Kinerja Jadi Bahan Pertimbangan
Capres 01, Joko Widodo, menerima dukungan alumni perguruan tinggi di Indonesia. Sementara itu, cawapres 02, Sandiaga Uno, berkampanye di kampung halaman Jokowi.
JAKARTA, KOMPAS Kelompok masyarakat yang menyatakan diri sebagai alumni berbagai perguruan tinggi di Indonesia menyatakan dukungan kepada Joko Widodo yang kembali maju sebagai calon presiden pada Pemilu 2019. Sebagian masyarakat itu menyatakan faktor kinerja Jokowi pada periode pertama menjadi salah satu bahan pertimbangan mereka sebelum menyatakan dukungan.
Pernyataan dukungan itu disampaikan oleh massa yang berkumpul di Plaza Tenggara Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (12/1/2019) sore. Mereka mengaku sebagai alumni dari berbagai perguruan tinggi baik negeri maupun swasta, seperti Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Institut Pertanian Bogor, Universitas Padjadjaran, Universitas Parahyangan, Universitas Trisakti, Universitas Pancasila, dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.
Jokowi, yang hadir dalam acara deklarasi itu, naik ke panggung dan memaparkan hal yang sudah dikerjakannya, seperti pendistribusian Kartu Indonesia Sehat dan Kartu Indonesia Pintar, dana desa, dan pembangunan infrastruktur.
Pada hari yang sama, calon wakil presiden nomor urut 02, Sandiaga Uno, memilih berkampanye programatik melalui kampanye tatap muka dengan masyarakat di kampung halaman Jokowi di Solo, Jawa Tengah. Sandi memaparkan isu ekonomi yang menjadi salah satu program pasangan calon Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Kinerja dan figur
Saat berbicara di panggung, Jokowi menekankan, pengalaman sangat diperlukan dalam memimpin negara sebesar Indonesia. Menurut dia, mengelola birokrasi dan pemerintahan sangat berbeda dengan mengelola perusahaan. Jokowi lalu menceritakan pengalamannya mengelola pemerintahan saat menjadi wali kota Solo.
”Dari dunia bisnis ke dunia pemerintahan, saya terkaget- kaget dan harus banyak belajar. Hampir 1,5 tahun saya belajar, belajar, belajar, pagi siang malam,” tuturnya.
Menurut Jokowi, pengalaman saat menjadi wali kota Solo itu menjadi modal mengelola pemerintahan di Provinsi DKI Jakarta yang lebih kompleks. ”Karena memiliki dasar mengelola kota dan provinsi, ketika mengelola negara, saya biasa-biasa saja. Itulah begitu pentingnya pengalaman dalam pemerintahan,” ujar Jokowi.
Jokowi juga mengatakan, pembangunan infrastruktur adalah syarat dan fondasi untuk bersaing dengan negara-negara lain. Setelah fokus pembangunan infrastruktur, pembangunan sumber daya manusia secara besar-besaran akan dilakukan.
Beberapa warga yang hadir mengatakan mendukung Joko wi karena tertarik terhadap figur ataupun kinerjanya selama ini.
Sadmono, yang mengaku sebagai alumnus angkatan 1981 FISIP UI, mengatakan mendukung Jokowi karena ia sosok yang jujur, tidak nepotisme, tidak kolusi, dan benar-benar membangun negeri mulai dari infrastruktur, seperti jalan tol, bendungan, dan bandara.
Sharmi Wiranatakusuma, yang mengaku sebagai alumnus arsitektur angkatan 1967 ITB, melihat Jokowi sebagai sosok yang jujur, pekerja keras, dan sangat peduli rakyat sehingga memungkinkan rakyat kecil bisa naik derajat ekonominya.
Pada hari yang sama, kelompok alumni IPB yang mengatasnamakan Keluarga Alumni IPB (KamiPB) mendeklarasi dukungan kepada pasangan calon Joko Widodo-Ma’ruf Amin. Mereka mendeklarasikan dukungan itu atas inisiatif pribadi. Sebagian dari mereka juga ikut menghadiri deklarasi dukungan alumni perguruan tinggi kepada Jokowi di Jakarta.
Penanggung jawab KamiPB, Andreas Tanadjaya, mengatakan, dukungan diberikan sebagai bentuk apresiasi terhadap kinerja Jokowi sebagai presiden dalam empat tahun terakhir. Salah satunya apresiasi terhadap program pembangunan infrastruktur.
”Infrastruktur menjadi sarana dasar bagi kelancaran distribusi hasil pertanian, perkebunan, dan perikanan. Ini juga mendukung kelancaran kegiatan ekonomi pedesaan dan perkotaan serta mempermudah petani, pekebun, pedagang, dan nelayan menjual hasil produksinya,” tuturnya.
Program ekonomi
Di Solo, calon wakil presiden Sandiaga Uno menemui pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Sandiaga menjanjikan program insentif bagi pelaku UMKM berupa pajak nol persen. Program insentif pajak nol persen ini diperuntukkan bagi pelaku UMKM yang baru membuka usaha atau bertransformasi masuk ke teknologi digital dalam revolusi industri 4.0. Sebab, Sandi meyakini, dalam era revolusi industri 4.0, tanpa masuk ke teknologi digital, UMKM tidak akan mampu bertahan.
Menurut Sandi, insentif pajak itu diberikan untuk memberikan kelonggaran bagi UMKM agar dapat mengembangkan dan membesarkan usahanya tanpa dibebani pajak.
”Agar mereka bisa mendapatkan satu kelonggaran, dapat bernapas dulu, untuk mengembangkan dan membesarkan usahanya,” ujarnya.
Selain di Solo, Sandiaga juga menemui para pendukungnya di Desa Manang, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Ia menyatakan, pasangan Prabowo-Sandi akan menghadirkan program link and match, yaitu menyambungkan antara dunia usaha, perguruan tinggi, dan pemerintah. Program itu dihadirkan untuk memfasilitasi mahasiswa di masa studi 18 bulan terakhir sebelum lulus agar dapat magang dan bekerja di perusahaan-perusahaan swasta ataupun badan usaha milik negara atas fasilitas pemerintah.
”Program link andmatch ini insya Allah bisa menyesuaikan kebutuhan dunia usaha dan kesiapan mahasiswa-mahasiswa yang akan lulus,” katanya.
Menurut Sandi, program link and match difokuskan untuk industri berbasis industri kreatif, industri pariwisata, dan industri berbasis teknologi digital. Perusahaan-perusahaan yang berpartisipasi bakal diberi insentif baik fiskal maupun nonfiskal.(INA/E02/RWN)