JAKARTA, KOMPAS — Sekitar 1.000 pramudi angkutan kota sudah mendapat pelatihan agar bekerja sesuai standar pelayanan minimum yang diterapkan PT Transportasi Jakarta. Para pramudi ini akan menjalankan angkot yang terintegrasi bus transjakarta dalam program Jak Lingko.
Total, ada 1.200 pramudi dengan 555 armada bus kecil atau angkot.
Di kantor Wali Kota Jakarta Utara, Selasa (15/1/2019), pengurus Koperasi Wahana Kalpika (KWK) mengadakan pelatihan untuk 200 pramudi armada bus kecil program Jak Lingko. Ini pelatihan pramudi KWK yang pertama di Jakarta Utara dan ketiga untuk di DKI Jakarta.
”Kami mengharapkan KWK jadi penjuru paling depan, membuat angkutan lain bisa mencontoh KWK,” tutur Direktur Utama PT Transportasi Jakarta Agung Wicaksono seusai membuka pelatihan.
Ia mendorong operator-operator lain untuk berinisiatif membuat pelatihan serupa. Sejumlah perwakilan operator Jak Lingko pun diundang dalam pelatihan di kantor Wali Kota Jakarta Utara, antara lain Pusat Koperasi Angkatan Udara (Puskopau) Halim Perdanakusuma dan Budi Luhur.
Salah satu pemateri pelatihan adalah Direktur Operasional Transjakarta Daud Joseph. Ia menjelaskan soal enam poin standar pelayanan minimum (SPM) yang diterapkan di Transjakarta dan mesti diikuti seluruh pramudi Jak Lingko. Keenamnya yaitu keselamatan, keamanan, kenyamanan, keteraturan, keterjangkauan, dan kesetaraan.
Daud mencontohkan, terkait keselamatan, pramudi diminta menyetir mobil dengan kecepatan maksimal 40 kilometer per jam. ”Soal keamanan, misalnya, di dalam kendaraan pramudi harus menggunakan seragam dan kartu tanda pengenal supaya ketika terjadi sesuatu, pelanggan tahu siapa pengemudi yang sedang membawa kendaraan,” ujarnya.
Sekitar 1.000 dari 1.200 pengemudi bus kecil yang tergabung dalam Jak Lingko sudah terpapar pelatihan dalam berbagai bentuk dan dari berbagai pihak. Daud menyebutkan, pelatihan juga diadakan saat akan membuat surat izin mengemudi (SIM) A umum, sebagai salah satu syarat untuk menjadi pramudi Jak Lingko.
Sekretaris Kota Jakarta Utara Desi Putra berharap, pramudi-pramudi yang sudah mendapat pelatihan bisa menjadi contoh bagi pengemudi angkutan umum lain dalam melayani penumpang, terutama dari sisi keselamatan berkendara. Jika sudah demikian, ia yakin makin banyak warga Jakarta yang mengandalkan angkutan umum dibandingkan angkutan pribadi untuk bepergian.
Di samping peningkatan kualitas, Transjakarta juga mengejar penambahan kuantitas bus kecil untuk masuk program Jak Lingko. Agung mengatakan, saat ini 555 armada bus kecil Jak Lingko dioperasikan oleh sembilan operator dan melayani penumpang di 26 rute. Sebanyak 387 armada atau hampir 70 persennya dioperasikan KWK.
Untuk 2019, Transjakarta menargetkan jumlah bus kecil Jak Lingko bisa mencapai 1.440 armada atau lebih dari dua kali lipat untuk melayani perjalanan di 63 rute. ”Untuk yang dioperasikan KWK, yang saat ini 387 unit, sudah ada SK (surat keputusan) dari Dinas Perhubungan untuk tambahan 388 unit lagi,” tutur Agung.
Dengan tambahan dua operator lagi yang sedang melengkapi dokumen kerja sama program Jak Lingko, Agung optimistis target jumlah armada bus kecil di 2019 bisa tercapai.