JAKARTA, KOMPAS — Tanggul saluran penghubung di Kali Pulo, Jatipadang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, kembali jebol. Kali ini, tanggul yang jebol berada di RT 004 RW 006 Kelurahan Jatipadang, Jakarta Selatan. Sebagai penanganan awal, pembangunan turap permanen akan segera dilakukan di lokasi tersebut.
Wali Kota Jakarta Selatan Marullah Matali saat ditemui di lokasi terdampak di Gang Anur, Jatipadang, Jakarta Selatan, Senin (14/1/2018), menyampaikan, saat ini Suku Dinas Sumber Daya Air Jakarta Selatan sedang membangun tanggul sementara di saluran penghubung yang jebol. Setidaknya satu bulan ke depan akan dibangun tanggul permanen dan penguatan turap kali untuk mengantisipasi limpasan air yang lebih deras.
”Tanggul sementara sudah diselesaikan. Dalam waktu tidak lama akan dibangun tanggul permanen oleh suku dinas sumber daya air. Dan di kanan kiri kali akan diperkuat dengan turapan juga. Ini masalah kompleks, tidak hanya tanggul. Semua harus diselesaikan secara komprehensif,” ujarnya.
Sebelumnya, pada 20 Desember 2018, tanggul yang jebol berada di depan permukiman padat RT 014. Sepekan sebelumnya, tanggul semipermanen di RT 003 RW 006 Jatipadang juga jebol. Tanggul ini juga pernah jebol beberapa kali.
Dalam pengamatan Kompas di lokasi tanggul yang jebol di RT 004, Kelurahan Jatipadang, pada Senin pagi, tumpukan karung berisi batu kali dan pasir sudah dipasang di tanggul saluran penghubung di Kali Pulo sepanjang 5 meter. Karung tersebut ditopang dengan sejumlah kayu. Di lokasi tersebut, sebagian rumah berada tepat di pinggir kali, bahkan ada tembok rumah yang langsung berbatasan dengan permukaan kali.
Sekitar 50 meter dari lokasi tanggul yang jebol sudah ada tanggul permanen yang dibangun di RT 003 pada tahun 2018. Lebar kali yang melewati RT 003 sekitar 4 meter dan langsung menyempit menjadi 2 meter di RT 004.
Syamsuri, Ketua RT 004 RW 006 Kelurahan Jatipadang, mengatakan, 30 kepala keluarga di RT 004 terdampak oleh peristiwa tanggul yang jebol ini. Selain RT 004, 8 keluarga juga terdampak di RT 003 dan 8 keluarga di RT 014. Tidak ada korban jiwa akibat jebolnya tanggul.
Ia menambahkan, masalah utama jebolnya tanggul karena ada penyempitan dan pendangkalan pada kali. Menurut rencana, pemerintah daerah akan membangun tanggul permanen untuk memperkuat tanggul saluran penghubung tersebut.
Selain akan dibangun tanggul, penguatan turap juga akan dilakukan di sisi kanan dan kiri aliran kali. ”Untuk bangun turapan, Sudin SDA minta lahan sekitar 50 cm. Jadi, sekitar lima rumah lahannya diminta untuk pembangunan turap ini. Sekarang masih dalam proses komunikasi dengan warga,” katanya.
Syamsuri menegaskan, penguatan turap dan pembangunan tanggul permanen sangat diperlukan untuk mencegah jebolnya tanggul kembali. Ia justru berpendapat, normalisasi mendesak untuk antisipasi jangka panjang. ”Kalau tidak (normalisasi), ya gini (timbul genangan akibat tanggul jebol) terus,” ucapnya.
Sarbini (54), warga RT 004 yang juga terdampak, mengatakan, peristiwa jebolnya tanggul terjadi sekitar pukul 18.00, Minggu (13/1/2018) kemarin. Kuatnya aliran air menyebabkan tembok sepanjang 25 meter yang berada di depan tanggul hancur. Selain itu, rumahnya yang berada sekitar 20 meter dari tanggul tergenang air setinggi 60 cm atau sepinggang orang dewasa.
Air baru surut sekitar pukul 12 malam dan baru selesai dibersihkan sekitar pukul 02.00, Senin dini hari tadi. ”Sudah sering ada genangan karena limpasan air di sungai. Tapi ini paling parah karena tanggul sampai jebol,” katanya.