Kerja Keras Capres-Cawapres Menuju Panggung Debat
Hari ini, Joko Widodo dan Prabowo Subianto akan kembali berhadapan di panggung debat presidensial, sebagaimana lima tahun lalu. Namun, ada yang sedikit berbeda dari persiapan pra-debat kali ini. Demi tampil maksimal di hadapan puluhan juta pasang mata rakyat Indonesia, kedua kandidat menggarap persiapan H-1 yang cukup intens, sampai mengadakan sesi \'simulasi\' debat secara terpisah.
Waktu menunjukkan pukul 18.00 WIB, Kamis (16/1/2019). Sekelompok anak muda, sekitar 20 orang, berjalan teratur memasuki sebuah ruangan khusus di gedung bioskop Djakarta Theater XXI, Jakarta Pusat. Mereka sengaja didatangkan untuk berpura-pura menjadi penonton debat dalam sesi ‘simulasi’ debat pasangan calon presiden-wakil presiden nomor urut 01 Joko Widodo-Ma’ruf Amin.
Di dalam ruangan itu, sudah diatur tata letak panggung sampai posisi duduk penonton yang menyerupai situasi riil debat calon presiden-wakil presiden yang akan diadakan pertama kalinya, Jumat (17/1/2019) malam ini, di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan.
Sekitar satu jam kemudian, Jokowi dan Ma’ruf tiba secara terpisah dengan menggunakan kendaraannya masing-masing. Ma’ruf datang terlebih dahulu, disusul Jokowi beberapa menit kemudian, yang didampingi Sekretaris Kabinet Pramono Anung. Tanpa banyak berkomentar, keduanya pun langsung memasuki ruangan khusus itu.
Dalam sesi simulasi debat itu, Jokowi dan Ma’ruf tidak hanya berdiskusi mengenai materi debat seputar penegakan hukum, hak asasi manusia, korupsi, dan terorisme, tetapi juga menyesuaikan diri dengan berbagai aspek penampilan di atas panggung. Misalnya, membiasakan diri dengan tata letak panggung dan posisi penonton debat.
“Ini dalam rangka membawa suasana debat. Pak Jokowi dan Pak Ma’ruf ingin mengetahui tata letak panggung, jarak, posisi duduk audiens, dan lain sebagainya,” kata Usman Kansong, Direktur Komunikasi Politik Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf.
Sesi persiapan debat, kemarin malam, bukan yang pertama diadakan oleh tim sukses Jokowi-Ma’ruf. Dalam sepekan terakhir, ada beberapa sesi latihan debat serupa untuk membiasakan Jokowi dan Ma’ruf. Sebagian besar sesi simulasi debat hanya diikuti oleh Ma’ruf bersama tim debat, yang hari ini akan mengikuti debat presidensial pertamanya.
Selama sepekan terakhir, persiapan pra-debat Ma’ruf cukup intensif. Hampir setiap hari, Ma’ruf menerima tamu dari tim persiapan debat di kediamannya untuk berdiskusi dan berlatih materi debat. Saat Jokowi menjamu para ketua umum partai pendukungnya di sebuah restoran, Selasa (15/1/2019) malam pun, Ma’ruf tidak ikut. Ia tetap di kediamannya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, untuk berdiskusi dengan tim debat.
Untuk membiasakan para kandidat, dalam setiap sesi simulasi debat, beberapa orang juga ditunjuk untuk berpura-pura menjadi lawan bicara. Ada yang diminta menjadi Prabowo, ada yang menjadi Sandiaga. Untuk membuat situasi lebih nyata, mereka diminta berperan mengikuti gaya bicara Prabowo dan Sandiaga.
“Saya sempat diminta untuk menjadi pemeran Sandi, tetapi saya minta, jangan saya, saya tidak seganteng (Sandiaga). Ha-ha-ha,” tutur Juru Bicara TKN Jokowi-Ma’ruf, Ace Hasan Syadzily.
Simulasi di Kertanegara
Kesibukan persiapan pra-debat juga tampak di kediaman Prabowo di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan. Sejak Rabu siang, sejumlah mobil pribadi terpantau keluar masuk kediaman tersebut. Penjagaan ketat juga nampak di sekitar lokasi. Sejumlah petugas kepolisian dan anggota Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga terlihat berlalu lalang di sekitar rumah Prabowo.
Siang itu, Prabowo-Sandiaga juga melakukan simulasi debat secara tertutup di kediamannya. Selama lebih kurang satu jam, mereka melatih berbagai aspek debat, tidak hanya kedalaman substansi visi-misi dan program kerja, tetapi juga aspek penampilan lain seperti manajemen waktu, pemilihan diksi, dan lain sebagainya.
Dalam simulasi-simulasi itu, ditunjuk orang yang bertindak sebagai lawan debat, untuk berpura-pura menjadi Jokowi dan Ma’ruf. “Ada lah pokoknya, dari stafnya Pak Prabowo,” kata Juru Bicara BPN Prabowo-Sandiaga Dahnil Simanjuntak.
