Karyawan Konservasi Alam Tambling Diterkam Harimau
Oleh
Madina Nusrat
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Seorang karyawan kawasan Konservasi Alam Tambling (Tambling Wildlife Nature Conservation/TWNC), Kabupaten Pesisir Barat, Provinsi Lampung, tewas diserang seekor harimau yang berkeliaran di kawasan hutan konservasi tersebut. Korban diduga melanggar standar keamanan yang diberlakukan pihak konservasi.
Karyawan tersebut, EP (40), ditemukan tewas oleh petugas keamanan TWNC pada Selasa (15/1/2019) sekitar pukul 17.00. Pada tubuh warga Dusun Pengekahan, Kabupaten Lampung Barat, itu ditemukan luka bekas serangan pada tengkuk kepala serta sejumlah bagian tubuh lain. Tangan kiri dan juga tulang bagian lehernya hilang dan diduga dimakan harimau.
Staf Ahli Konservasi TWNC Risgianto, Jumat (18/1/2019), mengatakan, penyerangan tersebut diperkirakan terjadi pada Senin (14/1/2019) malam. Peristiwa itu terjadi saat korban dalam perjalanan pulang dari TWNC ke rumahnya.
Korban diduga melanggar standar keamanan yang diberlakukan pihak konservasi.
Menurut Risgianto, EP sudah diingatkan oleh rekan-rekan penjaga di sepanjang akses lintas kawasan untuk menginap di pos penjagaan hingga pagi karena waktu sudah hampir memasuki periode aktif harimau di malam hari. Namun, peringatan tersebut tidak diindahkan korban.
”Pada musim hujan, harimau itu aktif mulai dari pukul 03.00 hingga 10.00 di pagi hari dan 17.30 hingga 22.00 di malam hari. Dalam SOP (prosedur standar operasi) kami, jam-jam tersebut warga sekitar tidak boleh melintas,” kata Risgianto.
Ia menambahkan, saat ini pihaknya masih melakukan penelitian lebih lanjut terkait kasus penyerangan tersebut. Namun, melihat ukuran dan komposisi jejak kaki, harimau yang menyerang korban adalah harimau jantan dewasa. Jejak kaki yang ditemukan di tempat kejadian berbentuk bulat, ciri jejak harimau jantan. Sebaliknya bentuk jejak kaki harimau betina lebih lonjong.
Selain itu, pihak TWNC juga menduga wilayah tempat kejadian adalah teritori harimau. Dugaan itu berangkat dari penemuan banyak jejak harimau di kawasan tersebut, seperti bekas cakaran di pohon dan jejak kaki. Dugaan itu juga diperkuat dengan adanya jejak kaki babi dan rusa di sekitar tempat kejadian. Kedua satwa itu menjadi makanan harimau.
Untuk memverifikasi dugaan tersebut, TWNC memasang tiga unit camera trap yang masing-masing diletakkan di lokasi ditemukannya korban, titik awal penyerangan, dan di jalur akses yang dilalui korban. Pihaknya juga aktif memberikan imbauan kepada penduduk sekitar agar tidak keluar rumah saat jam-jam aktif satwa liar seperti harimau beraktivitas.
Sementara Penanggung Jawab TWNC Teguh Wardoyo berharap warga sekitar kawasan konservasi dapat menaati peraturan yang telah dikeluarkan. Prosedur tersebut diberlakukan semata-mata demi menjaga keselamatan penduduk yang kerap menggunakan jalan itu.
Teguh juga meminta warga selalu waspada akan kehadiran satwa liar di sekitar tempat tinggalnya. Selain itu, mereka juga sebaiknya tidak berjalan sendiri saat keluar rumah serta selalu membunyikan suara berisik untuk mencegah kejadian serupa terulang. (LORENZO ANUGRAH MAHARDHIKA)