Savon Goodman Berkilau dalam Laga Sengit antar Bintang
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
SURAKARTA, KOMPAS - Savon Goodman menjalani malam indah saat debut di Liga Bola Basket Indonesia (IBL) All-Star 2019. Center Stapac Jakarta itu meraih dua gelar sekaligus, pemenang MVP All-Star dan kontes Slam Dunk, mengalahkan bintang-bintang IBL lainnya.
Savon memulai gelaran IBL All-Star, pada Minggu (13/1/2019), di GOR Sritex Arena, Surakarta, Jawa Tengah, dengan mengikuti kontes Slam Dunk. Sang debutan yang mendapatkan kesempatan ketiga langsung unjuk gigi di tengah 2.500 penonton.
Pemain setinggi 198 sentimeter ini melakukan gerakan dunk eksplosif dengan terlebih dulu memantulkan bola ke kaca ring. Tiga juri dari pihak IBL, wartawan, dan legenda basket, memberinya nilai 28.
Nilai itu tidak mampu diimbangi empat peserta lain, M. Sandy Ibrahim (27) dari Satria Muda Pertamina Jakarta, Brachon Griffin (24) dari Prawira Bandung, Jammar Andre Johnson (24) dari Satria Muda, dan Indra Muhammad (21) dari Pacific Caesar Surabaya.
Setelah mendapatkan gelar pemenang kontes Slam Dunk, Savon langsung bersiap mengikuti pertandingan IBL All-Star antara tim Divisi Merah dan Divisi Putih. Dia merupakan salah satu dari 10 pemain yang terpilih mewakili Divisi Putih.
Lagi-lagi, Savon tampil luar biasa pada laga penuh bintang itu. Pemain asal Amerika Serikat itu mencetak double-double, 39 poin dan 10 rebound. dan membawa Divisi Putih menang 112-109 atas Divisi Merah.
Savon pun meraih gelar keduanya, kali ini sebagai most valuable player (MVP) dalam laga All-Star. Selain karena statistik laga memukau dan membawa timnya menang, penampilan atraktifnya pun menjadi pertimbangan gelar MVP. Pemain berusia 25 tahun itu mencetak lebih dari setengah poinnya dengan slam dunk.
"Ya ini malam luar biasa untuk All-Star pertama saya. Dua gelar ini luar biasa. Saya hanya ingin senang-senang hari ini, tetapi ternyata saya mampu memenangkan gelar," kata Savon, selepas laga All-Star.
Hasil itu menjadikan Savon menyamai mantan pemain asing Tyreek Jewell yang berhasil menyabet gelar MVP All-Star dan kontes Slam Dunk sekaligus. Raihan tersebut menambah manis musim pertama Savon di IBL. Saat ini timnya, Stapac, berada di puncak klasemen setelah meraih sembilan kemenangan beruntun.
Laga sengit
Pertandingan antara tim Divisi Putih dan Divisi Merah berlangsung sengit sekaligus menghibur. Pelatih Stapac Giedrius "Ghibbi" Zibenas menjadi arsitek tim Divisi Putih, sedangkan pelatih NSH Jakarta Wahyu Widayat Jati menukangi tim Divisi Merah.
Ghibbi memulai laga dengan Andakara Prastawa, Abraham Damar Grahita, Adhi Pratama, Madarious Gibbs, dan Kore White. Sementara itu, Wahyu memasang Abraham Wenas, Arki Wisnu, Jammar Johnson, Galank Gunawan, dan Dior Lowhorn.
Awal laga berjalan santai. Pemain kedua divisi mencoba menghibur penonton dengan menempatkan Prastawa dan Wenas saat tip-off atau perebutan bola awal. Kondisi itu cukup menggelikan karena keduanya merupakan pemain terpendek dalam tim. Adapun tip-off biasanya diambil pemain tertinggi.
Tip-off dimenangkan tim Divisi Putih. Setelah aksi Prastawa dan Wenas, kini giliran Adhi yang menghibur. Adhi, berposisi center, yang seharusnya berada di bawah ring, justru mendribel bola dan melepaskan tiga poin. Ribuan penonton pun tertawa melihat aksi itu.
Setelah banyak bermain-main, pertandingan mulai serius setelah Jammar melakukan slam dunk tiga kali beruntun. Tim Divisi Merah sementara unggul 11-2. Melihat itu, Gibbs tidak mau kalah. Dia membalas dengan memasukkan tiga kali tembakan tiga poin. Tim Divisi Putih mulai mengejar ketertinggalan menjadi 10-13.
Saat kuarter pertama tersisa tiga menit, Ghibbi mengganti seluruh pemain mulanya. Ghibbi memasukkan Savon, Kelly Purwanto, Martavious Irving, Mei Joni, dan Kaleb Ramot Gemilang. Kehadiran Savon membuat perbedaan dalam laga ini. Dia melakukan dunk berkali-kali. Pada akhir kuarter tim Divisi Putih berbalik unggul 30-25.
Pada kuarter kedua, Savon berbalas poin dengan Jammar. Aksi saling membalas dunk pun tersaji. Sorakan penonton mengiringi aksi itu. Skor tetap sengit 47-52 saat paruh laga berakhir.
Konsentrasi Jamarr dan rekan-rekan mulai menurun pada kuarter ketiga. Akibatnya mereka mulai tertinggal jauh. Tim Divisi Putih meninggalkan lawannya lewat aksi tembakan jauh dari Prastawa dan Abraham. Anak asuh Ghibbi unggul jauh 90-76.
Cadangan Divisi Merah Gary Jacobs Jr mencuri panggung pada kuarter terakhir. Pemain yang total mencetak 37 poin, 7 asis, dan 6 rebound itu membuat timnya hanya tertinggal 109-112 saat laga tersisa satu menit. Sayangnya, Jacobs tidak mampu mencetak tiga poin pada lima detik terakhir. Skor pun tidak berubah hingga peluit panjang wasit.
"Ya ini laga yang sesuai harapan penonton. Kami harap penonton bisa terhibur. Tim kami menang beruntung karena Jacobs gagal mencetak saat tembakan terakhir," kata Ghibbi selepas laga.
Selain laga All-Star dan kontes Slam Dunk, penonton juga disuguhkan kontes Skill Challenge dan Three Point. Kontes Skill Challenge dimenangkan tim Hardianus. Mereka mencatatkan waktu 49 detik mengalahkan tim Kaleb Ramot Gemilang, Abraham Damar Grahita, dan Abraham Wenas.
Sementara itu, Andakara Prastawa memenangkan kontes Three Point tiga tahun beruntun. Prastawa mengalahkan mantan rekan setimnya Mei Joni lewat tie break. Pada babak tambahan itu Prastawa mencetak 22 poin, sedangkan Joni hanya 19 poin.