CEKO, JUMAT - Otoritas Polandia, Jumat (11/1/2019), telah menangkap seorang warga China dan warga setempat atas tuduhan bekerja sebagai mata-mata atau spionase untuk Beijing.
Kantor berita Perancis melaporkan, pria warga China yang ditangkap tersebut diidentifikasikan oleh otoritas setempat adalah Wijing W, pimpinan Huawei. Pada saat yang sama, ada juga warga Polandia bernama Piotr D yang ditangkap.
Media Polandia memberitakan, Piotr sebagai mantan agen perusahaan layanan intelijen Badan Keamanan Dalam Negeri (ABW). Saat ini, ia bekerja sebagai konsultan keamanan siber di Orange, perusahaan penyedia telpon seluler asal Perancis.
"Mereka diduga bekerja untuk China dan merugikan Polandia. Investigasi telah berlangsung selama beberapa saat dan ditangani dengan sangat hati-hati," kata Juru Bicara Layanan Khusus Polandia Stanislaw Zaryn, Jumat.
Zaryn menambahkan, aksi Weijing merupakan aksi individu dan tidak ada hubungannya dengan Huawei Technologies Cos Ltd. Huawei telah mendapat pengawasan ketat dalam beberapa bulan terakhir di sejumlah negara seperti Australia, Selandia Baru, Jepang, Ceko, dan Kanada.
Pada Desember 2018, Agen Keamanan Siber Ceko memperingatkan agar tidak menggunakan perangkat lunak dan perangkat keras Huawei dan ZTE karena menimbulkan ancaman terhadap keamanan negara.
Kementerian Luar Negeri China menyampaikan keprihatinannya terhadap penangkapan warganya di Polandia. Manajemen Huawei mengatakan pihaknya telah menerima kabar tersebut dan sedang mempelajarinya lebih jauh.
Pada 11 Desember 2018, otoritas Kanada menangkap Wakil Presiden Huawei Meng Wanzhou. Ia dituduh menyiasati rentang kendali kelompok usaha Huawei agar dapat mengekspor ke Iran. Penangkapan itu terjadi beberapa saat setelah kabar penahanan mantan diplomat Kanada Michael Kovrig oleh China merebak. (Kompas.id, 13/12/2018)
Selain itu, sejumlah negara seperti Amerika Serikat, Jepang, Australia, Selandia Baru, dan Inggris telah mengeluarkan larangan penggunaan produk telekomunikasi Huawei dan ZTE. Beberapa di antaranya juga telah memblokir Huawei untuk membangun jaringan internet generasi terbaru 5G.
Di sisi lain, Huawei menyampaikan pada 2018 telah menandatangani nota kesepahaman (MOU) untuk penggunaan teknologi 5G dengan 45 operator di Asia, Eropa, dan Amerika Utara.
"Huawei mematuhi semua hukum dan peraturan yang berlaku di negara di mana ia beroperasi. Kami mewajibkan setiap karyawan untuk mematuhi hukum dan peraturan di negara tempat mereka tinggal," tulis Huawei dalam keterangan pers, Jumat, seperti dikutip dari Reuters. (AFP, REUTERS)