JAKARTA, KOMPAS — Kepolisian belum bisa mengungkap pelaku teror terhadap Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Agus Rahardjo dan Wakil Ketua KPK Laode M Syarif, beberapa hari lalu. Kepolisian masih mendalami bukti-bukti yang ditemukan di kediaman kedua unsur pimpinan KPK itu.
”Tim Inafis (Indonesia Automatic Finger Print Identification System) dan Divisi Teknologi Informasi Polri saat ini sedang melakukan uji laboratorium terhadap sejumlah barang bukti yang ditemukan di dua lokasi kejadian,” kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Hubungan Masyarakat Kepolisian Negara RI Brigadir Jenderal (Pol) Dedi Prasetyo, Minggu (13/1/2019).
Sebelumnya, pada Jumat (11/1/2019) Dedi menjelaskan, tim Inafis Polri berusaha menyempurnakan sketsa wajah terduga pelaku teror di kediaman Ketua KPK Agus Rahardjo dengan teknologi rekam wajah digital. Hasil rekam wajah digital itu selanjutnya akan dicocokkan dengan sidik jari pelaku yang ditemukan di pipa bom palsu yang ditemukan di rumah Agus.
Sementara untuk mengungkap pelaku teror di rumah Wakil Ketua KPK Laode M Syarif, polisi sedang menganalisis sidik jari yang ditemukan di bom molotov.
Menurut Dedi, seluruh proses tersebut tidak akan memakan waktu lama karena polisi akan dibantu dengan basis data kependudukan dari Kementerian Dalam Negeri. Basis data kependudukan memuat sekaligus sidik jari dan foto warga, selain biodata lain, seperti nama dan alamat.
”Semua data yang diperoleh dari proses pembuktian akan dikombinasikan untuk membentuk alat bukti yang kuat. Baru setelah itu kami akan umumkan siapa yang bertanggung jawab dalam peristiwa ini. Penuntasan kasus ini hanya tinggal menunggu waktu,” kata Dedi.
Direktur Imparsial Al Araf menilai, pengungkapan kasus teror terhadap pimpinan KPK merupakan ujian bagi kepolisian untuk membuktikan diri mampu menjaga rasa aman masyarakat. Dia pun yakin kepolisian mampu melalui ujian tersebut. Apalagi, dia melihat sejumlah bukti di lapangan telah cukup bagi polisi untuk mengungkapnya.
”Sebaiknya kita tunggu saja prosesnya. Polisi juga membutuhkan waktu melakukan penyelidikan agar tak salah sasaran saat meringkus pelaku,” ujar Al Araf. Harapan yang tinggi soal penuntasan kasus ini menjadi tantangan bagi polisi untuk membuktikan diri mampu menjaga rasa aman masyarakat.
Juru Bicara KPK Febri Diansyah pun menegaskan kembali komitmen KPK untuk membantu kepolisian agar kasus teror terhadap pimpinan KPK dapat segera tuntas. ”Kedua pimpinan KPK (yang mengalami teror) sudah memberikan keterangan yang diperlukan. Koordinasi di antara kedua lembaga juga sudah dimulai,” kata Febri. (PANDU WIYOGA)