Surga Kecil di Balik Padatnya Jalan Raya Kalimalang
Oleh
Emilius Caesar Alexey
·3 menit baca
Sekitar 100 meter dari Jalan Raya Kalimalang, yang setiap hari dipadati kendaraan lalu lintas di jalur Jakarta-Bekasi, tersembunyi sebuah taman nan indah. Taman yang ditumbuhi rerumputan hijau, berbagai aneka bunga, dan pepohonan itu menjadi sarana rekreasi bagi masyarakat Jakarta untuk melupakan sejenak kepadatan lalu lintas di Ibu Kota.
Taman kecil yang terletak di Kelurahan Cipinang Melayu, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur, itu seolah-olah menjelma menjadi surga kecil yang diimpikan anak-anak Cipinang Melayu. Selasa (15/1/2019) siang, sejumlah anak dari Sekolah Dasar Jakarta Islamic School bermain dan bergembira bersama di perosotan pada sudut taman itu tanpa memikirkan ancaman bahaya.
Sembari bermain, mereka juga menikmati pemandangan taman berumput hijau yang diselingi berbagai jenis tumbuhan bunga yang tengah mekar dan bergoyang ditiup angin. Anak-anak itu mengantre untuk mendapat giliran bermain di perosotan, tanpa saling mendahului dan bertengkar.
Kelelahan setelah seharian belajar pun sekejap hilang dari wajah mereka. Hanya senyum dan tawa yang terlihat di wajah anak-anak yang masih mengenakan seragam sekolah itu.
”Ibu sudah tahu. Kalau belum pulang, pasti masih main di taman. Di sini, selain pemandangannya bagus, juga aman karena dijaga security,” kata Defri (12), salah satu dari anak-anak itu.
Tak jauh dari tempat bermain anak-anak tersebut, di sudut lain taman, tampak sepasang kekasih tengah berswafoto. Mereka berswafoto di bawah huruf setinggi 1 meter yang terbuat dari tembok beton berwarna kuning. ”Piknik”, demikian bunyi tulisan itu. ”Tadi dari Bekasi, diajak pacar singgah ke sini. Mumpung masih panas, ya, numpang adem bentar,” ujar Rakha (25).
Lelaki asal Pasar Minggu, Jakarta Selatan, itu diajak kekasihnya berkunjung setelah mengetahui taman yang bernama Taman Piknik itu dari unggahan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di akun Instagram. Ia berharap, keasrian taman ini tetap terjaga dan menjadi tempat beristirahat warga yang menempuh perjalanan Jakarta-Bekasi atau dari arah sebaliknya.
Kehadiran taman ini juga dirasakan manfaatnya oleh Mursalin (69), pedagang es yang tiap hari berjualan di dekat taman tersebut. Pada hari libur, Mursalin mampu meraup keuntungan hingga Rp 500.000 dari pengunjung dengan menjajakan es cendol yang dihargai Rp 6.000 per gelas.
Bekas tempat sampah
Menurut Kepala Seksi Pertamanan Suku Dinas Kehutanan Pemerintah kota Jakarta Timur Muhammad Fadhil, taman dengan kontur tanah bergelombang dan dilengkapi dua kolam yang ditumbuhi eceng gondok itu dulunya merupakan tanah kosong yang dipenuhi sampah.
Lahan kosong tak terawat itu dibeli Dinas Kehutanan Provinsi DKI pada 2015 dan disulap menjadi taman yang mulai dikerjakan tahun 2017. Taman ini dibuka untuk umum pada 2018 dan dapat dinikmati warga tanpa harus membayar.
Kehadiran taman yang dapat dikunjungi warga mulai pukul 06.00 hingga pukul 18.00 ini merupakan bagian dari edukasi Pemerintah Kota Jakarta Timur untuk warganya agar lebih peduli pada kebersihan dan keindahan lingkungan.
”Sejak terawat, banyak ikan yang hidup di kolam itu. Ini jadi contoh, kalau lingkungan itu terjaga, banyak makhluk hidup lain yang bisa hidup,” ucapnya.
Taman dengan luas 10.078 meter persegi ini juga dilengkapi dengan toilet, pos keamanan, dan tempat sampah. Di ujung taman ini mengalir Sungai Buaran.
Sayangnya, aliran air di sungai itu tak sejernih air yang ada di kolam di dalam taman yang diapit permukiman tersebut. Tampak saluran pembuangan perumahan warga dialirkan ke sungai itu. (STEFANUS ATO)