Penampilan Capres-Cawapres Ikut Dipoles
JAKARTA, KOMPAS – Tidak hanya pendalaman substansi materi debat, tim sukses kedua pasang calon presiden-wakil presiden juga serius membenahi teknis penampilan , seperti gaya komunikasi, pemilihan diksi, dan bahasa tubuh kandidat. Ajang debat dilihat sebagai momentum penentu untuk meningkatkan elektabilitas masing-masing paslon yang saat ini belum pada posisi aman.
Simulasi debat pun dilakukan setiap pasangan calon menjelang debat perdana, 17 Januari 2019 nanti, untuk membiasakan setiap kandidat dalam berargumen dan bertutur kata.
Anggota Dewan Pakar Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno Rizal Darmaputra mengatakan, pasangan nomor urut 02 Prabowo-Sandiaga melakukan latihan dengan sejumlah pihak mengenai isu-isu tertentu yang menjadi materi debat. Sebuah tim dibentuk untuk menyiapkan Prabowo-Sandiaga dari berbagai aspek, materi maupun penampilan.
“Istilahnya kami melakukan coaching. Hal-hal yang dibahas antara lain meliputi tentang bagaimana mereka menjawab, gesture (bahasa tubuh), atau pilihan diksinya. Hal-hal itu juga dipertimbangkan,” katanya.
Debat pertama capres-cawapres akan mengangkat topik seputar bidang penegakan hukum, hak asasi manusia, korupsi, dan terorisme. Debat selama 90 menit itu akan terdiri dari dua sesi pertanyaan, yaitu sesi terbuka pertanyaan panelis yang sudah disampaikan terlebih dahulu ke masing-masing paslon, serta pertanyaan tertutup yang diajukan kandidat terhadap satu sama lain.
Kemarin, satu pekan menjelang debat, Prabowo-Sandiaga mendatangi kediaman Presiden RI Keenam Susilo Bambang Yudhoyono, yang juga ketua umum Partai Demokrat. Pertemuan itu berlangsung tertutup selama 1,5 jam. Setelah selesai, Prabowo dan Sandiaga enggan berkomentar dan langsung meninggalkan kediaman SBY dengan mobil terpisah.
Wakil Ketua BPN Prabowo-Sandiaga Ahmad Muzani mengatakan, pertemuan serupa masih mungkin dilakukan lagi sebelum debat. Pertemuan akan disesuaikan dengan kebutuhan. Menurutnya, Prabowo-Sandiaga sengaja memilih berkonsultasi dengan SBY lantaran ia dianggap berpengalaman memenangkan Pilpres sebanyak dua kali pada 2004 dan 2009.
Dalam konsultasi tertutup, kemarin, SBY memberi banyak masukan, mulai dari penguasaan materi sampai hal-hal kecil tetapi penting seperti menjaga kesehatan fisik. Manajemen waktu juga menjadi perhatian SBY agar argumentasi dapat disampaikan tanpa terpotong batas waktu. Hal-hal seperti itu sama pentingnya dengan materi debat, karena jika luput diperhatikan, bisa membuat materi tidak tersampaikan dengan baik.
Muzani mengatakan, SBY juga menekankan pentingnya menarik hati dan simpati rakyat sebanyak-banyakya dalam debat. “Karena pada akhirnya, pemilih itu bukan yang ada dalam ruangan debat, tetapi seluruh rakyat Indonesia yang justru tidak ada di ruangan,” katanya.
Latihan dan simulasi debat juga dilakukan oleh pasangan nomor urut 01 Jokowi-Ma’ruf. Namun, menurut Sekretaris Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf Hasto Kristiyanto, pihaknya tidak menjadikan tokoh tertentu, seperti Presiden Kelima Megawati Soekarnoputri, yang juga Ketua Umum PDI-P, sebagai mentor sebagaimana SBY melatih Prabowo-Sandiaga.
“Selama ini, Bu Mega sudah sering berdiskusi dengan Pak Ma’ruf dan Pak Jokowi, memberi masukan. Bu Mega percaya pada seluruh timses dan pada Pak Jokowi dan Pak Ma’ruf,” kata Hasto.
Anggota Dewan Penasihat TKN Jokowi-Ma’ruf Romahurmuziy mengatakan, pihaknya tidak hanya mengurusi kesiapan paslon dalam memahami substansi debat, tetapi juga mempersiapkan berbagai gimik penampilan, pemilihan diksi, dan gaya berdebat.
Untuk itu, TKN memiliki tim materi dan tim komunikasi politik yang berfungsi menjadi pendamping tiap kandidat selama persiapan debat. Tim materi bertugas mengadakan diskusi dan pendalaman materi programatik, sementara tim komunikasi politik memberi masukan dan melatih penampilan kandidat.
“Pak Jokowi mungkin sudah biasa dengan penampilan gimik politik, tetapi Pak Ma’ruf harus lebih dibiasakan lagi,” kata Romy.
TKN menargetkan, debat capres-cawapres sebanyak lima kali itu dapat mendongkrak elektabilitas Jokowi-Ma’ruf hingga 10-15 persen. Penampilan Jokowi-Ma’ruf diharapkan dapat menggaet pemilih mengambang yang terdiri dari pemilih yang belum menentukan pilihan serta pemilih tidak loyal tiap kandidat. Berdasarkan berbagai survei, pemilih mengambang berkisar antara 15-30 persen dari total calon pemilih.
20 pertanyaan
Sementara itu, persiapan juga dilakukan oleh pihak penyelenggara pemilu. Komisi Pemilihan Umum menyiapkan 20 pertanyaan untuk kandidat dan telah menyampaikannya, kemarin, kepada masing-masing calon dan tim sukses.
KPU kemarin menggelar rapat teknis dengan para panelis yang telah menyusun pertanyaan pada Sabtu, pekan lalu. Dua moderator akan membawakan acara debat itu, yakni Ira Koesno dan Imam Priyono. “Pertanyaan sifatnya bukan pilihan ganda, atau menuntut hapalan, karena ini sama sekali bukan lomba pidato. Tujuan debat ini ialah untuk menggali visi-misi pada capres-cawapres ke depan,” katanya.
Pertanyaan yang disusun, menurut Pramono, bersifat elaboratif, karena tidak menggali penyikapan tertentu para calon terhadap satu contoh kasus yang khusus. “Yang ingin kami gali adalah strategi, dan pandangan masing-masing calon. Silakan masing-masing calon menggunakan contoh kasus tertentu untuk menjawab. Tetapi contoh itu tidak ada disebutkan di dalam daftar pertanyaan kami,” katanya. (Age/Rek/E21)