JAKARTA, KOMPAS – Tim Kompas menerjunkan tim pencari fakta dalam proses debat Pemilihan Presiden 2019, malam ini, Kamis (17/1/2019). Tim tersebut bertujuan untuk membandingkan antara pernyataan calon presiden dan calon wakil presiden dengan data yang sesungguhnya.
Seperti diketahui, malam ini, sedang berlangsung debat Pemilu Presiden 2019, antara calon presiden-wakil presiden Joko Widodo-Ma\'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno.
General Manager Litbang Kompas, Toto Suryaningtyas, mengatakan, dalam debat, tim pencari fakta akan memperhatikan pernyataan-pernyataan dari kandidat. Kemudian, pernyataan itu dibandingkan dengan data sekunder yang teruji validitasnya. Adapun, terkait hukum, data-data sekunder itu berasal dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Badan Pusat Statistik (BPS), perundang-undangan, dan catatan kliping Kompas.
"Yang paling menarik, fact check ini, karena apa yang dinyatakan capres-cawapres akan dikonfirmasi dengan data sesungguhnya," ujar Toto.
Dalam debat kali ini, tim pencari fakta Kompas terdiri dari 14 peneliti. Adapun, selama seminggu sebelum debat, tim tersebut telah belanja data sekunder dengan mengacu pada visi-misi dari para kandidat.
Toto menegaskan, Kompas tidak akan secara langsung melabeli pernyataan capres-cawapres hoaks atau tidak. Bagi Toto, tugas tim pencari fakta hanyalah membantu masyarakat untuk menunjukkan perbandingan antara pernyataan tersebut dengan data yang sesungguhnya.
"Dari situ sebenarnya, secara tak langsung akan kelihatan, pernyataan mereka hoaks atau tidak. Karena nanti, kan, akan terlihat, antara omongan dan faktanya, kontraproduktif atau tidak," tutur Toto.
Proses pemeriksaan
Kegiatan pemeriksaan fakta ini merupakan sebuah kerja tim yang dilakukan oleh Litbang Kompas. Peneliti Litbang Kompas, Sultani, mengatakan, tim pemeriksa fakta Litbang Kompas terdiri dari 14 peneliti yang dibagi menjadi 3 kelompok dengan tugas yang spesifik. Kelompok pertama yang beranggotakan 4 orang bertugas sebagai pencatat konten. Tugas utama konten ini adalah mencatat konten debat masing-masing kandidat.
Kemudian, apabila ada pernyataan yang mengandung data, data ini akan dikonfirmasi oleh tim kedua, yaitu tim pencari data. Tim yang beranggotakan 6 peneliti ini bertugas untuk menyandingkan data yang disampaikan kandidat dengan data yang berasal dari sumber yang kompeten.
“Misalnya ada salah satu kandidat menyampaikan pernyataan yang mengandung data, ambil contoh, jumlah pengembalian kerugian negara hasil korupsi. Kami akan membandingkannya dengan data-data yang sudah kami dapatkan sebelumnya dari KPK,” kata Sultani.
Apabila telah disandingkan, data akan mengalir ke tim ketiga atau tim validator, yang beranggotakan 4 orang. Tim ini bertugas untuk mengecek kembali data-data yang sudah ditemukan oleh tim sebelumnya. Jika data sudah valid, data kemudian ditampung di sebuah bank data yang dapat digunakan oleh Harian Kompas, Kompas.com, dan Kompas TV.
Sultani mengatakan, ini adalah kali ketiga Litbang Harian Kompas menyelenggarakan pemeriksaan data untuk proses debat pemilu. Sebelumnya, Litbang Harian Kompas sudah melakukan kegiatan ini untuk dua putaran Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta pada 2017 lalu.