Panggung Untuk Andy Murray
Penampilan terakhir lima kali finalis Australia Terbuka Andy Murray di Melbourne Park mengundang penghormatan rival dan puluhan ribu penonton.
MELBOURNE, SENIN--Andy Murray langsung tersingkir pada babak pertama Grand Slam Australia Terbuka. Namun, Melbourne Arena di Melbourne Park, pada Senin (14/1/2019) malam, menjadi panggung bagi Murray.
Sepekan sebelum bertanding melawan Roberto Bautista Agut (Spanyol), Murray mengunggah fotonya di sebelah trofi juara tunggal putra Australia Terbuka, Norman Brooke Challenge, lewat akun Instagram-nya.
”Ini adalah posisi terdekat saya dengan trofi Australia Terbuka,” tulis Murray.
Secara fisik, dalam foto itu Murray memang sangat dekat dengan trofi tersebut. Trofi itu menempel pada bahu dan lengannya, lebih dekat dibandingkan dengan ketika dirinya lima kali menjadi finalis grand slam pada awal musim tersebut.
Mantan petenis nomor satu dunia yang saat ini terpuruk pada urutan ke-230 ATP itu mendapat kesempatan membawa pulang trofi juara pada 2010, 2011, 2013, 2015, dan 2016. Namun, dia ditaklukkan Federer pada final pertama, dan kalah dari Novak Djokovic pada empat final berikutnya.
Setelah final 2016, Murray tak pernah mendekat lagi pada trofi yang namanya diambil dari mantan petenis Australia, Norman Everard Brooke, itu. Posisinya bahkan semakin jauh, ketika hanya sampai babak keempat pada Australia Terbuka 2017 dan absen pada 2018 karena cedera pinggul kanan.
Murray mendapat kesempatan lain dengan tampil di Melbourne Park tahun ini. Namun, tiga hari sebelum menjalani laga babak pertama, dia mengumumkan rencana pengunduran dirinya karena cedera yang tak juga pulih.
Dalam konferensi pers yang diwarnai tangis, petenis kelahiran Skotlandia itu bercerita berniat mundur setelah tampil di Wimbledon, Juli, meski tak yakin itu bisa terjadi. Murray pun menyebut kemungkinan lain bahwa penampilan di Australia Terbuka menjadi akhir perjalanan kariernya sejak menjadi petenis profesional pada 2005.
Petenis dengan tiga gelar juara grand slam itu menjelaskan, rasa sakitnya membuat dia kesulitan untuk mengenakan kaos kaki dan sepatu.
Paling dinanti
Pengumuman yang disampaikan Murray membuat pertandingannya melawan Agut menjadi laga babak pertama paling dinanti. Laga itu digelar di stadion kedua terbesar di Melbourne Park, yakni Melbourne Arena. Tak kurang 10.000 penonton memenuhi stadion itu, termasuk para pendukung Murray yang mengenakan kaos sepak bola dengan warna khas timnas Skotlandia, biru tua.
Para penonton juga mengibarkan bendera Skotlandia, Scottish Saltire, dan bendera Union Jack milik Inggris Raya. salah satu spanduk yang dibawa penonton bertuliskan ”Hanya akan ada satu Andy Murray”.
Setelah kehilangan dua set pertama, Murray terlihat akan meninggalkan arena dengan cepat. Namun, semangat pantang menyerah dan sesekali emosi ketika gagal mendapat poin tetap terlihat. Dukungan penonton juga terbukti memberi esmangat tambahan kepada Murray. Sikap itu membuat pertandingan berjalan hingga lima set. Murray bertahan selama empat jam sembilan menit meski akhirnya kalah, 4-6, 4-6, 7-6 (7-5), 7-6 (7-4), 2-6.
Disaksikan kakaknya, Jamie, yang merupakan petenis ganda putra dan ibunya, Judy, Murray masih bisa memperlihatkan perlawanan meski beberapa kali terlihat meringis menahan nyeri. Dia bisa bertahan dan menyerang dari baseline meski harus berlari dari satu sudut ke sudut lain, termasuk membuat winner dari pukulan forehand silang sambil berlari.
Penonton pun selalu bertepuk tangan panjang dan berteriak setiap kali Murray mendapat angka, termasuk ketika dia akan melakukan servis terakhir pada gim ketujuh set kelima. Panitia, bahkan, menggelar wawancara di lapangan bagi Murray. Ini di luar kebiasaan, karena wawancara biasanya hanya dilakukan dengan pemenang.
Semua yang melihat momen itu juga menyaksikan video potongan wawancara bintang tenis laina tentang rencana Murray. Komentar disampaikan antara lain tiga rival utamanya, Roger Federer, Rafael Nadal, dan Novak Djokovic.
Semua berkomentar, dunia tenis akan kehilangan Murray, salah satu petenis terbaik dunia. Murray juga dinilai sangat peduli terhadap kesetaraan hak antara petenis putra dan putri.
”Jika ini menjadi pertandingan terakhir saya, saya senang karena berlangsung luar biasa. Tetapi, mungkin, kita bisa bertemu lagi. Saya akan mencoba sebaik mungkin yang bisa dilakukan,” kata Murray.
Jika Murray ingin melanjutkan kariernya, setidaknya hingga Wimbledon, dia pun harus menjalani operasi lain yang lebih besar. Namun, itu pun belum menjamin bahwa dia bisa kembali bertanding.
Bautista Agut tak ketinggalan memuji Murray. ”Ini malam yang luar biasa. Andy layak menerima penghormatan ini. Dia berjuang hingga angka terakhir. Saya ingin memberinya selamat untuk semua yang dilakukan untuk tenis,” ujarnya.(REUTERS/AFP)