Kapasitas Nyaris Habis, Penambangan Sampah di Bantargebang Dijajaki
Oleh
Irene sarwindaningrum
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menjajaki penambangan sampah lama atau landfill mining di Tempat Pembuangan Sampah Terakhir Bantargebang. Langkah ini merupakan salah satu upaya mengurangi tumpukan sampah yang sudah hampir penuh.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Isnawa Adji mengatakan, pada 2019 ini pihaknya akan fokus pada pelaksanaan penambangan sampah lama atau landfill mining di Tempat Pembuangan Sampah Terakhir (TPST) Bantargebang. Metode ini pada dasarnya menambang sampah lama yang sudah berusia 10 tahun ke atas untuk dimanfaatkan.
”Landfill mining ini belum pernah dilakukan sebelumnya pada tempat pembuangan akhir di Indonesia sehingga TPST Bantargebang akan menjadi pilot project pelaksanaan landfill mining di Indonesia,” katanya dalam penandatanganan perjanjian kerja sama dengan PT Holcim Indonesia di Bantargebang, Kota Bekasi, Selasa (15/1/2019).
Untuk pelaksanaan landfill mining tersebut, kata Isnawa, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bekerja sama dengan PT Holcim Indonesia dalam penelitian sampah. Tujuan penelitian adalah mencari potensi dan kemungkinan sampah lama di TPST Bantargebang untuk menjadi sumber energi baru, baik sebagai pengganti batubara maupun yang akan diolah menjadi menjadi bahan bakar dari sampah atau refuse derived fuel (RDF).
Pendampingan dilakukan Dirjen Cipta Karya Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan Teknik Lingkungan ITB sebagai hal yang baru di Indonesia.
TPST Bantargebang merupakan satu-satunya tempat pembuangan akhir sampah yang dimiliki Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Saat ini, volume sampah yang masuk di kisaran 7.400 ton per hari dengan jumlah truk mencapai 1.278 unit per harinya.
Setelah 30 tahun digunakan, kapasitasnya semakin kecil. Tempat pembuangan itu mempunyai luas area sekitar 110 hektar. Sudah lebih kurang 90 hektar di antaranya merupakan endapan lama atau landfill.
Isnawa mengatakan, kapasitasnya diperkirakan hanya bersisa 10 juta ton lagi. Dari kapasitas total sekitar 49 juta ton, saat ini TPST Bantargebang sudah berisi 39 juta ton. Dengan kondisi ini, diperkirakan kapasitasnya sudah penuh pada tahun 2021.
Untuk mengatasi masalah sampah di DKI Jakarta, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah menetapkan kegiatan strategis daerah khususnya, yaitu pembangunan instalasi pengolahan sampah ITF, pengurangan sampah di sumber, dan optimalisasi TPST Bantargebang dengan pengolahan sampah.
Selain kemungkinan penambangan sampah, di sana juga tengah dibangun pembangkit listrik tenaga sampah (PTSa). Pembangunan ini dilaksanakan BPPT.
Menurut Direktur Pusat Teknologi Lingkungan BPPT Rudi Nugroho, PTSa itu akan dapat mengolah sampah hingga 100 ton per hari dan dapat memproduksi listrik sebanyak 400 kWh. ”Februari 2019 ini akan selesai,” katanya.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, penelitian di Bantargebang diharap bisa menghasilkan terobosan untuk pengelolaan sampah dan pengurangan timbunan sampah.