Pemerintah Bakal Bangun Rampung 14 Bendungan Baru Tahun 2019
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·3 menit baca
DOMPU, KOMPAS – Pembangunan puluhan bendungan baru di Indonesia semakin dipercepat. Dari 49 bendungan baru yang direncanakan, 14 bendungan di antaranya bakal dibangun rampung pada 2019. Pemerintah berharap pembangunan ini dapat mewujudkan ketahanan air dan pangan di masyarakat.
Empat belas bendungan baru yang ditargetkan selesai tahun ini, antara lain Bendungan Keureuto (Aceh), Gonseng (Bojonegoro, Jawa Timur), Karalloe (Gowa, Sulawesi Selatan), Karian (Banten), Tapin (Kalimantan Selatan), dan Bendungan Ciawi (Bogor, Jawa Barat). Bendungan lainnya adalah Sukamahi (Bogor), Bintang Bano (Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat), Kuningan (Kuningan, Jawa Barat), dan Passeloreng (Wajo, Sulawesi Selatan).
Kepala Pusat Bendungan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Ni Made Sumiarsih, Kamis (17/1/2019) di Dompu, NTB, mengatakan, delapan bendungan ditargetkan rampung pada 2018. Dua bendungan lagi terkendala masalah tanah sehingga direncanakan rampung pada 2019, yakni Kuningan dan Passeloreng.
“Jadi target pada 2019 ada 14 bendungan yang bakal selesai dibangun. Sebelumnya sudah ada lima bendungan diresmikan pada 2014, dua bendungan pada 2015, dua bendungan pada 2016, dua bendungan pada 2017, dan enam bendungan pada 2018. Totalnya 29 bendungan hingga akhir 2019,” ujar Ni Made usai acara pengisian awal (impounding) air Bendungan Mila, Dompu, Nusa Tenggara Barat, Kamis (17/1).
Bendungan Mila mulai dibangun pada 2015. Bendungan ini yang kedua setelah Bendungan Tanju yang rampung dibangun Pulau Sumbawa, NTB. Kapasitas tampung Bendungan Mila sebesar 6,73 juta meter kubik dengan luas genangan 84,52 hektar. Rencananya, ada tiga bendungan lain yang dibangun di NTB, yakni Bendungan Bintang Bano, Beringin Sila, dan Meninting.
Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Hari Suprayogi menambahkan, pemerintah menargetkan pembangunan 65 bendungan pada 2015-2023. Dari jumlah tersebut, 49 bendungan merupakan bendungan baru dan 16 bendungan lanjutan.
Kementerian PUPR menganggarkan sekitar Rp 8,5 triliun pada 2019 untuk pembangunan delapan bendungan baru dan 42 bendungan lanjutan. Adapun skema pembiayaan yang digunakan adalah multi year dengan total pembiayaan mencapai Rp 70 triliun pada 2014-2023.
“Pembangungan bendungan adalah salah satu program utama Kementerian PUPR. (Bendungan) ini bertujuan untuk mewujudkan ketahanan air dan ketahanan pangan di Indonesia,” ucapnya.
Menurut Hari, pembangunan bendungan ikut mendorong pertumbuhan ekonomi, terutama di daerah sekitarnya. Saat sudah terbangun, bendungan tersebut akan memiliki banyak fungsi, yakni untuk irigasi, penyediaan air baku, budidaya ikan, pariwisata, dan penyediaan listrik.
Untuk 2019, pemerintah berencana melelang sembilan bendungan terakhir dari program pembangunan 49 bendungan baru. Kesembilan bendungan tersebut, kata Suprayogi, di antaranya Jragung di Jateng, Digul di Papua, Lambakan di Kalimantan Timur, Pelosika di Sulawesi Tenggara, Riam Kiwa di Kalimantan Selatan, Jenelata di Sulawesi Selatan, dan Tiro di Aceh.