BANDUNG, KOMPAS – Cuaca ekstrem masih membayangi sejumlah kawasan di Kota dan Kabupaten Bandung, Jawa Barat, hingga tiga hari ke depan. Kondisi ini rentan memicu banjir, banjir bandang hingga tanah longsor.
Kepala Stasiun Geofisika Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung Tony Agus Wijaya di Bandung, Rabu (16/1/2019) menyatakan, hujan deras berpotensi turun sejak siang hingga malam hari. Oleh karena itu, dia meminta warga tetap memperhatikan perkembangan cuaca di akun resmi atau media sosial milik BMKG dan pemerintah daerah.
“Di bulan Januari, hujan mulai rutin turun. Diperkirakan puncaknya pada Februari. Seluruh warga tetap diminta waspada jika terjadi hujan deras yang lama karena berpotensi banjir,” ujarnya.
Tony memaparkan, antara Rabu-Jumat (16-18/1/2019), seluruh kawasan Bandung Raya seperti Kota Bandung, Lembang, dan Soreang akan dilanda hujan sedang disertai petir di siang hari dan hujan sedang di malam hari. Kecepatan angin di siang hari rata-rata 20 kilometer per jam ke arah barat.
Rahmat (62), warga Kelurahan Andir, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, pasrah jika hujan deras melanda seharian. Seperti yang terjadi pada hari Minggu lalu, ia kembali mengungsi bersama warga lainnya ke tempat yang lebih tinggi. Saat itu, hujan terjadi sejak Sabtu sore hingga Minggu sore.
“Saya berharap ada jalan keluar dari pemerintah mengatasi bencana tahunan ini. Kami lelah mengungsi terus, lalu membersihkan lumpur tebal ketika banjir surut. Selalu seperti itu saat musim hujan datang,” ujarnya.
Hal yang sama juga dirasakan Heri (59), warga Jelekong, Kabupaten Bandung. Ia kesulitan beraktivitas jika terjadi banjir karena banyak akses jalan terendam air. Ia mencontohkan Jalan Raya Dayeuh Kolot, jalan utama di Kabupaten Bandung, yang kerap terendam luapan sungai Citarum.
“Saya terpaksa menggunakan perahu kalau sungai meluap dan menutupi jalan. Ongkosnya mencapai Rp 10.000 per sekali perjalanan,” tuturnya.