Bersepeda Bambu, Jokowi temui Pendukung
Panas menyengat tak menyurutkan langkah alumni berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta se-Indonesia. Usia muda sampai yang lebih senior bergabung menjadi satu di Plaza Tenggara Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (12/1/2019) siang. Bahkan ada yang sudah menggunakan alat bantu untuk berjalan.
Kaus berwarna kuning, biru, putih bertulisan biru, ataupun kaus jingga bergabung menjadi satu. Bermacam-macam tulisannya. Alumni ITB untuk Jokowi. Arek ITS Pilih Jokowi. Parahyangan keur Jokowi.
Para pengguna beragam kaus itu antara lain mengaku sebagai alumni Universitas Indonesia, Universitas Trisakti, Institut Teknologi Bandung, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Universitas Airlangga Surabaya, Institut Pertanian Bogor, Universitas Padjajaran, dan Universitas Pancasila. Semua berkumpul untuk menyatakan dukungan kepada pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 01 Joko Widodo dan Ma’ruf Amin.
Jokowi tiba sekitar jam 16.15. Bersepeda bambu, Jokowi meluncur naik ke panggung yang disiapkan. Sepeda bambu ini spesial karya Singgih Susilo, alumnus ITB yang memproduksi sepeda yang kini diburu konsumen mancanegara. Para alumni berseru. “Aduh, terharu, badannya kecil banget ya,” ujar seorang ibu yang terkagum-kagum dengan kinerja Jokowi.
Banyak yang sontak mengangkat telepon pintar dan mengabadikan momen tersebut. Acara diawali menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya secara bersama-sama. Konduktor ternama Addie MS memimpin.
Salah seorang alumnus UI, Lala Karmela, memimpin pembacaan deklarasi. “Kami alumni UI dan semua yang hadir di sini percaya bahwa Indonesia membutuhkan pemimpin yang memperjuangkan rakyat lebih sejahtera, damai, dan bermartabat. Kami melihat Indonesia maju pesat berkat Bapak Jokowi. Demi Indonesia, kami alumni UI dan semua yang hadir di sini menyatakan dukungan kami terhadap pasangan nomor satu,” ujarnya.
Kepada para alumni, Jokowi menceritakan pengalamannya belajar mengelola pemerintahan sewaktu menjabat Wali Kota Solo untuk pertama kali. “Dari dunia bisnis ke dunia pemerintahan, saya terkaget-kaget dan harus banyak belajar. Hampir 1,5 tahun saya belajar, belajar, belajar, pagi siang malam pagi siang malam,” ujarnya.
Setelah periode kedua Wali Kota Solo yang dimenangi dengan perolehan suara 91 persen, Jokowi melaju di Pilkada DKI. Pengalaman mengelola sebuah kota menjadi modal untuk mengelola pemerintahan di Provinsi DKI yang kompleks.
“Karena memiliki basis mengelola kota dan provinsi, ketika masuk mengelola negara, saya biasa-biasa saja. Itulah begitu pentingnya pengalaman dalam pemerintahan,” tutur Jokowi yang didampingi Puan Maharani, Moeldoko, Johan Budi, dan Budi Karya Sumadi.
Kepada para alumni ini, Jokowi juga memaparkan apa yang sudah dikerjakannya mulai pembangunan infrastruktur besar, pendistribusian Kartu Indonesia Sehat dan Kartu Indonesia Pintar yang memungkinkan warga tidak mampu mengakses layanan kesehatan dan pendidikan, serta dana desa yang membangun desa-desa.
“Rp 257 triliun digelontorkan ke 73.000 desa di seluruh Indonesia dan itu semua jadi ‘barang’,” tutur Jokowi.
Fitra, yang mengaku sebagai alumnus Unair angkatan 93 menimpali. “Tapi jangan sampai dikorupsi yah, Pak,” ujarnya.
Jokowi pun menyebutkan sekitar 108.000 km jalan desa, 6.900 pasar desa, ribuan jembatan-jembatan dan saluran irigasi yang dibuat di berbagai desa dengan dana desa.
Selain itu, Jokowi sekaligus menegaskan tantangan yang dihadapi negara sebesar Indonesia tentu juga besar. Namun, semua tidak boleh lemah apalagi takut terhadap tantangan-tantangan.
“Kita harus optimis. Kita harus optimis. Kita harus optimis. Jangan sampai ada pesimisme di antara kita. Jangan sampai ada yang bilang Indonesia bubar, tidak ada! Jangan sampai ada yang bilang Indonesia punah, tidak ada! Saya katakan, tidak ada! Saya kadang jengkel dan marah untuk hal-hal seperti itu. Bagaimana negara sebesar kita ini bisa kita bangun kalau tanpa optimisme. Sesulit apapun rintangan, tantangan, dan hambatannya itu, kita harus bersama-sama membangun negeri ini,” tutur Jokowi.
Acara pun diakhiri dengan foto bersama dan menyanyikan bersama lagu-lagu nasional seperti Mars Pancasila, Rayuan Pulau Kelapa, dan Bangun Pemudi Pemuda.
Sadmono alumnus FISIP UI angkatan tahun 1981 mengatakan mendukung Jokowi karena sosok ini jujur, tidak nepotisme, tidak kolusi, dan benar-benar membangun negeri mulai dari infrastruktur jalan tol, bendungan, bandara, dan lainnya.
Sharmi Wiranatakusuma dan Rani Sumawinata, yang menyatakan sebagai alumni arsitektur ITB angkatan 1967, juga menghadiri acara ini. Sharmi melihat sosok Jokowi yang jujur, pekerja keras, dan sangat perduli rakyat memungkinkan rakyat kecil bisa baik derajat ekonominya.
Jokowi, kata Rani, juga menumbuhkan kebanggaan sebagai bangsa, semua daerah semakin bersih dan rapi, sehingga warga di daerah juga memiliki kebanggaan dan kepercayaan diri. Ketika budaya berubah, saling menghargai serta saling menjaga juga ikut tumbuh.
Perbedaan pandangan politik juga dirasakan Sadnowo di kelompok media sosialnya. Namun, ketika sebagian besar mendukung Jokowi, teman-teman yang berbeda pilihan politik tidak malah memaksakan pilihannya. Pertemanan pun berlanjut kendati beda pilihan politik.