JAKARTA, KOMPAS -- Mantan perwira tinggi kepolisian Bambang Widodo Umar tutup usia pada Senin (14/1/2019) pagi pukul 07.15 di Rumah Sakit Persahabatan, Jakarta Timur. Lulusan Angkatan Bersenjata RI (Akabri) Kepolisian angkatan 1971 sudah mengidap kanker paru-paru selama beberapa bulan.
Jenazah Pria kelahiran Ngawi, 10 Desember 1947 ini disemayamkan di kediamannya di Jalan Haji Neni, Jakarta Selatan. Menurut rencana, almarhum akan dikebumikan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tanah Kusir, Jakarta Selatan setelah dzuhur.
Menurut Siti Aminah, Bibi almarhum, ia telah mengidap kanker paru-paru selama beberapa bulan terakhir. Kondisinya memburuk sekitar sepuluh hari terakhir hingga harus dirawat di ruang Intensive Care Unit (ICU) RS Persahabatan, Jakarta Timur dan mendapatkan pemasangan ventilator untuk bantuan bernapas. "Penyakitnya juga sudah menyebar hingga organ lain," tutur Siti saat ditemui di rumah duka pada Senin pagi.
Ia mengatakan, almarhum sudah meminta-minta pulang ke rumah semenjak dirawat di rumah sakit. Almarhum juga sudah tidak dapat berbicara sehingga ia berkomunikasi dengan keluarganya lewat tulisan dan papan berisi alfabet.
Siti melanjutkan, keponakannya adalah sosok yang rajin dan selalu bersemangat. Almarhum tidak pernah membiarkan penyakitnya menjadi rintangan untuk terus berkarya. "Bahkan tanggal 10 kemarin ia meminta keluarga mengantarkannya untuk menguji mahasiswa," katanya.
Bambang meninggalkan seorang istri, Ismawati, dan dua orang anak Woro Setyati dan Delima Rokhayati.
Ditemui di rumah duka, Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Jimly Asshiddiqie mengenal almarhum sebagai sosok yang santun. Ia juga mengatakan almarhum adalah seorang yang amat idealis dan ilmunya soal penegakan hukum di Indonesia adalah salah satu yang terbaik. Selain itu, menurut Jimly, almarhum merupakan salah satu tokoh yang mampu menjembatani para aktivis pegiat Hak Asasi Manusia (HAM) dengan anggota kepolisian yang biasanya sering berseberangan.
Almarhum tidak pernah membiarkan penyakitnya menjadi rintangan untuk terus berkarya
"Tidak banyak orang seperti beliau yang menggeluti dunia kepolisian sebagai sebuah ilmu," tuturnya.
Sementara itu, anggota DPR RI yang juga rekan seangkatan almarhum di Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri) Kepolisian Adang Daradjatun mengatakan Bambang adalah seorang polisi yang berprestasi di masanya. Almarhum juga tidak pernah berhenti belajar terkait kepolisian dan hukum di Indonesia.
Bambang merupakan polisi yang berprestasi di masanya. Almarhum juga tidak pernah berhenti belajar terkait kepolisian dan hukum di Indonesia.
Adang melanjutkan, dunia kepolisian amat kehilangan sosok almarhum. Sumbangsih ide-ide dan pemikirannya masih amat dibutuhkan untuk memperbaiki penegakan hukum di Indonesia.
Bambang Widodo Umar berkarir sebagai anggota kepolisian sejak 1971 hingga 2001. Setelah pensiun dari Kepolisian, ia aktif mengajar di beberapa perguruan tinggi di Indonesia seperti Universitas Pancasila, Universitas Jayabaya, dan Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK). Sebelum menghembuskan nafas terakhir, ia masih aktif mengajar di program pasca sarjana Ilmu Kepolisian Universitas Indonesia (UI).(LORENZO ANUGRAH MAHARDHIKA)