Dian yang Tak Kunjung Padam
Deretan musisi dan penyanyi senior Tanah Air menghadirkan karya-karya almarhum Dian Pramana Poetra di acara ”Tribute untuk Dian Pramana Poetra”, Rabu (9/1/2019). Karya yang tak sekadar indah, tetapi juga berbobot dan punya kekuatan besar menembus pasar.
”Kak Dian Pramana Poetra yang tercinta, terima kasih banyak telah memberikan Indonesia melodi-melodi yang indah, telah memberikan kami lagu-lagu yang cantik. Dan bahagialah kita semua, karena kita pernah menjadi bagian dari perjalanan karya Dian Pramana Poetra.”
Kalimat itu diucapkan penyanyi Trie Utami di panggung Venue of The Stars, Lippo Mall Kemang, Jakarta, Rabu (9/1) malam. Trie menjadi salah satu dari deretan musisi dan penyanyi yang bergabung dalam acara ”Tribute untuk Dian Pramana Poetra”.
Pencipta lagu dan penyanyi Dian Pramana Poetra, yang populer di era 1980-an, meninggal di usia 57 tahun pada 27 Desember 2018. Sepanjang kariernya, lagu-lagu Dian banyak mewarnai dunia musik Tanah Air, dinyanyikan oleh banyak penyanyi, juga menyabet banyak penghargaan.
Konser malam itu menjadi ajang penghormatan bagi karya-karya Dian, sekaligus penggalangan donasi bagi keluarga almarhum Dian.
Sejenak, suasana yang semula riuh berubah hening. Seluruh yang hadir menyimak kalimat Trie Utami sebelum dia melantunkan ”Kuingin Kau Ada” diiringi piano oleh Dian HP. Denting piano yang melodius mengantar lirik indah ”Kuingin Kau Ada”.
”Tahun 1987 saat kami rekaman untuk 7 Bintang, di akhir sesi rekaman, Mas Dian dan Mas Deddy memberikan lagu ini untuk saya. Waktu itu saya masih anak bawang,” tutur Trie tentang lagu itu.
Dalam perjalanannya, ”Kuingin Kau Ada” kemudian juga dinyanyikan oleh penyanyi Yuni Shara. Lagu itu menjadi salah satu lagu di album Yuni berjudul Jalan Terbaik yang dirilis tahun 2009. Rabu malam, Yuni yang juga berpartisipasi di acara itu menyanyikan ”Oh Ya” yang berirama riang.
Melodi indah
Selain Yuni dan Trie Utami, tampil penyanyi dan musisi
Tanah Air yang perjalanan karier mereka memiliki persinggungan dengan almarhum Dian Pramana Poetra. Di antaranya Addie MS, Memes, Ajie Soetama, Elfa’s Singers, Dwiki Dharmawan dan Ita Purnamasari, Mus Mujiono, Otti Jamalus & Yance Manusama, Rita Effendi, Keenan Nasution, Vina Panduwinata, hingga Fryda Lucyana.
Tampil pula sejumlah nama seperti Syaharani, Katiga, The Kadrijimmo berkolaborasi dengan Nina Tamam, serta Danilla Riyadi. Semuanya tampil pro bono, diiringi Audiensi Band yang dikomandani Donny Hardono.
Di atas panggung, setiap musisi dan penyanyi berkisah tentang persinggungan mereka dengan Dian di dunia musik. Penonton yang mayoritas juga senior manggut-manggut menyimak setiap kisah. Mayoritas, mereka hafal lagu-lagu yang dibawakan dan tak sungkan ikut menyanyi. Tentu juga berdonasi.
Ita Purnamasari mengungkapkan, persinggungannya dengan Dian terjadi tahun 1996 dalam proses pembuatan album Semakin Sayang Semakin Cinta. ”Saya sempat minta Mas Dian menyumbang lagu untuk album saya itu,” tutur Ita yang malam itu menyanyikan ”Semua Jadi Satu”.
Album Semakin Sayang Semakin Cinta adalah album spesial Ita karena direkam di Los Angeles, Amerika Serikat. Lagu Dian yang ada di album tersebut berjudul ”Tiada Yang Seperti Kamu”.
