Potensi Demam Berdarah Dengue Masih Mengintai
JAKARTA, KOMPAS — Program pemberantasan sarang nyamuk dinilai cukup efektif menurunkan jumlah kasus demam berdarah dengue di sejumlah daerah. Walaupun begitu, kewaspadaan terhadap potensi penyakit ini harus terus ditingkatkan, terlebih di puncak musim hujan pada akhir Januari-Maret 2019.
Kementerian Kesehatan mencatat ada 3.222 dugaan kasus demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia pada minggu pertama Januari 2019. Biasanya, 50 persen kasus demam tersebut akan berujung pada DBD. Namun, butuh waktu satu minggu untuk mengonfirmasi penyakit itu.
Dari data tersebut, Jawa Timur memiliki kasus dugaan DBD paling banyak dibandingkan provinsi-provinsi lain, yaitu 700 kasus. Jumlah kasus terbanyak selanjutnya ada di Jawa Tengah dengan 512 kasus dan Jawa Barat dengan 401 kasus.
Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur Kohar Hari Santoso saat dihubungi dari Jakarta, Minggu (13/1/2019), mengatakan, jumlah kasus DBD di Jawa Timur cenderung menurun. Hal itu dirasakan sejak 2016-2018.
Dinas Kesehatan Jawa Timur mencatat, ada 24.464 kasus DBD di Jawa TImur pada 2016. Sementara itu, ada 7.654 kasus pada 2017 dan 7.504 kasus pada 2018.
Jumlah pasien yang meninggal akibat DBD pada 2016 di Jawa Timur adalah 356 orang. Pada 2017 terdapat 105 korban meninggal akibat DBD dan 76 korban pada 2018.
Kohar mengatakan, penurunan jumlah kasus DBD dipengaruhi peran pemerintah daerah untuk menggerakkan masyarakat. Masyarakat dilibatkan memberantas sarang dan jentik nyamuk, salah satunya melalui program pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
Ada pula program 3M Plus yang antara lain menaburkan abate di tempat penampungan air dan memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk. ”Tapi, kami akui, upaya itu perlu ditingkatkan karena kasus DBD masih ada. Walaupun jumlah DBD cenderung menurun, kami tetap harus waspada,” kata Kohar.
Case fatality rate terhadap penyakit DBD di Jawa Timur juga menurun. Kohar mengatakan, case fatality rate DBD pada 2016, 2017, dan 2018 masing-masing adalah 15 persen, 13 persen, dan 10 persen.
Untuk mencegah peningkatan kasus DBD, Dinas Kesehatan Jawa Timur akan mengintensifkan program pemberantasan sarang nyamuk Aedes aeypti. Selain itu, sosialisasi kepada masyarakat juga akan dilakukan.
”Komitmen pimpinan puncak di pemerintah daerah juga diperlukan, seperti wali kota dan bupati. Saya imbau warga yang sakit agar jangan menunggu hingga sakitnya parah. Harus segera berobat,” kata Kohar.
Baca juga: Kit Diagnostik untuk Deteksi Dini DBD
Pada musim hujan, potensi terjadinya DBD semakin tinggi. Pasalnya, telur nyamuk Aedes aegypti akan menetas di tempat yang basah, seperti genangan air dalam kurun waktu dua hari.
Sementara itu, telur nyamuk di tempat kering tidak akan menetas hingga sekitar enam bulan. Hal itu biasa terjadi pada musim kemarau.
Pada musim hujan, potensi terjadinya DBD semakin tinggi. Pasalnya, telur nyamuk Aedes aegypti akan menetas di tempat yang basah, seperti genangan air dalam kurun waktu dua hari.
Gerakan masyarakat
Jumlah kasus DBD di Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, juga tercatat menurun. Menurut Kepala Puskesmas Kecamatan Kebayoran Baru M Bal’an Kamali Rangkuti, hal ini tidak lepas dari pelaksanaan program PSN di kalangan masyarakat.
Puskesmas Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, mencatat, ada 15 kasus DBD dari Desember 2018 hingga 13 Januari 2019. Sementara itu, ada sembilan kasus DBD yang terjadi pada periode yang sama tahun lalu, yaitu dari Desember 2017 hingga Januari 2018.
Angka kejadian atau incidence rate (IR) DBD pada 2018 tercatat sebesar 37,08 persen dengan total 65 kasus. Di sisi lain, IR DBD pada 2017 adalah 45,69 persen dengan total kasus DBD sebanyak 68 buah.
”Incidence rate dan total kasus DBD pada 2017-2018 di Kebayoran Baru menurun. Itu karena program PSN (pemberantasan sarang nyamuk) di masyarakat berhasil,” kata Bal’an.
Selain PSN dan 3M Plus, ada pula juru pemantau jentik (jumantik) yang digagas pemerintah. Jumantik bertugas untuk memantau dan mengontrol lingkungan tempat tinggalnya agar bebas dari jentik nyamuk.
Kepala Seksi Kesejahteraan Rakyat Kelurahan Tambora Teddy Martadila mengatakan, ada 66 kader jumantik di keluarahannya. Kegiatan jumantik biasanya diadakan pada Jumat dengan membersihkan wilayah sekitar, salah satunya memantau bak air agar bebas jentik dengan abate.
Ancaman DBD
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan, ada beberapa wilayah dengan kasus DBD cukup tinggi. Hal itu disampaikan ketika dihubungi dari Jakarta, Sabtu (12/1/2019).
”Wilayah itu adalah Manado dan Bitung. Pada November 2018 ada Kabupaten Kapuas (dengan jumlah kasus DBD tinggi) dan Manggarai Barat pada Desember 2018,” kata Siti.
Ada beberapa wilayah di Indonesia dengan kasus DBD yang cukup tinggi. Wilayah itu adalah Manado dan Bitung. Pada November 2018 ada Kabupaten Kapuas (dengan jumlah kasus DBD tinggi) dan Manggarai Barat pada Desember 2018.
Di Sulawesi Utara, ratusan pasien DBD yang sebagian anak-anak kini dirawat di rumah sakit. Jumlah pasien DBD yang meninggal dunia di Sulawesi Utara adalah lima orang dalam sepekan terakhir (Kompas.id, 10/1/2019).
Sementara itu, Dinas Kesehatan Sulawesi Utara mencatat ada 207 kasus DBD dalam sepekan terakhir di Sulawesi Utara. Dari data itu, 102 kasus terjadi di Manado.
Meski demikian, Dinas Kesehatan Sulawesi Utara menyatakan, kejadian ini belum termasuk dalam kategori kejadian luar biasa (KLB) (Kompas.id, 9/1/2019).
Di sisi lain, ada 1.776 kasus DBD yang mengakibatkan 24 orang meninggal dunia di Sulawesi Utara pada 2018. Korban terbanyak di Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara. (E07)