Remaja Perempuan Saudi Dapat Pengawalan Khusus di Kanada
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·3 menit baca
TORONTO, RABU — Remaja perempuan asal Arab Saudi, Rahaf Mohammed Alqunun, yang mendapat suaka di Kanada diberi pengawalan pribadi menyusul beberapa ancaman yang ditujukan kepadanya. Rahaf, Rabu (16/1/2019), sudah mulai menjalani kehidupan normalnya di Kanada.
Menurut Mario Carla, Direktur Eksekutif Costi, lembaga pendampingan imigran yang dikontrak Pemerintah Canada, Rahaf telah mendapat sejumlah ancaman secara daring yang membuat keselamatannya terancam. Itu sebabnya Costi menyewa pengawal pribadi untuk menjaga Rahaf dan ”memastikan dia tidak pernah sendiri”. ”Ancaman itu begitu serius dan kami pun menanggapinya dengan serius,” katanya.
Kasus Rahaf menarik perhatian internasional ketika perempuan berusia 18 tahun itu mengurung diri di hotel bandara di Bangkok ketika menolak dipulangkan ke negara asalnya karena takut mendapat kekerasan dari orangtuanya. Setelah Kanada bersedia menerima Rahaf, kini remaja itu mulai menjalani kehidupan normalnya dan melepaskan nama keluarganya, Alqunun.
Pada Selasa (15/1/2019), Rahaf memberikan pernyataan publiknya di Toronto yang dibacakan pendampingnya dalam bahasa Inggris. ”Saya mengerti bahwa semua orang di sini dan di seluruh dunia berharap saya sehat dan tetap ingin tahu kabar saya di sini, tapi... saya ingin memulai hidup normal dengan privasi seperti perempuan lain di Kanada,” begitu pernyataan tertulisnya yang dibacakan Saba Abbas.
Setelah tiba di Toronto, Rahaf pergi berbelanja pakaian hangat dan berinteraksi dengan warga setempat. Mario mengatakan, lembaganya membantu Rahaf mencari tempat tinggal, membuka rekening bank, mengurus perizinan, dan mencarikan kursus bahasa Inggris, termasuk membantu membiasakan diri dengan kehidupan di Kanada.
Rahaf berterima kasih kepada Pemerintah Kanada dan Thailand serta Badan PBB untuk Pengungsi (UNHCR) yang memungkinkan dirinya pindah ke Kanada.
”Saya mengetahui ada banyak perempuan lain yang tidak beruntung dan menghilang ketika mencoba melarikan diri atau tidak bisa berbuat apa pun untuk mengubah hidupnya. Saya beruntung,” ujarnya di depan bendera Kanada berukuran besar.
Rahaf menceritakan pengalaman hidupnya. Ia mengaku tidak diperlakukan dengan baik oleh keluarganya. Keluarganya tidak membolehkan dia menjadi dirinya sendiri atau menjadi apa yang ia inginkan.
”Seperti inilah yang dialami semua perempuan Arab Saudi kecuali mereka yang memiliki orangtua yang pengertian. Mereka tidak bisa mandiri dan perlu persetujuan laki-laki dari keluarganya untuk melakukan segala sesuatu,” katanya.
Keluarganya tidak membolehkan dia menjadi dirinya sendiri atau menjadi apa yang ia inginkan.
Ketika berusaha menjemput Rahaf di Bangkok, orangtua Rahaf menyangkal telah memperlakukannya dengan keji.
Serukan pembebasan
Perjanjian Kanada untuk menerima Rahaf terjadi pada saat yang sulit dalam relasi Kanada-Arab Saudi. Tahun lalu Kerajaan Arab Saudi membekukan semua investasi baru dari Kanada setelah Menteri Luar Negeri Kanada Chrystia Freeland menyerukan pembebasan segera aktivis hak asasi yang dipenjara.
Ketika Freeland menyambut langsung Rahaf di bandara Toronto, sejumlah kalangan khawatir hal itu akan memprovokasi Arab Saudi. Akan tetapi, kepada wartawan, Freeland menyampaikan, dia melakukan hal itu seperti kepada anaknya sendiri.
”Bisa saya bayangkan penerimaan dan dukungan dari pemerintahan kita menjadi momen yang sulit, bahkan mungkin menakutkan, dan bisa jadi membawa perubahan secara pribadi bagi Rahaf,” kata Freeland. (REUTERS/AFP)