”Lagunya keren banget, indah banget. Di situ Mas Dian men-direct aku langsung dan ikut jadi backing vokal,” ujar Ita. Lagu itu juga lalu menjadi lagu latar untuk sinetron Mawar Sejati Mawar Berduri.
Menurut Ita, lagu-lagu Dian tak sekadar bagus, tetapi juga indah dan berdaya jual. ”Jadi enggak sekadar lagu enak, gampang dinyanyiin. Tapi lagunya indah, berbobot, dan komersil,” kata Ita.
Punya prinsip
Dian lahir dari keluarga musikal, bapaknya mahir bermain musik jazz dan sang ibu penyanyi keroncong. Ia mengawali jejaknya di dunia musik bersama kelompok vokal Bourest bentukan Yoppie Doank tahun 1977. Bersama Bourest, Dian merekam lagu ”Pengabdian” dan menyabet juara 3 Lomba Cipta Lagu Remaja Prambors Rasisonia tahun 1980.
Tahun 1982, Dian bergabung dalam kelompok Transs sebagai vokalis menggantikan Fariz RM. Dari situ, Dian lantas masuk dapur rekaman dan merilis album perdana pada tahun 1983 bertajuk Indonesian Jazz Vocal didukung Billy J Budiardjo dan Erwin Gutawa. Album keduanya berjudul Intermezzo.
Jejak Dian di dunia musik makin panjang. Dia antara lain bergabung dengan Deddy Dhukun, membentuk 2D hingga melahirkan banyak proyek musik lainnya.
Sempat vakum beberapa saat karena merasa tersingkir oleh penyanyi-penyanyi yang lebih muda, Dian kemudian aktif kembali di dunia musik Tanah Air. Dia antara lain tampil di Java Jazz Festival, juga Festival 90’s bersama Deddy Dhukun pada November 2018. Penampilannya kembali itu mendapat sambutan sangat meriah.
Deddy Dhukun yang menggagas acara ”Tribute untuk Dian Pramana Poetra” bersama Addie MS, Bens Leo, dan Donny Hardono mengenang Dian sebagai sosok yang keras dalam prinsip, baik secara pribadi maupun dalam bermusik.
”Secara pribadi Om Dian itu orangnya keras, enggak mau diatur. Begitu pun dalam bermusik, keras, enggak mau diatur. Contohnya saat dia mau gabung bikin 2D sama saya. Dia bikin konsep yang susah, lalu ditawarkan ke saya. Saya bilang, Om Dian, maaf, kalau Om Dian bikin lagu saya saja yang mau nyanyi enggak bisa, apalagi orang lain? Dia marah. Ya udah, kita bubar saja enggak usah bikin,” kenang Deddy.
Namun, setelah melihat proyek Deddy bersama Fariz RM di Jakarta Rhythm Section sukses di pasaran, Dian akhirnya mau berkompromi. ”Dia balik ke saya, dia bilang Om Deddy terserah, deh, mau bikin apa, saya ikut,” kata Deddy.
Keduanya lantas sepakat membuat musik pop komunikatif. Lagu-lagu mereka dibuat mudah, tetapi tidak murahan. Deddy lebih banyak bertanggung jawab pada lirik, sementara Dian membuat notasi lagu, dengan catatan masih dalam batasan dan jangkauan Deddy.
”Karena kalau dia bikin susah. Akhirnya dia mau, kalau susah saya revisi. Akhirnya lahir lagu 2D, K3S, 7 Bintang,” kenang Deddy.
Sebagai teman dan sesama musisi, Deddy kagum dengan prinsip Dian yang selalu membuat musik dengan warnanya sendiri. Lagu-lagu Dian juga selalu everlasting, berumur panjang, bahkan hingga hari ini.
”Contohnya lagu ’Masih Ada’. Dari tahun 1987 sampai sekarang kalau kita nyanyi masih banyak yang ikutan nyanyi. ABG-ABG juga nyanyi,” kata Deddy.
Ibarat dian yang tak kunjung padam, begitu pula lagu-lagu Dian.