Bantuan Pembaca Kompas, Suntikkan Semangat Belajar Penyintas Tsunami
Oleh
Dwi Bayu Radius
·4 menit baca
PANDEGLANG, KOMPAS – Sebanyak 379 paket perlengkapan sekolah dibagikan untuk para pelajar yang terdampak tsunami di Kabupaten Pandeglang, Banten. Mereka pun semakin semangat belajar dengan buku, peralatan tulis, seragam, tas, dan sepatu yang diserahkan Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas itu.
Perlengkapan yang dibagikan terdiri atas 324 paket untuk Sekolah Dasar Negeri 2 Teluk, 45 paket untuk SD Negeri 1 Kalanganyar, dan 10 paket untuk Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Carita. Paket-paket yang tersedia berkat donasi pembaca harian Kompas itu dibagikan, Rabu (16/1/2018).
Dedeh Arnawati, Kepala SD Negeri 2 Teluk di Desa Teluk, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, sangat berterima kasih kepada para pembaca harian Kompas yang telah peduli dan membantu murid-muridnya. Murid sekolah itu berjumlah 407 anak.
“Anak-anak yang terkena dampak tsunami, rumahnya hancur atau terendam gelombang. Banyak murid tak punya seragam dan sepatu,” ujarnya. Tsunami menghantam Banten dan Lampung, Sabtu (22/12/2018). Pandeglang termasuk daerah yang paling parah dilanda tsunami.
Desa Teluk terletak di pesisir sehingga banyak rumah yang rusak, bahkan hancur disapu tsunami. Selain itu, tsunami menghanyutkan banyak bangkai kapal dari laut ke Sungai Cipunten Agung. Bencana itu disusul banjir karena aliran Sungai Cipunten Agung terhambat bangkai-bangkai kapal.
“Perlengkapan sekolah murid-murid pun rusak, hanyut, atau kotor. Banyak murid SD Negeri 2 Teluk yang membutuhkan perlengkapan itu,” katanya.
Berdasarkan pemantauan Kompas, murid-murid SD Negeri 2 Teluk sangat antusias mendapatkan bantuan tersebut. Begitu dua anggota sekuriti Kelompok Kompas Gramedia Taufik Hidayat (38) dan Mulyadi (48) yang mengantar bantuan membuka pintu belakang truk, para murid itu spontan berdatangan.
Mereka bertanya-tanya mengenai isi karung-karung yang berisi bantuan tersebut. Para siswa lantas berebutan mendekati truk untuk membantu mengangkut paket-paket perlengkapan sekolah itu ke dalam kelas. Karung-karung yang berat bahkan harus digotong dua murid.
Ari Erwansyah (12), siswa kelas 6 SD Negeri 2 Teluk mengatakan, semakin semangat belajar setelah menerima bantuan yang didistribusikan Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas (DKK). Warga Desa Teluk itu sempat terjatuh dan cedera ringan ketika tsunami melanda rumahnya.
“Lengan kiri saya bengkak tapi sekarang mulai pulih. Saya tidak lantas malas bersekolah. Sekarang, saya lebih semangat belajar,” ujarnya. Ari yang bercita-cita menjadi presiden itu menyampaikan terima kasih kepada para pembaca harian Kompas yang telah memberikan sumbangan.
Sanwani, Kepala SD Negeri 1 Kalanganyar di Desa Kalanganyar, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, mengatakan, sekitar 10 persen dari muridnya terkena dampak tsunami dan perlu dibantu. Murid sekolah itu berjumlah 458 anak.
“Selain tsunami, sebagian murid rumahnya kebanjiran. Perlengkapan sekolah mereka hanyut. Selayaknya mereka mendapatkan bantuan,” ucap Sanwani. Saat ini, tingkat kehadiran murid SD Negeri 1 Kalanganyar sudah normal atau lebih dari 90 persen.
Menurut Bilqis Khairunisa (12), murid kelas 6 SD Negeri 1 Kalanganyar, rumahnya tidak rusak saat tsunami melanda desanya. “Tapi, rumah saya terendam. Sepatu saya hanyut,” kata Bilqis yang tinggal di Desa Labuan, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang itu.
Bilqis bersyukur atas perlengkapan sekolah yang diterimanya dan mengucapkan terima kasih kepada para pembaca harian Kompas. “Waktu tsunami terjadi, saya takut tapi sekarang tetap masuk sekolah. Setelah mendapatkan bantuan, saya lebih semangat belajar,” ujarnya.
Rusli, Wakil Kepala SMP Negeri 1 Carita di Desa Sukanagara, Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang, mengatakan, murid-muridnya yang membutuhkan bantuan, tinggal di tepi pantai. Rumah mereka terdampak tsunami. Murid sekolah itu berjumlah 287 orang.
“Mereka semua warga Desa Sukanagara. Syukurlah, tidak ada murid kami yang menjadi korban tsunami. Semua selamat,” ujar Rusli. Tingkat kehadiran murid SMP Negeri 1 Carita sudah nomal atau hampir 100 persen. Belajar-mengajar juga sudah berlangsung seperti biasa.
Ketua Yayasan DKK Rusdi Amral mengatakan, bantuan yang disalurkan ke Kabupaten Pandeglang disediakan berdasarkan permintaan masyarakat. “Kami memantau kondisi di Kabupaten Pandeglang. Ternyata, perlengkapan sekolah sangat dibutuhkan,” katanya.
Selanjutnya, harian Kompas membuka kesempatan bagi para pembaca yang berkenan memberikan sumbangan. Pendidikan adalah faktor yang sangat penting. “Pertimbangan menyalurkan bantuan ke sekolah karena pendidikan harus segera pulih dan murid-murid tetap semangat belajar,” ucapnya.