WASHINGTON, JUMAT — Dewan Direktur Eksekutif Bank Dunia akan menerima usulan kandidat pengganti Presiden Jim Yong Kim mulai awal Februari. Proses seleksi dilakukan secara terbuka berdasarkan prestasi dan rekam jejak kerja. Nama Presiden Bank Dunia rencananya baru diumumkan pada pertengahan April 2019.
Kim resmi mengundurkan diri sebagai Presiden Bank Dunia mulai 1 Februari 2019, lebih cepat tiga tahun dari akhir masa jabatannya pada 2022. Ia menjabat Presiden Bank Dunia ke-12 sejak 1 Juli 2012 setelah sebelumnya menjadi presiden lembaga akademik terkemuka di Amerika Serikat, Dartmount College.
Menindaklanjuti keputusan Kim, Dewan Direktur Eksekutif Bank Dunia menggelar pertemuan di Washington, Amerika Serikat. Salah satu pokok pertemuan, yang diumumkan pada Jumat (11/1/2019), terkait proses seleksi dan nama presiden baru yang akan diumumkan saat pertemuan musim semi Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF) pada 12-14 April 2019.
Pengajuan usulan kandidat Presiden Bank Dunia ini dibuka 7 Februari-14 Maret 2019. Setelah itu, dewan eksekutif akan mengerucutkan usulan dalam daftar pendek yang berisi tiga kandidat terpilih. Bank Dunia menyatakan proses seleksi dilakukan secara terbuka dan transparan berdasarkan prestasi dan rekam jejak kerja.
Beberapa kriteria penting yang mesti dipenuhi kandidat, antara lain, memiliki rekam jejak kepemimpinan yang terbukti, pengalaman mengelola organisasi besar atau berskala internasional, serta berkomitmen kuat dalam menjaga kerja sama multilateral.
Meski demikian, dalam perjanjian tidak tertulis dengan Eropa pascaperang dunia, Bank Dunia akan selalu dipimpin oleh seorang Amerika, sementara Eropa akan berada di pucuk pimpinan IMF. Namun, situasi kini berbeda karena Presiden Donald Trump tampak tidak tertarik dan mulai meninggalkan sistem multilateral.
Perusahaaninfrastruktur
Kim melepas jabatannya sebagai Presiden Bank Dunia untuk bergabung bersama salah satu perusahaan infrastruktur. Pengambilan keputusan ini dia lakukan di tengah perbedaan pandangan dengan Trump terkait perubahan iklim dan kebutuhan sumber daya pembangunan.
Kim, yang dipilih oleh Presiden Barack Obama dalam dua periode kepemimpinan, menaruh perhatian cukup besar terhadap pembiayaan untuk proyek energi hijau. Namun, keputusan Kim bertentangan dengan kebijakan Trump yang kini menghidupkan kembali sektor batu bara AS sebagai prioritas.
Pengunduran Kim diumumkan melalui surat elektronik (e-mail) kepada pegawai Bank Dunia, Senin (7/1/2019). Dalam pesannya, Kim menyebut akan bergabung bersama salah satu perusahaan swasta yang bergerak di bidang investasi infrastruktur di negara berkembang.
”Keputusan untuk bergabung dengan sektor swasta ini tak terduga, tetapi saya telah menyimpulkan bahwa ini adalah jalan untuk saya dapat membuat dampak lebih besar pada isu-isu global utama, seperti perubahan iklim dan defisit infrastruktur di pasar negara berkembang,” kata Kim.
Indonesia sebagai salah satu negara anggota Bank Dunia menghormati keputusan Kim. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, yang juga Direktur Pelaksana Bank Dunia 2010-2016, mengatakan, Indonesia dan negara anggota lain menghormati keputusan Kim.
Meski demikian, Bank Dunia tanpa Kim diharapkan tetap konsisten mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan di negara berkembang.
”Lembaga ini (Bank Dunia) harus tetap dijaga misi utamanya, yaitu memerangi kemiskinan hingga hilang dan pemerataan kesejahteraan,” ujar Sri Mulyani. (AFP/REUTERS)