Uskup Jakarta: Ingat Tiga Peristiwa Sejarah yang Mempersatukan Indonesia
Oleh
Khaerudin
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Masyarakat dan TNI sama-sama berperan dalam menjaga keutuhan negara. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah tidak melupakan sejarah bangsa. Setidaknya ada tiga peristiwa sejarah penting yang mempersatukan Indonesia dan perlu diingat semua komponen bangsa.
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dalam sambutan yang disampaikan Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Siwi Sukma Adji pada Perayaan Natal TNI, Rabu (16/1/2019), di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, antara lain mengajak anggota TNI menggunakan sukacita Natal sebagai pendorong untuk memelihara optimisme dalam menjalani tugas-tugas selama setahun ke depan.
Menurut Hadi, sejauh ini, Indonesia mampu menjaga persatuan. Hal tersebut dapat terus dipertahankan apabila seluruh lapisan masyarakat, termasuk TNI, tidak lalai dalam memelihara kerukunan dalam sebuah ikatan kebangsaan yang kuat.
”Kepada keluarga besar TNI, marilah memelihara dan memperkuat harmoni, kerukunan, serta solidaritas sebagai bangsa. Hal ini dapat diwujudkan dengan tulus berusaha menjaga kedamaian di tengah masyarakat,” lanjutnya.
Sementara itu, Uskup Agung Jakarta Mgr Ignasius Suharyo mengatakan, perayaan ini diharapkan dapat semakin menumbuhkan kecintaan terhadap Indonesia.
Ia menyebutkan, sudah menjadi tanggung jawab setiap warga negara Indonesia untuk dapat memupuk dan menjaga persatuan bangsa. Untuk menjaga kesatuan tersebut, rakyat tidak boleh melupakan tiga peristiwa sejarah yang mempersatukan bangsa Indonesia.
Peristiwa pertama adalah berdirinya organisasi Budi Utomo pada 20 Mei 1908 yang kini diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Kejadian ini merupakan titik awal kesadaran rakyat Indonesia untuk bersatu terbentuk.
Selanjutnya adalah Sumpah Pemuda pada 1928 ketika bangsa Indonesia mengikrarkan satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa. Sementara peristiwa ketiga adalah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 yang memunculkan dasar negara, yaitu Pancasila.
”Di tengah banyaknya intoleransi, ujaran kebencian, dan kabar bohong, semoga kita semakin menyadari pentingnya merawat dan memperjuangkan persatuan Indonesia,” ucap Suharyo.
Ia melanjutkan, upaya yang dilakukan tiap komunitas untuk menjaga persatuan pasti berbeda. Namun, ia yakin, apabila seluruh lapisan masyarakat dan juga TNI serta kepolisian berjalan beriringan dan kompak dalam merawat persatuan, Indonesia akan selalu aman pada tahun ini ataupun periode berikutnya.
Selain itu, Suharyo juga berharap profesionalitas di tiga matra TNI semakin terwujud dan tetap berpegang pada prinsip TNI untuk rakyat. Hal tersebut dilakukan dengan melayani masyarakat dan menjaga keamanan negara dari ancaman yang berpotensi memecah rakyat. (LORENZO ANUGRAH MAHARDHIKA)