Warga Masih Beraktivitas di Sekitar Lahan Berlimbah Minyak
Oleh
Kurnia Yunita Rahayu
·3 menit baca
BEKASI, KOMPAS – Sejumlah warga masih beraktivitas di lahan kosong berlimbah minyak di RT 004 RW 012, Desa Segara Makmur, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, Kamis (17/1/2019). Mereka belum mau menjauh meski areal sudah ditutup secara resmi.
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bekasi melarang seluruh aktivitas di lahan berlimbah minyak di Desa Segara Makmur, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi. Lahan berlimbah terbukti melukai tiga anak yang terperosok disana hingga menderita luka bakar serius selama sepekan terakhir.
Sejak Kamis (10/1/2019), lokasi tersebut dipasangi garis polisi. Dinas Lingkungan Hidup juga memasang tiga spanduk larangan beraktivitas di areal seluas lebih dari 1 hektare tersebut. Akses menuju lahan sudah dipagari besi.
Meski demikian, beberapa warga masih beraktivitas disana, salah satunya Mariah (60), warga yang tinggal 50 meter dari areal bergaris polisi. Ia mengatakan, tidak memiliki pilihan lain.
Sudah 18 bulan ia dan suaminya mendirikan rumah semipermanen di sana untuk mencari nafkah. “Saya enggak mau pindah, karena saya mencari uang di sini,” kata Mariah.
Ia, suami, dan dua kerabatnya dari Indramayu, Jawa Tengah, memproduksi arang dari batok kelapa. Pada Kamis siang, mereka sibuk membakar batok kelapa di dalam lima drum. Asap mengepul dari kelima drum itu.
Kedua orang itu juga menyortir sampah yang dibuang di lahan tersebut. Beberapa pengepul sampah datang untuk membeli sampah hasil pilahan, mereka pun bertransaksi hingga mencapai kesepakatan harga.
Selain Mariah dan suaminya, empat orang pemulung juga masih memilah sampah lahan sewaannya. Lahan itu berjarak sekitar 10 meter dari areal bergaris polisi.
Mulia Sari (76), suami Mariah, mengatakan, mereka sadar bahwa areal tersebut berbahaya. Mereka pun mengetahui kejadian yang menimpa anak-anak dari Desa Segara Makmur dan Kelurahan Marunda. Akan tetapi, mereka tidak mau meninggalkan lahan tempat mereka bernaung karena berbeda kepemilikan dengan lokasi terperosoknya bocah-bocah tersebut.
Kepala Bidang Penegakan Hukum Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bekasi Arnoko mengatakan, pelarangan berlaku untuk semua aktivitas. Baik pengurukan tanah maupun aktivitas warga. Meski berbeda kepemilikan, areal tersebut semestinya dikosongkan.
Pada Kamis siang, mereka sibuk membakar batok kelapa di dalam lima drum. Asap mengepul dari kelima drum itu.
Namun, selain pagar dan spanduk, belum ada petugas penjaga disana. Oleh karena itu, warga masih bisa berlalu lalang secara bebas.
“Kami akan berkoordinasi dengan pemerintah di tingkat kecamatan dan desa untuk menertibkan warga yang masih berkegiatan disana,” kata Arnoko.
Kepala Urusan Ketentraman dan Ketertiban Desa Segara Makmur Maskin mengatakan, telah mengingatkan kepada warga bahwa areal tersebut mengandung limbah. Meski ada bagian yang dipasangi garis polisi, namun kemungkinan limbah juga ada di sekitarnya.
Warga yang mencari nafkah disana pun telah diminta untuk mengungsi. “Dalam beberapa hari ke depan, kami meminta mereka untuk segera berkemas-kemas,” kata Maskin.