JAKARTA, KOMPAS – Edukasi catur di sekolah bermanfaat bagi perkembangan daya pikir, kreativitas, dan kedisiplinan para siswa. Dengan adanya catur di sekolah, bibit-bibit unggul pecatur masa depan pun dapat ditemukan.
"Melalui catur, kita dilatih untuk berpikir sebelum melangkah. Dalam kehidupan sehari-hari, daya pikir seperti ini bermanfaat untuk membantu menganalisa guna memecahkan suatu persoalan," kata Dewan Pembina Perhimpunan Besar Persatuan Catur Seluruh Indonesia (PB Percasi) Eka Putra Wirya, di Jakarta, Sabtu (12/1/2019).
Hal ini diutarakan dalam festival "Chess in School" di Sekolah Menengah Atas Kristen 1 Badan Pendidikan Kristen Penabur (SMAK 1 BPK Penabur), Tanjung Duren, Jakarta Barat. Kegiatan hasil kerjasama antara BPK Penabur Jakarta dan PB Percasi merupakan pionir catur di sekolah. Eka berharap, dari kegiatan ini dapat menemukan bibit-bibit unggul generasi milenial catur.
Selain turnamen, festival ini juga diisi dengan hiburan dan edukasi catur yang diikuti oleh 283 peserta. Mereka merupakan siswa-siswi BPK Penabur dari jenjang Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), hingga Sekolah Menengah Atas (SMA).
Ketua BPK Penabur Jakarta Hadianto Yuwono menyampaikan, bibit-bibit unggul yang didapatkan melalui kegiatan turnamen catur ini akan terus diasah potensinya. "Pertandingan yang paling dekat, yaitu SEA Games pada September 2019 di Manila, Filipina. Kami berharap ada perwakilan dari BPK Penabur yang dapat turut mengharumkan nama bangsa," ujarnya.
Bibit-bibit unggul yang didapatkan melalui kegiatan turnamen catur akan terus diasah potensinya
Untuk ke depan, Hadianto mengatakan, pihak sekolah akan terus mendukung para siswa yang ingin berfokus di catur. Sebab, baginya catur dapat mengembangkan soft skill yang berguna bagi kehidupan para siswa, khususnya dalam menghadapi persaingan global.
"Dari kegiatan ini, kami akan melihat minat para siswa terhadap catur. Memang dari 80 sekolah BPK Penabur di Jakarta, belum semuanya ada ekstrakulikuler catur karena tergantung minat para siswa. Namun, apabila di sekolah jumlah peminatnya banyak, tentu akan kami fasilitasi," ujar Hadianto.
Selain itu, Ketua Umum BPK Penabur Adri Lazuardi juga menyampaikan hal senada. Menurutnya, pengembangan catur di kalangan para siswa dapat mengasah kemampuan daya pikir, bagaimana berpikir strategis, menguasai diri, dan bersaing secara sportif.
"Momen ini tentunya bukan yang terakhir. Setelah ini kami akan membuat perencanaan untuk menggelar roadshow di sekitar 15 kota besar lainnya di Indonesia. Tujuannya, agar menemukan banyak bibit muda pecatur Indonesia yang antusias dalam menjadi pecatur profesional," kata Adri.
Festival ini juga turut dimeriahkan dengan kehadiran para juara catur dunia, di antaranya Grandmaster Susanto Megaranto, International Master dan Woman Grandmaster Irine Kharisma Sukandar, International Master Taufik Halay, serta Woman FIDE Master Samantha Edithso.
Saat pembukaan, International Master Sean Winshand Cuhendi menampilkan pertandingan catur buta. Dalam pertandingannya, meski mata Sean ditutup menggunakan kain, namun dirinya tetap dapat memilih langkah-langkah strategis yang membuat lawan skakmat.
Selain itu, para juara catur dunia lainnya juga sempat mengadakan catur simultan. Setiap juara catur dunia melawan setidaknya empat orang sekaligus. Dengan sigap, mereka berpindah dari satu papan ke papan lainnya.
Sementara tangan-tangan para catur dunia memindahkan bidak catur, mata mereka memandang fokus pada setiap papan catur sambil mengatur strategi. Hanya memerlukan waktu sekitar sepuluh menit bagi mereka untuk memenangkan seluruh pertandingan.
"Kalau memang mau fokus menjadi pemain catur dunia, jangan setengah-setengah dalam berlatih. Melelahkan dan sulit sudah pasti, tetapi kalau kita terus menekuninya, hasil tidak akan mengkhianati proses," ujar Grandmaster Susanto Megaranto. (SHARON PATRICIA)