Menjadi unggulan keempat di turnamen grand slam Australia Terbuka membuat Naomi Osaka menjadi sorotan. Namun, bintang tenis asal Jepang itu menegaskan, dirinya tidak mau berpikir terlalu jauh dan memasang target terlalu tinggi. Osaka hanya ingin menunjukkan penampilan terbaiknya pada setiap laga yang dijalani.
Australia Terbuka akan bergulir di Melbourne Park, 14-27 Januari. Bagi Osaka, ini menjadi grand slam pertama setelah menjadi juara Amerika Serikat Terbuka, September 2018. Sukses ini yang membuatnya menjadi salah satu unggulan di Melbourne, setelah tahun lalu tersingkir di babak 32 besar dari Simona Halep.
Halep menjadi unggulan pertama dan petenis Romania itu berpeluang menjadi lawan Osaka di semifinal. Adapun unggulan kedua Angelique Kerber (Jerman) dan juara bertahan Caroline Wozniacki (Denmark) yang menjadi unggulan ketiga ditempatkan di paruh bawah undian.
Kepada media, Osaka mengatakan tidak mau terlalu jauh melihat ke depan. ”Saya harus mengambil kesempatan pertama. Tidak ada yang mau kalah pada babak pertama. Itu menjadi tujuan pertama saya,” katanya di di Rod Laver Arena, Melbourne Park, Sabtu (12/1/2019).
Secara bertahap, Osaka ingin dapat melalui babak demi babak hingga babak akhir. ”Itu menjadi tujuan berikutnya. Mudah-mudahan setelah itu saya bisa masuk semifinal. Lalu, selanjutnya saya bisa memikirkan babak final dan menang,” ujar petenis berusia 21 tahun itu.
Osaka mengatakan, ada begitu banyak pemain bagus dalam turnamen ini. Semua pemain pasti menginginkan gelar juara. Oleh karena itu, Osaka memasang pola pikir bahwa tujuan pertamanya bukanlah langsung memenangi turnamen ini.
RIntangan sudah akan dihadapi Osaka pada babak pertama, yaitu bertemu Magda Linette. Petenis Polandia itu pernah mengalahkan Osaka dalam satu-satunya pertemuan terdahulu mereka, di Washington DC, tahun lalu, lewat laga yang berlangsung tiga set.
”Linette bermain sangat baik. Dia pemain yang konsisten. Dia tidak benar-benar kehilangan bola,” kata Osaka seperti dikutip laman sporting news. Sebaliknya, Osaka merasa banyak melakukan kesalahan sendiri. Kekalahan itu telah menjadi pelajaran berharga agar lebih waspada pada pertemuan mereka di Melbourne, Selasa (15/1).
Atasi tekanan
Selain Halep, lawan lain yang berpeluang dihadapi Osaka pada semifinal adalah rival yang dikalahkannya pada final AS Terbuka 2018, Serena Williams.
Penggemar tenis tentu masih ingat, kemenangan Osaka di AS Terbuka sempat diwarnai kemarahan Serena terhadap wasit. Usai pertandingan, Osaka bercucuran air mata karena insiden ini. Banyak orang kemudian khawatir bahwa petenis muda itu menjadi kewalahan dengan situasi yang dihadapi. Kombinasi dari tekanan sebagai petenis pertama Jepang yang merebut gelar grand slam dan banyaknya dukungan fanatik, dikhawatirkan membuat prestasinya anjlok.
Akan tetapi, pengalaman di dalam dan luar lapangan itu telah menempa Osaka menjadi lebih dewasa dan bijak menjalani hidup. “Tujuan terbesar saya adalah menjadi lebih dewasa sebagai pribadi. Saya merasa seperti diri saya sendiri, tetapi, ada bagian lain di diri saya seperti mempunyai mentalitas anak berusia tiga tahun," katanya.
Seiring berjalannya waktu, kedewasaan, ketenangan, dan kepercayaan diri Osaka tumbuh. Dalam enam bulan terakhir, misalnya, dia sudah lebih percaya diri untuk berhadapan dengan media. “Saya merasa lebih nyaman berbicara dengan orang lain. Saya sudah berada di posisi bahwa wawancara dengan media itu harus saya lakukan. Itu tak bisa saya hindari lagi," kata dia.
Di hadapan media, ada kalanya Osaka mengolok-olok dirinya sendiri, apalagi ketika dia terkenang betapa pemalu dirinya beberapa tahun lalu. Saat ini, Osaka bisa lebih tenang berhadapan dengan awak pers. Kadang-kadang, dia juga melontarkan lelucon yang mengundang tawa para jurnalis.
Saat seorang jurnalis bertanya apa kegiatannya di luar turnamen tenis, misalnya, Osaka menjawab bahwa dirinya senang menulis buku harian. “Jadi setiap malam sebelum tidur saya akan menulis lelucon sehingga cerita itu bisa dibagikan kepada kalian," katanya.
Saat jurnalis kembali bertanya apa lelucon yang dia tulis, Osaka menjawab: “Ya itu tadi leluconnya. Saya hanya bercanda,” katanya sambil tertawa.