Selain melakukan simulasi, Prabowo dan Sandiaga juga intens berdikusi dalam tiga-empat hari terakhir. Pendalaman isu juga dilakukan bersama sejumlah pakar di bidang hukum, HAM, korupsi, dan terorisme.
Dalam diskusi tersebut, para pakar memberikan masukan terlebih dulu sesuai spesialisasinya. Selanjutnya, Prabowo-Sandi akan memberikan perspektif mereka terkait isu yang dibahas. Tak jarang, perdebatan terjadi jika ada ketidakselarasan dalam prosesnya. “Selain saling beri memberi masukan, mereka juga membangun kerangka berpikir dan perspektif yang sama,” ungkap Dahnil.
Sejumlah bidang korupsi misalnya, dua mantan pimpinan KPK, Busyro Muqoddas dan Bambang Widjojanto dipercaya sebagai pemberi masukan. Guna memperdalam pengetahuan tentang isu-isu HAM, sejumlah mantan komisioner Komnas HAM yang menjadi pakarnya. Mereka adalah Hafidz Abbas, Siane Indriani dan Natalius Pigay.
Sebelum simulasi di Kertanegara, diskusi secara lebih sistematis juga dilakukan di kediaman Prabowo di Hambalang, Jawa Barat, Selasa (15/1/2019) siang. Dalam diskusi tersebut, mereka menentukan mana visi misi yang visibel dan rasional dengan harapan masyarakat dalam waktu yang singkat.
Catatan Kompas, pada Pilpres 2014 lalu, persiapan pra-debat Jokowi dan Prabowo serta cawapres mereka masing-masing, Jusuf Kalla dan Hatta Rajasa, tidak seintens ini. Satu hari menjelang debat pertama, saat itu, tidak ada latihan atau simulasi debat. Prabowo saat itu memilih bersantai di kediamannya di Hambalang, Jawa Barat, membaca buku dan menonton film Korea. Sementara, Jokowi dan Kalla berdikusi santai dengan sejumlah tim suksesnya, sejumlah aktivis, dan beberapa akademisi.
Manajemen waktu
Aspek manajemen waktu paling banyak disoroti kedua kandidat dalam simulasi debatnya. Debat yang berdurasi 1,5 jam dengan enam sesi yang terpisah perlu dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk menyampaikan gagasan dan program kerja kandidat secara komprehensif.
Oleh karena itu, dalam setiap sesi simulasi, baik Prabowo-Sandiaga maupun Jokowi-Ma’ruf memerhatikan penggunaan diksi yang efektif dan selaras dengan visi-misi sampai manajemen waktu. “Itu penting agar narasi yang disampaikan bisa efisien,” ujar Dahnil.
Wakil Ketua TKN Jokowi-Ma’ruf Arsul Sani mengatakan, Ma’ruf lebih banyak dilatih terkait manajemen waktu dibanding Jokowi, yang sudah pernah mengikuti debat presidensial sebelumnya.
“Pak Ma’ruf sudah terbiasa berdebat, tetapi yang jadi perhatian bagaimana agar nanti bisa lebih fokus. Karena debat capres-cawapres ini waktunya pendek, tetapi gagasan utama harus tersampaikan. Ini, kan, tidak gampang,” kata Arsul.
Hal lain, seperti penampilan para kandidat, tidak luput dari perhatian. Namun, menurut Dahnil, meski tim sukses memberi masukan terkait penampilan, pakaian, hingga gimik politik saat berdebat, Prabowo selalu menolak. Oleh karena itu, ujarnya, hari ini, Prabowo akan tetap menjadi Prabowo, begitu pula dengan Sandiaga. “Prabowo itu, ya, yang pakai baju cokelat berkantong empat,” ujar Dahnil menirukan gaya bicara Prabowo.
Direktur Konten TKN Jokowi-Ma’ruf Fiki Satari mengatakan hal serupa. Dalam debat, Jokowi dan Ma’ruf akan tetap tampil dengan ciri khas mereka masing-masing. Jokowi kemungkinan akan tampil sesuai ciri khasnya dengan pakaian putih, sementara Ma’ruf tetap memakai sarung seperti biasanya. “Keduanya sudah punya ciri khas, mungkin hanya warna saja yang disamakan biar tidak bentrok,” kata Fiki.
Di tengah kerja keras bersiap menghadapi debat perdana itu, Jokowi-Ma’ruf dan Prabowo-Sandiaga sama-sama berkomitmen untuk tidak saling menyerang pribadi lawannya, serta tetap berargumentasi secara substantif dan berbasis fakta.
Di tengah kerja keras bersiap menghadapi debat perdana itu, Jokowi-Ma’ruf dan Prabowo-Sandiaga sama-sama berkomitmen untuk tidak saling menyerang pribadi lawannya, serta tetap berargumentasi secara substantif dan berbasis fakta saat debat nanti. Mari kita pegang janji itu.