Data CVR Diharapkan Ungkap Misteri Jatuhnya Pesawat
Oleh
satrio pangarso wisanggeni
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Komisi V DPR mengapresiasi jerih payah TNI dalam mencari perekam suara di kokpit (CVR) pesawat Lion Air dengan nomor badan PK-LQP hingga akhirnya berhasil ditemukan di perairan Karawang, Senin (14/1/2019).
Komisi V pun berencana meminta Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk memberikan laporan analisis atas CVR tersebut. CVR diharapkan mampu menjelaskan penyebab jatuhnya pesawat itu pada akhir Oktober 2018. Dengan demikian, evaluasi terhadap sistem keselamatan penerbangan dapat dilakukan dengan tepat dan mencegah kejadian serupa terulang.
”Kami apresiasi luar biasa, mereka tidak mudah menyerah, terus mencari, hingga akhirnya CVR dapat ditemukan,” kata anggota Komisi V DPR dari Fraksi Partai Golkar, Ridwan Bae, Senin (14/1/2019).
Menurut anggota Komisi V DPR dari Fraksi Partai Nasdem, Syarif Abdullah Alkadrie, setelah CVR ditemukan, KNKT diharapkan bisa segera membaca dan menganalisis data di dalamnya. Dengan demikian, data itu dapat dipadukan dengan data yang diperoleh dari hasil perekam data penerbangan (FDR) yang terlebih dahulu ditemukan sehingga bisa diperoleh kesimpulan yang lebih terang mengenai penyebab jatuhnya pesawat rute Jakarta-Pangkal Pinang tersebut.
”Ini, kan, masih ada misteri. Ini harus diungkap semua, apakah memang ada kerusakan atau memang produk yang gagal,” ucap Syarif.
Sebelumnya, FDR telah ditemukan pada 1 November 2018. Dari penggalian data di dalam FDR, ditemukan bahwa pesawat tersebut telah terbang sebanyak 385 kali dengan 6 penerbangan di antaranya mengalami kerusakan.
Sebelum pesawat melayani rute Jakarta-Pangkal Pinang, pesawat diterbangkan dari Denpasar ke Jakarta. Dalam penerbangan itu, perangkat sensor angle of attack mengalami kerusakan. Dengan kerusakan sensor angle of attack, komputer pesawat merasa mengalami stall. Pesawat otomatis mengarahkan hidungnya ke bawah. Pilot pun harus mematikan sistem autopilot.
Dalam penerbangan selanjutnya, yakni tujuan Pangkal Pinang yang berakhir naas, kerusakan itu sebetulnya tercatat telah diperbaiki dan pesawat dinyatakan laik terbang.
Syarif melanjutkan, penyebab kecelakaan pesawat itu penting untuk diketahui sebagai bahan evaluasi sistem keselamatan penerbangan selanjutnya sehingga bisa mencegah kejadian serupa terulang.
Ridwan Bae sepakat dengan hal tersebut. Oleh karena itu, dia mendorong KNKT ataupun pemerintah tidak menutup-nutupi apa pun hasilnya kelak.
Perekam suara kokpit itu ditemukan tim penyelam dari Dinas Penyelam Bawah Air Komando Armada Barat I dan Kopaska yang menggunakan KRI Spica-934 pada Senin sekitar pukul 09.00 WIB di perairan Tanjung Karawang, Laut Jawa.