BEKASI, KOMPAS — Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bekasi mempercepat pengangkutan sampah di Kali Pisang Batu, Kecamatan Tarumajaya. Setelah menambah jumlah alat berat, truk, dan jam kerja petugas juga ditambah.
Memasuki hari ketujuh pembersihan sampah di Kali Pisang Batu, sampah mulai berkurang signifikan. Sampah yang sejak sebulan lalu menumpuk dan mengeras di aliran sungai sepanjang 1,5 kilometer, saat ini tersisa sekitar 250 meter.
”Kemarin kami sudah menambah alat berat agar lebih cepat truk pun kami tambah,” kata Kepala Bidang Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bekasi Dodi Agus Suprianto seusai rapat koordinasi penanganan sampah di Kantor Desa Setia Asih, Kecamatan Tarumajaya, Jumat (11/1/2018).
Dalam acara itu, hadir Camat Tarumajaya Sigit Andrian dan para kepala desa yang wilayahnya dilintasi Kali Pisang Batu. Selain itu, hadir pula Kepala Bidang Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi Kiswati dan Lurah Pejuang, Kecamatan Medan Satria, Kota Bekasi, Isnaini. Dodi menambahkan, selama lima hari pertama operasi dua alat berat didukung dengan 16 truk. Volume sampah yang terangkut sekitar 2.400 meter kubik.
Kini, dengan tiga alat berat, sampah diangkut 20 truk. Setiap truk membawa sampah ke tempat penampungan di Desa Setia Asih setidaknya lima kali dalam sehari.
”Kami menargetkan hari ini semua sampah sudah diangkut,” kata Dodi. Menurut rencana, jam kerja para petugas pun diperpanjang hingga malam. Sebelumnya alat berat dan truk-truk beroperasi selama sembilan jam, yaitu pukul 08.00-17.00.
Sisa sampah Kali Pisang Batu berada di Desa Pahlawan Setia. Membentang sekitar 250 meter dari sebuah jembatan hingga bendungan warga. Sejak kemarin, air sungai tampak mengalir kembali meski masih hitam pekat dan berbau busuk.
Kali bancong
Tumpukan sampah tidak hanya di Kali Pisang Batu, tetapi juga di Kali Bancong, Kelurahan Pejuang, Kecamatan Medan Satria, Kota Bekasi. Sungai yang berada di perbatasan antara kota dan kabupaten itu merupakan titik mula tumpukan sampah yang kemudian mengalir ke Kali Pisang Batu.
Sampah yang menumpuk dan mengeras di aliran sungai sepanjang 100 meter itu mulai diangkut menggunakan satu alat berat dan empat truk pagi ini. Selain itu, ada juga 31 personel pematusan yang mengangkut sampah langsung dari sungai. Mereka bekerja selama 6,5 jam per hari, yaitu pukul 08.30-15.00.
”Kami menargetkan pengangkutan sampah selesai dalam tiga sampai empat hari,” kata Toni, Staf Unit Pelaksana Teknis Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bekasi. Ia berharap tidak ada hambatan teknis pada kendaraan atau kemacetan lalu lintas yang memperlambat pengangkutan sampah.
Sampah-sampah tersebut dibawa langsung ke Tempat Pembuangan Akhir Sumur Batu, Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi. Jaraknya 24 kilometer dari Kali Bancong dan membutuhkan waktu perjalanan setidaknya satu jam.
Kepala Bidang Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi Kiswati mengatakan, pengangkutan yang lambat berpotensi memunculkan gejolak warga sebab saat ini sampah yang belum masuk ke truk diletakkan di jalan.
Timbunan sampah setinggi hampir 1,5 meter itu menempati sepertiga jalan di permukiman warga. Air lindi pun berceceran sepanjang jalan. ”Makanya, kami juga harus segera menyiram jalan,” kata Kiswanti.
Suratno (50), warga Perumahan Taman Harapan Baru, yang rumahnya berjarak 15 meter dari Kali Blancong mengatakan, gunungan sampah di jalan itu tidak boleh dibiarkan dalam waktu lama. Hal itu menambah ketidaknyamanan warga yang sudah terdampak pengerasan sampah setidaknya sejak September 2018. Sejak saat itu, bau busuk menguar ke mana-mana, nyamuk pun bertambah banyak.
Keberadaan gunungan sementara itu pun mendekatkan jarak sampah dengan rumah mereka. ”Jangan sampai kami rugi dua kali. Kemarin karena sampah di sungai, sekarang karena sampah di jalan,” ujar Suratno.