TARUTUNG, KOMPAS — Penerbangan Garuda Indonesia jurusan Jakarta-Silangit akan berhenti beroperasi per 13 Januari 2019 karena alasan komersial. Grup Garuda Indonesia kini memercayakan Citilink dan Sriwijaya Air untuk menggarap rute ke bandara penopang pariwisata Danau Toba di Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara, itu.
”Kami terbang secara grup. Penggarapan pasar penerbangan di sana tidak harus Garuda, tetapi kami garap secara grup. Kami melihat data perkembangan, kapasitas di sana sudah cukup,” kata Vice President Corporate Secretary Garuda Indonesia Ikhsan Rosan, Jumat (11/1/2019).
Menurut Ikhsan, berdasarkan sisi penawaran dan permintaan pasar, Citilink yang terbang dua kali pergi-pulang sehari dan Sriwijaya yang juga terbang dengan frekuensi yang sama sudah cukup untuk melayani rute Jakarta-Silangit. Karena itu, Garuda yang sebelumnya terbang sekali sehari berhenti beroperasi di sana.
Manajer Layanan Operasi dan Pemeliharaan Bandara Silangit Ermansyah Saragih menyebutkan, mereka sudah menerima pemberitahuan resmi dari Garuda tentang penghentian pengoperasian maskapai Garuda untuk rute Jakarta-Silangit. ”Penghentian pengoperasian karena alasan komersial,” ujarnya.
Naik 51 persen
Ermansyah mengatakan, secara keseluruhan, penerbangan di Bandara Silangit sebenarnya meningkat pesat. Jumlah penumpang tahun 2018 mencapai 425.463 orang atau naik 51 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 281.354 penumpang.
Garuda merupakan maskapai pertama yang melayani rute Jakarta-Silangit. Bandara tersebut pun terus berkembang sejak Garuda merintis penerbangan langsung Jakarta-Silangit pada Maret 2016.
Sejumlah maskapai ikut melayani rute tersebut. Kini, rute itu dilayani Citilink dua penerbangan per hari, Sriwijaya dua penerbangan per hari, dan Batik Air satu penerbangan per hari.
Menurut Ermansyah, penerbangan Jakarta-Silangit saat ini didominasi penerbangan berbiaya murah (LCC). Pada tahun 2018, tingkat keterisian kursi Garuda jurusan Jakarta-Silangit sebesar 61,72 persen. Sementara Batik Air 66,71 persen, Citilink 78,99 persen, dan Sriwijaya 81,26 persen.
Bandara tersebut juga melayani penerbangan domestik Medan-Silangit. Untuk mendorong pariwisata Danau Toba, bandara kini melayani penerbangan internasional Kuala Lumpur-Silangit.