Potensi Bibit Durian Kalbar Belum Dikembangkan Optimal
Oleh
Emanuel Edi Saputra
·3 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Tak diberdayakan di daerahnya, bibit durian terbaik di Kalimantan Barat banyak diambil wisatawan dan pekebun dari negara asing. Durian lokal pun terancam punah karena ekspansi perkebunan sawit.
Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar) Sutarmidji mengatakan, durian lokal di Kalbar belum dikembangkan dengan baik. Belum ada perkebunan yang membudidayakannya secara luas, dan belum ada penelitian mendalam untuk meningkatkan kualitas bibit lokal.
Ironisnya, durian lokal itu diincar warga asing. Banyak wisatawan dan pekebun dari Malaysia yang membawa bibit durian untuk dibawa ke negara mereka. Durian Balai Karangan yang memiliki plasma nutfah terbaik juga terancam punah karena ekspansi perkebunan sawit. Berdasarkan pantauan, perkebunan sawit kini mengepung hutan durian di Balai Karangan. Bahkan, ada beberapa pohon yang sudah ditebang.
”Jangan sampai nanti durian Kalbar diekspor negara lain dengan mengatasnamakan negara mereka. Padahal, komoditas itu dari Kalbar. Pohon durian juga tak boleh ditebang,” ujar Sutarmidji.
Sutarmidji mengatakan, Kalbar memiliki 12 varietas unggul yang dari segala aspek sudah dikaji. Durian-durian itu rata-rata durian hutan. Daya tahan terhadap gangguan bagus, tekstur, rasa, dan bijinya juga berkualitas.
Durian di Punggur, Kubu Raya, adalah salah satunya. Durian ini mempunyai tekstur halus dan kering walau dagingnya tak tebal. Ada pula durian dari Balai Karangan, Sanggau.
Durian Balai Karangan istimewa karena setiap desa dari total 16 desa di Balai Karangan memiliki empat durian yang masuk kategori terbaik. Meskipun usia pohon durian sudah ratusan tahun, tetapi terus menghasilkan durian kualitas terbaik. Kandungan isinya 40-50 persen per buah dengan ketebalan mencapai 35 milimeter, jauh lebih banyak dan tebal dibandingkan montong.
Kepala Dinas Pertanian dan Hortikultura Provinsi Kalbar Heronimus Hero mengatakan, meski potensial, pengembangan durian lokal belum optimal. Masyarakat masih mengandalkan alam. Dalam setahun, durian rata-rata berbuah dua kali. ”Sebetulnya bisa lebih dari itu, tetapi memerlukan teknologi dan investasi. Masyarakat belum bisa untuk itu sehingga polanya memberdayakan yang ada,” kata Hero.
Komunitas di Kalbar pun berinisiatif menggelar Festival Durian Borneo untuk mengangkat kekayaan Nusantara itu. Festival Durian Borneo dilaksanakan Sabtu (12/1/2019) hingga Minggu (13/1/2019) di Punggur, Kabupaten Kubu Raya. Punggur menghasilkan durian 15.000 ton dalam setahun.
Ketua Komunitas Kalimantan Barat Berkebun dan juga Ketua Panitia Festival Durian Novi Dwi Priyono, Minggu (13/1/2019), mengatakan, festival itu baru pertama kali diadakan Komunitas Kalbar Berkebun. ”Dengan festival itu, kami mengharapkan masyarakat lebih peduli merawat bibit unggul durian, mendorong pelestarian durian, penentuan varietas unggul, dan ada yang mau mengumpulkan varietas itu dalam satu kawasan,” ujar Novi.
Dalam festival itu, ada kontes durian, makan durian gratis sepuasnya, dan sarasehan. Juri dalam kontes durian berasal dari Yayasan Durian Nusantara, Balai Peneliti Tanaman Buah Tropika, dinas pertanian, dan orang-orang yang hobi makan durian.
Durian yang diikutkan kontes akan dinilai dari warnanya, ketebalan daging, rasa, dan tampilan. Durian dikatakan bagus jika berasa manis legit dan ada pahitnya sekitar 20 persen. Dari sisi warna, rata-rata durian yang disukai berkuning tembaga. Kemudian, dari sisi kandungan isi minimal 35 persen atau berdaging tebal.
Jangan sampai nanti durian Kalbar diekspor negara lain dengan mengatasnamakan negara mereka. Padahal, komoditas itu dari Kalbar. Pohon durian juga tak boleh ditebang.
Terbaik
Durian Balai Karangan, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, merupakan durian dengan plasma nutfah terbaik Nusantara. Selama ini, durian yang terkenal adalah durian montong. Sebab, di usia muda, durian montong sudah memiliki produktivitas yang baik. Namun, memasuki usia 8-10 tahun, pohon durian montong rentan terhadap berbagai penyakit. Biaya pemeliharaannya pun tinggi.
Dari sisi buahnya, durian montong dalam satu buah rata-rata hanya memiliki kandungan isi 30-35 persen. Sementara, durian Balai Karangan mencapai 50 persen. Durian Balai Karangan tumbuh secara alami di sepanjang tepi aliran Sungai Sekayam di Balai Karangan yang kaya akan unsur mineral. Kondisi itu sangat mendukung pertumbuhan pohon durian. Pohon durian ini tumbuh hingga radius 20 kilometer dari Balai Karangan.