SAMOSIR, KOMPAS — Pemerintah Kabupaten Samosir dan Kepolisian Resor Samosir menemukan dugaan pembalakan liar di kawasan hutan areal penggunaan lain di Kecamatan Harian, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara. Petugas menemukan dua alat berat, satu gergaji mesin, dan empat truk. Setelah dibiarkan satu malam, alat bukti hilang dan terduga pelaku sudah pergi.
”Kawasan hutan yang dirambah ini merupakan daerah penyangga Danau Toba. Kawasan ini sangat penting untuk ekosistem Danau Toba,” kata Bupati Samosir Rapidin Simbolon, Jumat (11/1/2019).
Rapidin mengatakan, Pemkab Samosir dan Polres Samosir akan berupaya mengungkap perambahan kawasan hutan tersebut.
Camat Harian Roberton Manik mengatakan, dugaan pembalakan liar itu diketahui berdasarkan informasi dari masyarakat. Pemerintah dan kepolisian lalu menelusuri kawasan hutan yang dirambah, yakni di Desa Hariara Pintu di sekitar Jalan Dolok Sanggul-Sidikalang. Setelah dicek, kawasan itu merupakan kawasan hutan areal penggunaan lain (APL). Sementara Pemkab Samosir tidak pernah memberikan izin pemanfaatan di APL tersebut.
Peninjauan ke lapangan yang dilakukan pemerintah dan aparat Polsek Harian berserta Koramil Harian telah dilakukan, Rabu (9/1/2019) siang. ”Kami menemukan empat truk berukuran sedang tengah parkir di desa tersebut. Berdasarkan penuturan warga, truk itu akan mengangkut kayu dari dalam hutan,” kata Roberton.
Petugas lalu masuk ke dalam hutan menggunakan tigasepeda motor melalui jalan tanjakan yang berlumpur dan rawa. Setelah menelusuri jalan sejauh 5 kilometer, petugas menemukan kawasan hutan APL yang kayunya telah dirambah sebagian.
Tampak jalan darurat yang bercabang ke beberapa tempat di kawasan itu. Ditemukan juga jejak truk dan alat berat di jalan itu. Sejumlah bekas kayu yang ditebang juga terlihat di sana. Petugas menemukan satu alat berat penjepit kayu, tetapi tidak ada orang di sana.
Mereka kembali lagi masuk ke dalam hutan dan menemukan satu lagi alat berat penjepit kayu. Mesin alat berat itu masih panas tetapi tidak ada orang.
Tak kembali
Namun, tak jauh dari temuan alat berat, kata Roberton, pihaknya menemukan dua orang yang sedang memegang gergaji mesin. Di kejauhan juga terdengar suara gergaji mesin. ”Kami lalu menyuruh kedua orang itu memanggil rekannya yang sedang menggergaji tersebut,” kata Roberton.
Dua orang itu diminta meninggalkan gergaji mesinnya lalu pergi ke arah rekannya. Namun, mereka tidak kunjung kembali.
Setelah menunggu beberapa lama, petugas memutuskan kembali ke desa. Mereka membawa serta gergaji mesin, tetapi meninggalkan alat berat di lokasi tersebut.
Saat tiba di desa, empat truk yang sebelumnya menunggu telah pergi. Esoknya, kata Roberton, petugas kembali lagi ke lokasi tetapi tidak menemukan lagi dua alat berat tersebut.
Kepala Polres Samosir Ajun Komisaris Besar Agus Dorajat mengatakan, pihaknya akan menyelidiki dugaan pembalakan liar tesebut. Mereka akan membentuk tim bersama Pemkab Samosir untuk mengungkap pembalakan liar tersebut.
Aktivis Lingkungan dari Jendela Toba, Mangaliat Simarmata, mendesak Polres Samosir menangkap dan menindak pelaku perambahan Hutan Tele, Samosir. Para pelaku sudah jelas diketahui dan barang bukti juga mencukupi.
”Kami menyatakan perbuatan para pelaku itu biadab karena hutan penyangga di kawasan Danau Toba sudah sangat kritis. Banjir dan longsor terus terjadi di tujuh kabupaten di kawasan Danau Toba menimbulkan korban jiwa dan materi. Kami minta kepolisian bertindak cepat menangkap dan menindak para pelaku,” kata Mangaliat.
Apalagi Danau Toba sudah menjadi kawasan strategis nasional dan destinasi wisata utama di tanah air. Seharusnya kawasan hutannya pun terjaga dengan baik.