PURWOKERTO, KOMPAS — Pembangunan rel ganda sejauh 27 kilometer dari Stasiun Purwokerto menuju Kroya di Kabupaten Cilacap mencapai 97,73 persen. Ditargetkan jalur ganda tersebut dapat dioperasionalkan pada Maret 2019 sehingga kian memperlancar perjalanan kereta api.
”Semua infrastruktur beratnya sudah selesai, tinggal kami melakukan penyambungan-penyambungan (rel),” kata Kepala Satuan Kerja Kegiatan Jalur Ganda Purwokerto-Kroya, Balai Teknik Perkeretaapian Jawa Tengah, Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Yofi Okatrisza, Senin (14/1/2019) di Purwokerto.
Dari Purwokerto ke Kroya, total ada lima stasiun, yaitu Purwokerto, Notog, Kebasen, Randegan, dan Kroya. Rel ganda di jalur Purwokerto-Notog secara fisik sudah tersambung karena Jembatan Sungai Logawa sudah selesai. Di jalur Notog-Kebasen ada dua terowongan dan jembatan Sungai Serayu selesai dibangun, tinggal penyambungan. Adapun rel ganda di jalur Kebasen-Randegan-Kroya sudah rampung.
Dalam waktu dekat akan dioperasikan petak Kroya-Randegan-Kebasen dan dilanjutkan petak Kebasen-Notog-Purwokerto. Ada sekitar 7 titik yang belum tersambung. ”(Pengoperasian) Kereta itu tidak bisa sambung-putus (rel) begitu saja karena ada kaitan sistem persinyalan dan telekomunikasi. Maret akhir mungkin sudah beroperasi semua,” katanya.
Dengan beroperasinya rel ganda tersebut, kapasitas kereta api akan bertambah. Saat ini di jalur itu ada 62 kereta per hari. Jika sudah ada rel ganda, bisa mencapai 124 kereta per hari.
”Rel ganda ini didesain bisa dilalui kereta dengan kecepatan maksimal 120 km per jam. Untuk jalur Purwokerto-Kroya yang biasanya ditempuh sekitar 35 menit, dengan aktifnya rel ganda bisa menghemat waktu 7-8 menit,” katanya.
Adapun untuk rel ganda dari Kroya menuju Gombong, Kebumen, sejauh 29,7 kilometer, menurut Wakil Pejabat Pembuat Komitmen Pembangunan Rel Ganda Kroya-Kebumen Ari Suryoko, telah mencapai 69 persen.
”Masih ada pembangunan Terowongan Ijo, Kebumen, yang sampai saat ini belum tembus. Prosesnya sudah mencapai 380 meter dari total panjang terowongan 581 meter,” kata Ari.
Selain itu, pembangunan 17 jembatan baru sudah mencapai 90 persen. Namun, perbaikan dan penggantian jembatan lama yang sudah ada masih belum dikerjakan. ”Sebanyak 17 jembatan eksisting belum tersentuh. Targetnya selesai Desember 2019,” kata Ari.
Rel ganda di jalur Stasiun Kroya-Kemranjen ditargetkan beroperasi pada Maret 2019. Dilanjutkan jalur Stasiun Kemranjen-Tambak pada Juli dan Tambak-Gombong pada Desember 2019.
Adapun underpass Jenderal Sudirman di Purwokerto, yang dibangun untuk mengurai kemacetan akibat perlintasan kereta api, kini telah rampung dan memasuki tahapan uji coba.
Posisi underpass berada 230 meter di sisi selatan lintas sebidang Jalan Jenderal Sudirman Purwokerto. Pekerjaan underpass yang berada di Kelurahan Pasirmuncang, Kecamatan Purwokerto Barat, ini nilainya mencapai Rp 90 miliar. Pada dinding underpass dihiasi motif batik dan gambar Panglima Besar Jenderal Soedirman.
”Motif Jenderal Soedirman ini merupakan penghargaan kepada beliau atas jasa-jasanya,” kata Yofi.
Kendaraan yang melewati underpass ini harus memenuhi sejumlah syarat, antara lain tinggi maksimal 4,2 meter, berbobot maksimal 8 ton, dan melintas dengan kecepatan maksimal 40 kilometer per jam.
”Prinsipnya pengguna jalan dapat melintas dengan lancar dan aman serta memperhatikan keselamatan dalam berlalu lintas,” kata Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Banyumas Sugeng Hardoyo.