JAKARTA, KOMPAS — Pola hidup sehat menjadi kunci awal untuk mendeteksi serangan kanker sejak dini. Karena itu, Perhimpunan Onkologi Indonesia menekankan pentingnya pencegahan penyakit kanker pada peringatan Hari Kanker Sedunia.
Berdasarkan data Global Cancer Statistic 2018, ada 348.809 kasus kanker baru di Indonesia. Dari data itu, angka kematian akibat kanker mencapai 207.210 kasus.
Ketua Komite Penanggulangan Kanker Nasional (KPKN) Soehartati A Gondhowiardjo mengatakan, penyakit kanker bisa dicegah dan disembuhkan jika terdeteksi sejak dini. Karena itu, kesadaran dan pengetahuan mengenai kanker perlu ditingkatkan, baik di kalangan masyarakat maupun pelayan kesehatan.
”Selain itu, penting untuk memindai penyakit sejak dini. Kita juga memerlukan pedoman standar terhadap pengobatan kanker. Jadi, pengobatan akan sama di mana saja, baik di Jakarta maupun di daerah lain,” kata Soehartati di Jakarta, Jumat (17/1/2019). Hal ini ia sampaikan pada acara temu media untuk memperingati Hari Kanker Sedunia yang jatuh pada 4 Februari mendatang.
Hari Kanker Sedunia ditetapkan oleh Union for International Cancer Control (UICC). Selama 2019-2021, Hari Kanker Sedunia akan mengusung tema ”I am and I will”. Dengan ini, masyarakat didorong agar lebih peduli terhadap kanker sehingga potensinya dapat dicegah.
Kanker disebabkan oleh sejumlah faktor, seperti genetika, paparan rokok, hingga pola hidup tidak sehat. Menurut Soehartati, cara mencegah kanker adalah dengan pola hidup sehat, misalnya dengan manajemen stres yang baik, berolahraga, hingga makan makanan sehat.
”Pola hidup sehat dan deteksi dini terhadap kanker bisa menaikkan peluang sembuh sampai 43 persen,” kata Soehartati.
Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan tentang Situasi Penyakit Kanker menyebutkan, lebih dari 30 persen dari kematian akibat kanker disebabkan lima faktor risiko perilaku dan pola makan. Kelima faktor itu adalah indeks massa tubuh tinggi, kurang konsumsi buah dan sayur, kurang aktivitas fisik, penggunan rokok, serta konsumsi alkohol berlebihan.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Yayasan Kanker Indonesia Aru W Sudoyo mengatakan, ada beberapa hal untuk mendeteksi kanker secara umum. Ada beberapa gejala yang bisa dijadikan indikator deteksi kanker sejak dini, yaitu berat badan yang turun drastis, perubahan tekstur feses saat buang air besar, pendarahan di tempat dan waktu yang tidak sewajarnya, adanya benjolan, serta rasa nyeri yang tidak kunjung hilang.
”Jika merasakan satu saja dari gejala-gejala ini, langsung periksakan diri ke dokter. Gejala ini berlaku untuk semua jenis kanker,” kata Aru. (SEKAR GANDHAWANGI)