Pembangunan Jembatan di Nias Mendesak Diselesaikan
Oleh
Nikson Sinaga
·3 menit baca
GUNUNGSITOLI, KOMPAS — Pembangunan jembatan di jalan nasional di Kecamatan Gido, Kabupaten Nias, Sumatera Utara, mendesak diselesaikan. Jembatan darurat hanya bisa dilalui bergantian dan tidak bisa dilewati truk besar. Dalam sebulan terakhir, truk dari Kota Gunungsitoli menggunakan jalan alternatif melalui pegunungan yang lebih jauh agar bisa ke Nias Selatan.
”Pembangunan jembatan ini harus segera diselesaikan agar tidak merugikan perekonomian masyarakat. Jalan ini merupakan urat nadi perekonomian yang menghubungkan Kota Gunungsitoli, Kabupaten Nias, dengan Nias Selatan,” kata anggota Dewan Perwakilan Daerah RI asal Sumut, Parlindungan Purba, saat berkunjung ke Nias, Sabtu (12/1/2019).
Pantauan Kompas, jembatan yang belum selesai dibangun adalah jembatan di Kecamatan Gido. Di samping jembatan dibangun jembatan sementara. Kendaraan pun bergantian dari masing-masing arah untuk melewati jembatan darurat dari kayu sepanjang 50 meter itu. Sebelumnya, jembatan darurat di sana pun sudah roboh saat dilintasi truk besar, 19 Desember lalu. Bekas jembatan darurat dan sebuah truk besar itu pun masih tampak berada di badan sungai.
Manajer Bagian Pembangkitan Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan PT Perusahaan Listrik Negara Nias C Mei Henston Pardede mengatakan, pengiriman bahan bakar dari pelabuhan di Gunung Sitoli ke pembangkit listrik di Nias Selatan terganggu karena jembatan tersebut belum bisa dilalui truk.
Mereka harus mengatur pengiriman bahan bakar untuk pembangkit di Nias Selatan agar tidak terjadi keterlambatan. Waktu tempuh yang sebelumnya hanya 4 jam menjadi 8 jam perjalanan karena harus melalui pegunungan dengan jarak tempuh yang lebih jauh.
Direktur PT Satu Tiga Mandiri Tukari Talunohi, kontraktor pembangunan jembatan di Gido, mengatakan, mereka terlambat melakukan pembangunan jembatan karena terkendala musim hujan dan pembebasan lahan. ”Kami juga kesulitan menyelesaikan pengerjaan jembatan karena jembatan darurat sempat roboh,” kata Talunohi.
Talunohi mengatakan, pengerjaan jembatan di Gido tersebut dimulai sejak Mei dan seharusnya selesai awal Desember. Ia mengatakan, mereka telah selesai membangun pilar jembatan. Pengerjaan tinggal pemasangan tiang grider dan pengecoran jembatan. ”Kami perkirakan pekerjaan jembatan ini bisa selesai pada 31 Januari ini,” katanya.
Talunohi mengatakan, jembatan darurat yang sebelumnya mereka bangun roboh setelah dilewati truk besar bermuatan dengan bobot sekitar 50 ton pada 19 Desember lalu. Para pekerja pun sudah melarang sopir tersebut melintasi jembatan darurat yang terbuat dari rangka besi dengan lantai kayu itu karena truk melebihi kapasitas jembatan.
”Namun, truk tersebut tetap memaksa lewat. Ketika berada di tengah jembatan, tiang besi pun bengkok dan jembatan roboh bersama truk itu,” kata Talunohi.
Jembatan itu pun putus total selama sepekan saat puncak arus lalu lintas Natal dan Tahun Baru. Jembatan darurat yang baru selesai dikerjakan sepekan kemudian. Saat puncak kepadatan arus lalu lintas, kendaraan harus mengantre sepanjang 3 kilometer.