SDM Industri Furnitur Dituntut Adaptif terhadap Perubahan Pasar
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
KENDAL, KOMPAS — Industri furnitur lokal mesti siap menghadapi pergeseran pasar furnitur dunia dari penyediaan produk jadi ke model khusus sesuai gaya hidup. Untuk itu, diperlukan tenaga kerja industri yang kompeten dan mendukung inovasi desain produk yang mengikuti selera pasar.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto pada peresmian kampus Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu di Kawasan Industri Kendal, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, Kamis (10/1/2019), mengatakan, industri furnitur kini merupakan sektor yang berbasis gaya hidup.
”Menghadapi perubahan zaman, kesiapan SDM furnitur terutama di Jawa Tengah menjadi tantangan. Untuk itu, pendidikan vokasi perlu terus dikembangkan agar industri itu lebih berdaya saing,” katanya.
Peresmian Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu dihadiri antara lain Menteri Pendidikan Singapura Ong Ye Kung dan Bupati Kendal Mirna Annisa. Politeknik itu tindak lanjut nota kesepahaman (MOU) dalam peringatan 50 tahun hubungan diplomatik RI-Singapura.
Airlangga menuturkan, Jateng merupakan basis industri furnitur yang menyumbang 57 persen dari total ekspor furnitur nasional. Untuk itu, SDM pun perlu terus dikembangkan.
”Politeknik ini mengadopsi dua sistem, kombinasi teori dan praktik di perusahaan yang dikembangkan bersama Swiss. Lulusan akan sesuai dengan kebutuhan industri ke depan,” katanya.
Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu mulai beroperasi pada 1 Oktober 2018 dengan tiga program studi, yakni Teknik Produksi Furnitur, Desain Furnitur, dan Manajemen Bisnis Industri Furnitur. Angkatan pertama berjumlah 99 orang dan bakal ditempatkan di 16 perusahan industri furnitur.
Ong Ye Kung menuturkan, kerja sama tak terlepas dari upaya Indonesia menghadapi revolusi industri 4.0 atau generasi keempat, yakni dengan menarik investasi dan memperbanyak lapangan pekerjaan. Guna mendukung itu, penting menyediakan tempat pelatihan, termasuk politeknik.
Ia menambahkan, Singapura bangga dapat berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia. ”Saat Indonesia kuat, maka ASEAN pun semakin kuat, yang pada akhirnya juga akan lebih banyak menarik investasi ke negara kami. Ini win-win solution,” kata Ong Ye Kung.
Menurut Direktur Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu Tri Ernawati, mahasiswa disiapkan mengikuti perkembangan teknologi terkini. Sejumlah mahasiswa berasal dari Kabupaten Jepara, yang dikenal sebagai salah satu sentra industri furnitur di Jateng.
Pengembangan KIK
Airlangga menuturkan, penyiapan SDM industri furnitur juga bagian dari pengembangan kawasan industri di Indonesia, termasuk Kawasan Industri Kendal (KIK). Pihaknya mendorong peningkatan kapasitas indutri yang juga akan meningkatkan ekspor. Selain industri-industri di bidang logistik, didorong juga antara lain industri sepatu, garmen, dan komponen.
Saat ini, kata Airlangga, ada sekitar 20 perusahaan atau industri di KIK dengan total investasi Rp 5 triliun serta serapan tenaga kerja 2.000 orang. ”Untuk 2019, nantinya total ada 50 perusahaan. Mereka sudah komitmen. Total serapan tenaga kerja nantinya 5.000 orang,” katanya.
Bupati Kendal Mirna Annisa menuturkan, pengembangan KIK berkontribusi positif bagi daerah, salah satunya serapan tenaga kerja. Ke depan, ia berharap, industri akan semakin tumbuh dan Kendal serta Jateng akan semakin diminati oleh investor.