Capres Pemanasan Menjelang Debat
Calon presiden Prabowo Subianto berpidato menyampaikan visi, misi, dan programnya. Sementara Presiden Joko Widodo menjelaskan capaian kinerja pemerintah di bidang infrastruktur di televisi.
JAKARTA, KOMPAS - Tiga hari menjelang debat pertama calon presiden dan calon wakil presiden yang dilaksanakan oleh Komisi Pemilihan Umum, kedua pasangan calon mempersiapkan diri lewat berbagai forum penyampaian visi-misi dan program. Setelah empat bulan kampanye yang dimulai 23 September 2018 dinilai sejumlah pihak minim substansi, kini tim sukses dua paslon berencana memperbanyak kampanye programatik.
Penyampaian visi-misi dan program kerja itu dilakukan melalui berbagai forum. Senin (14/1/2019), calon presiden (capres) nomor urut 02, Prabowo Subianto, menyampaikan pidato kebangsaan sekitar 1,5 jam berjudul ”Menuju Indonesia Menang” untuk menyampaikan gagasannya sebagai capres. Kegiatan ini disiarkan langsung oleh beberapa televisi.
Prabowo, yang didampingi calon wakil presiden (cawapres) Sandiaga Uno, mengawali pidatonya dengan memaparkan sejumlah persoalan yang kini dihadapi negara sebagai paradoks Indonesia, negara yang kaya tetapi rakyatnya miskin dan tidak sejahtera.
Untuk membenahi persoalan itu, Prabowo menegaskan perlunya reorientasi pembangunan dan pengelolaan negara. Menurut dia, negara yang kuat bisa terwujud jika berhasil mencapai swasembada pangan, energi, dan air bersih. Selain itu, negara juga akan kuat jika bisa mewujudkan lembaga pemerintahan dan penegakan hukum yang berintegritas serta angkatan perang yang unggul tetapi setia kepada rakyat.
Prabowo juga mengelompokkan fokus tawaran solusi ke dalam lima aspek. Kelima aspek itu adalah mewujudkan ekonomi yang mengutamakan rakyat; meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan sosial; memastikan keadilan dijalankan sebaik-baiknya; menjadikan Indonesia rumah yang aman, nyaman, dan berdaulat bagi seluruh rakyat; serta penguatan karakter dan kepribadian bangsa yang luhur.
Prabowo cukup lama menjabarkan solusi di bidang ekonomi. Ia menjanjikan program penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya beli rakyat, dan menjaga iklim usaha. ”Kita terbuka pada bangsa lain, belajar dari bangsa lain. Tetapi, kita tidak boleh ada di piramida paling bawah,” katanya.
Selain itu, Prabowo juga menjamin terpenuhinya aspek demokrasi dan kebebasan sipil, khususnya kemerdekaan berserikat, berpendapat, serta kebebasan pers. Ia berjanji akan melindungi warga minoritas serta menegakkan hukum tanpa pandang bulu dan tebang pilih.
Prabowo berjanji akan melanjutkan hasil kerja presiden terdahulu, termasuk Presiden Jokowi, jika memenangi pemilu. Ia meminta pendukungnya berbesar hati dan menjaga kondusivitas kontestasi pemilu.
Direktur Materi dan Debat Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Sudirman Said, mengatakan, pidato Prabowo direncanakan jauh sebelum KPU membatalkan forum sosialisasi visi-misi capres-cawapres, yang sedianya diadakan 9 Januari 2019.
Ke depan, forum sosialisasi visi-misi dan program akan diperbanyak, tetapi dalam bentuk seminar tematik yang dihadiri Prabowo dan Sandiaga.
Jokowi-Ma’ruf
Minggu (13/1), dalam kapasitasnya sebagai presiden, Jokowi tampil dalam acara Visi Presiden Episode: Infrastruktur yang ditayangkan sejumlah stasiun televisi untuk melaporkan capaian kerja pemerintah.
Dalam tayangan tersebut, Joko Widodo menyampaikan capaian pemerintah terkait dengan pembangunan infrastruktur. Presiden Jokowi menuturkan, tidak ada satu pun negara maju di dunia yang tidak memiliki infrastruktur baik. Oleh karena itu, agar Indonesia bisa maju, infrastruktur menjadi syarat sekaligus fondasi.
”Infrastruktur yang akan membawa kita menang dalam berkompetisi dengan negara lain,” kata Jokowi.
Infrastruktur yang dibangun dinilai bisa memberikan dampak yang luas bagi ekonomi. Jokowi mencontohkan, dengan membangun jalan tol dan jalan nasional, maka pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah, para petani, serta nelayan, juga bisa cepat mendistribusikan produknya.
Selain itu, Presiden juga sempat menjelaskan capaian infrastruktur yang dibangun di desa-desa dengan menggunakan alokasi dana desa yang terus naik dari tahun 2015 hingga kini. Hal ini dinilai efektif meningkatkan perekonomian desa. Alokasi dana desa empat tahun terakhir, antara lain, sudah digunakan untuk membangun 138.000 kilometer jalan desa, 6.500 pasar desa, dan 3.000 embung.
Meski tim sukses menampik hal ini sebagai bentuk kampanye, dalam acara itu, Jokowi sekilas menyinggung visi-misinya selepas 2019 untuk menanggapi pertanyaan peserta.
Direktur Konten Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf, Fiki Satari, mengatakan, forum khusus untuk menyampaikan visi-misi sebagai capres sedang direncanakan. Formatnya tidak dalam bentuk pidato politik seperti Prabowo. ”Pak Jokowi tidak mau penyampaiannya satu arah saja. Ia mau komprehensif agar pesan sampai kepada publik seluas-luasnya,” katanya.
Sosialisasi visi-misi dan program kerja akan diperbanyak, agar saat debat, pendalaman program kerja capres-cawapres bisa bersifat konkret dan menukik langsung ke inti persoalan.
Perbaikan diskursus
Pakar komunikasi politik dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Kuskridho Ambardi, mengatakan, di sisa masa kampanye, sosialisasi visi-misi dan program kerja yang lebih intensif perlu diadakan rutin untuk membenahi diskursus di ruang pulik yang sekarang keruh dengan disinformasi dan retorika semu.
Itu karena selama empat bulan kampanye, paslon dan timnya belum menjalankan kampanye programatik sehingga masyarakat belum mendapat referensi memilih yang memadai.
”Ini lebih positif digencarkan ketimbang saling olok antartimses dan pendukung capres-cawapres,” katanya. (Fajar Ramadhan)