerintah perlu lebih gencar mempromosikan penjualan produk atau paket wisata. Produk wisata itu, misalnya, paket kunjungan ke Bali selama 5 malam.
Pemerintah juga perlu memberikan insentif bagi agen-agen perjalanan di luar negeri yang mampu mendatangkan wisman. "Selama ini, insentif sudah ada, tetapi pelaksanaannya belum efektif," katanya.
Optimalisasi
Hariyadi menambahkan, pemerintah daerah sebaiknya terus menggalakkan potensi wisata di daerah untuk lebih menarik wisman. Misalnya, DKI Jakarta dan Yogyakarta. "Kunjungan wisman di DKI Jakarta dan Yogyakarta masih perlu ditingkatkan," katanya.
Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan, dan Pariwisata Kementerian BUMN, Edwin Hidayat Abdullah mengatakan, pembangunan infrastruktur dan konektivitas yang masif selama ini dapat meningkatkan kunjungan wisman.
Namun, Edwin mengakui beberapa kendala seperti gangguan cuaca dan bencana, seperti gempa di Lombok atau Palu, merupakan faktor yang tidak dapat dihindari sehingga dapat mempengaruhi kunjungan wisman.
Edwin menambahkan, perusahaan BUMN yang bergerak di sektor pariwisata seperti PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko, terus menggelar acara-acara tahunan untuk menarik wisman.
Perusahaan BUMN lain seperti PT Pelni dan PT ASDP juga terus mengembangkan investasi, terutama armada transportasi kapal untuk menunjang daerah destinasi wisata seperti di Labuan Bajo.