TANGERANG SELATAN, KOMPAS — Tiga ruang di Sekolah Dasar Negeri Bambu Apus I Pamulang, Tangerang Selatan, Banten, hancur tertimpa truk proyek Jalan Tol Serpong-Cinere yang terguling, Minggu (13/1/2019) malam. Kecelakaan itu terjadi karena jalan bertanah menjadi licin setelah hujan deras.
Sriatun (60), warga RT 001 RW 002, permukiman di belakang SDN Bambu Apus I, mendengar suara benda jatuh yang sangat kuat 100 meter dari sisi barat rumahnya. Di situ terletak jalan cor beton menurun yang menghubungkan lokasi proyek Jalan Tol Serpong-Cinere dengan Jalan Kompleks Departemen Agama (Depag).
Sriatun bergegas menuju sumber suara, kemudian melihat sebuah truk sumbu tiga terguling hingga merusak bangunan sekolah yang terletak di sisi timur jalan. Jalan yang dilalui truk itu lebih tinggi 1 meter di atas tembok pagar sekolah.
”Waktu saya lagi makan, tiba-tiba denger suara ’gedubraak’! Saya langsung ke sana. Ternyata truk roda enam yang bawa pasir terguling. Sopirnya enggak apa-apa, malah ketawa-ketawa,” kata Sriatun, Senin (14/1/2019).
Kecelakaan itu menyebabkan sebuah ruang kelas, laboratorium ilmu pengetahuan alam (IPA), dan gudang sekolah hancur.
Dari arah proyek tol, jalan cor beton menurun tersebut ditutupi tanah coklat kemerahan yang tersangkut di ban truk. Menurut Ani (53), warga kompleks perumahan kecil di belakang SDN Bambu Apus I, hujan yang mengguyur sejak siang disusul rintik-rintik pada malam hari membuat jalan licin.
Guru SDN Bambu Apus I Pamulang, Suharsono, tidak melihat langsung kejadian tersebut. Dari informasi yang dia peroleh, saat truk tanah yang terguling itu menuruni jalan, sebuah truk lain hendak naik dari arah berlawanan.
”Truk yang di atas ngerem. Tapi, mungkin karena jalan licin, rem enggak mampu menahan sehingga tergelincir, terus terguling ke gedung sekolah. Saya tidak tahu apakah truk overload (kelebihan muatan), tapi sepertinya muatannya sama saja dengan hari-hari biasa,” tutur Suharsono.
Menurut dia, truk yang lewat menyebabkan getaran yang dapat dirasakan di wilayah sekolah. Karena itu, selama ini truk-truk dilarang melintas selama jam belajar.
Kepala Dinas Pendidikan Tangerang Selatan Taryono mengatakan, sebanyak 32 pasang meja dan kursi kayu serta lemari dan papan tulis di dalam kelas rusak. Dari meja dan kursi saja, kerugian mencapai Rp 38,4 juta.
Beberapa komputer dan alat peraga di laboratorium IPA juga rusak tertimpa truk. ”Namun, masih ada komputer lain yang bisa digunakan,” katanya.
Kini, meja dan kursi kayu beserta perlengkapan lain seperti alat musik angklung di dalam kelas telah dipindahkan ke sisi depan kelas, menjauh dari bagian belakang kelas yang hancur. Atap kelas runtuh sebagian, besi-besi penyangganya menjulur dari langit-langit. Tanah berserakan di lantai. Para pekerja proyek pun menutup ketiga ruang tersebut dengan tembok seng.
Kerusakan ini tidak mengganggu proses kegiatan belajar-mengajar. Siswa yang biasa belajar di kelas tersebut telah dipindahkan ke ruang perpustakaan, lengkap dengan meja dan kursi.
Terkait perbaikan, Suharsono menyebutkan, penanggung jawab proyek Jalan Tol Serpong-Cinere, PT Waskita Karya, telah bersepakat dengan pengurus RT, RW, Kelurahan Bambu Apus, serta Dinas Pendidikan Tangerang Selatan mengenai ganti rugi kerusakan. PT Waskita Karya akan membiayai segala jenis perbaikan serta menyediakan kembali berbagai perlengkapan sekolah yang rusak.
”Tadi kami sudah mengirimkan data barang-barang yang rusak kepada Dinas Pendidikan untuk dihitung kerugiannya. Sekarang, jalan (antara lokasi proyek dan Jalan Komplek Depag) sudah ditutup dulu selama proses perbaikan. Saya harap perbaikan bisa segera mulai dan selesai,” ucap Suharsono.
Taryono mengatakan, perbaikan diperkirakan dapat selesai dalam waktu satu bulan. Hal itu juga mencakup pengadaan kembali berbagai perlengkapan sekolah, termasuk komputer dan matras olahraga.
Kepala Proyek Tol Serpong Cinere Tantra tidak menjawab ketika dihubungi melalui telepon ataupun pesan tertulis.
Ketiga kali
Lusia (53), satu-satunya pedagang di gerai di kantin SDN Bambu Apus 1 Pamulang, telah berjualan sekitar 20 tahun di sana. Menurut dia, kerusakan sekolah akibat truk terguling pada Minggu malam merupakan yang ketiga kalinya. Sekitar dua bulan lalu, truk menyenggol pagar tembok sekolah di sisi jalan menuju proyek hingga rusak.
”Biasa, truk nyenggol jalan waktu mau masuk ke arah proyek. Lima tahun lalu, pas perumahan di belakang sekolah lagi dibangun, ada truk batu kali yang ngguling juga,” kata Lusia. Sriatun juga mengatakan demikian.
Menurut Suharsono, truk kerap menyenggol pagar sekolah. Saat ini, pagar tembok tersebut tengah dibangun kembali. Untuk mencegahnya, pihaknya telah mengajukan solusi, tetapi belum diterapkan.
”Kami mengusulkan lewat jalan lain sebelah kuburan dari sebelah selatan proyek supaya tidak mengganggu sekolah. Namun, mungkin pihak PT Waskita Karya belum ada izin, mereka masih terus lewat jalan ini,” kata Suharsono. (KRISTIAN OKA PRASETYADI)