Waspadai Bencana
Hujan lebat dan angin kencang terus menerjang sejumlah daerah. Akibatnya, terjadi tanah longsor, rumah rusak, dan pohon tumbang. Warga perlu waspada.
BANYUWANGI, KOMPAS Material longsor dan pohon tumbang menutupi sebagian jalur utama Banyuwangi-Jember di Watu Gudang, perbukitan Gumitir, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Sabtu (12/1/2019) sore. Akibatnya, lalu lintas antarkota itu tersendat.
Longsor dan pohon tumbang terjadi pada pukul 16.00. Hingga pukul 17.00, Tim Reaksi Cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember masih membersihkan jalur dari longsoran dan pohon tumbang.
”Di musim hujan, kawasan Gumitir merupakan salah satu titik rawan longsor dan pohon tumbang,” ujar Kepala BPBD Jember M Rasyid Zakaria. Warga perlu waspada.
Rasyid mengatakan, tidak ada korban jiwa, tetapi kemacetan terjadi sampai 500 meter dari arah Banyuwangi ataupun dari arah Jember.
Ulil Albab (33), warga Jember yang setiap hari pergi pulang ke tempat kerja di Banyuwangi, menyatakan, ”Sudah satu jam lebih saya tertahan di sini (Gumitir). Kalau setengah jam lagi tidak ada tanda-tanda jalur dibuka, lebih baik saya kembali ke Banyuwangi.”
Menurut Ulil, tidak sedikit warga yang bertahan sambil menunggu evakuasi pohon tumbang selesai. Mereka tidak memiliki pilihan karena itu adalah jalur satu-satunya yang menghubungkan Jember dan Banyuwangi secara langsung. Jalur lain, harus memutar ke utara melewati Kabupaten Situbondo dan Bondowoso.
Selain rawan longsor dan pohon tumbang, jalur Gumitir rawan kecelakaan. Jalan menanjak, berliku, dan sempit. Jika ada kendaraan mogok, jalan akan macet karena kendaraan harus lewat bergiliran. ”Yang paling sering terjadi adalah truk terguling. Kalau sudah begitu, macetnya bisa berjam-jam. Kami akan terjebak karena tak ada jalan lain,” kata Wahyu, warga Banyuwangi yang rutin menggunakan jalur itu ke Jember.
Jalur lintas selatan sebagai alternatif yang disiapkan pemerintah pusat baru bisa dibangun di Banyuwangi, belum tersambung ke Jember. Pemkab Jember masih dalam proses membebaskan lahan.
Hujan deras disertai angin kencang menerjang Kecamatan Glagah dan Karangbinangun, Kabupaten Lamongan; Kecamatan Balen, Kota Bojonegoro; dan Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Sabtu sore.
Di Lamongan, data sementara menyebutkan, ada 44 rumah rusak, terutama genteng berjatuhan. Puskesmas, gudang, dan kantor koperasi unit desa, dan kantor Koramil rusak. Sejumlah pohon tumbang dan aliran listrik putus.
Kepala Pelaksana BPBD Lamongan Suprapto menyatakan, tim BPBD bersama TNI, polisi, dan masyarakat memotong pohon dan membersihkan jalan agar lalu lintas lancar. PLN berupaya memperbaiki jaringan listrik.
Di Bojonegoro, Pelaksana Tugas Kepala BPBD Naflif Ulya menyebutkan, ada sejumlah rumah roboh, beberapa rumah rusak ringan, dan atap Pasar Kalitidu rusak. Di Kota Bojonegoro, sejumlah pohon tumbang sehingga mengganggu arus lalu lintas.
Perbaiki sendiri
Di Kabupaten Bandung, Sabtu, sejumlah warga Desa Jelegong, Kecamatan Rancaekek, memperbaiki rumah rusak dengan biaya sendiri.
Sebanyak 664 rumah di Perumahan Rancaekek Permai 2, Kampung Linggar Jati, dan Kampung Papanggungan di Desa Jelegong rusak diterjang puting beliung, Jumat.
”Sembari menunggu bantuan pemerintah, saya memasang genteng baru sendiri. Hari ini, saya membeli genteng 450 biji,” kata Dede Hermawan (36), warga Kampung Jatisari, Desa Jelegong, Sabtu.
Yadi Cahya (31), warga Perumahan Rancaekek Permai 2, Desa Jelegong, juga membeli atap asbes sendiri.
Bupati Bandung Dadang Naser, saat meninjau lokasi kejadian, mengatakan, bantuan material bangunan akan diberikan, prioritas untuk warga kampung. Dadang menetapkan masa tanggap darurat mulai Sabtu hingga Jumat (18/1).
”Terkait rumah rusak di lingkungan perumahan, saya meminta pengembang Rancaekek Permai 2 untuk memberikan bantuan. Kompleks itu masih dalam masa pemeliharaan pengembang,” katanya. (GER/SEM/ACI)