JAKARTA, KOMPAS — Industri pariwisata sektor pertemuan, insentif, konferensi, dan pameran (meeting, incentive, conference, and exhibition/MICE) di Indonesia belum tergarap maksimal. Belum banyak acara MICE tingkat dunia diselenggarakan di Indonesia. Padahal, jika MICE digarap dengan lebih serius, devisa yang dihasilkan akan jauh lebih besar karena daya beli wisatawan MICE lebih kuat dibandingkan dengan wisatawan biasa.
”Wisatawan MICE mempunyai pengeluaran yang lebih besar dari wisatawan biasa. Mereka bisa berubah jadi wisatawan biasa sebelum dan setelah acara,” kata Direktur Alcor Prime Jim Tehusijarana dalam jumpa pers menjelang penyelengaraan Indonesia International MICE Expo (IIME) 2019 di Jakarta, Kamis (10/1/2019).
IIME 2019 akan diselenggarakan di Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, pada 2-3 Mei 2019. Acara bisnis dengan bisnis (B2B) ini mempertemukan antara lain pelaku industri MICE dengan pembeli dari korporasi, operator perjalanan, pengorganisasi acara dan pernikahan, serta profesional konferensi.
Jim memaparkan, berdasarkan data International Congress and Convention Association (ICCA), Indonesia ada di peringkat ke-42 dunia dan peringkat ke-12 di kawasan Asia Pasifik untuk penyelenggaraan MICE. Pada 2019, akan ada 150 acara MICE di Indonesia dengan devisa yang diproyeksikan sebesar 2,5 miliar dollar AS.
”Pemerintah menargetkan 2 juta wisatawan MICE di Indonesia. IIME diselenggarakan untuk mendukung target pemerintah ini,” kata Jim.
Jim menambahkan, target transaksi yang akan didapat dari kegiatan ini sebesar Rp 50 miliar dan bisa mendatangkan 100 pembeli dari luar negeri dan 1.000 pengunjung dari latar belakang MICE.
Ketua Pelaksana IIME Panca R Sarungu mengatakan, selama ini kegiatan MICE yang cukup besar dan sering dihelat di Indonesia adalah pertunjukan musik. Padahal, pertunjukan lain juga sangat berpotensi digelar di Indonesia.
”MICE juga lebih banyak dilakukan di Bali. Padahal, kota-kota lain juga dikembangkan untuk MICE,” kata Panca yang juga CEO rajaMICE.com.
Destinasi MICE lebih bersifat bisnis yang mempunyai karakteristik sangat berbeda dibandingkan dengan kesenangan atau santai. Saat ini pemerintah fokus mengembangkan MICE di tujuh kota, yaitu Jakarta, Yogyakarta, Bandung, Surabaya, Medan, dan Lombok.