Dampak Surplus Jasa Perjalanan Belum Dirasakan Penyedia
Oleh
Pascal S Bin Saju
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kenaikan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara berimplikasi pada surplus neraca jasa, khususnya jasa perjalanan. Namun, pengaruhnya terhadap peningkatan jumlah pengguna belum dirasakan para penyedia jasa perjalanan.
Wakil Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Penjual Tiket Penerbangan Indonesia (Astindo) Rudiana, Jumat (18/1/2019), mengatakan, surplus neraca jasa perjalanan tidak berpengaruh signifikan bagi penyedia jasa perjalanan.
”Data memang menyebutkan ada surplus. Namun, kenyataan di lapangan mengindikasikan banyak pelaku usaha di sektor jasa perjalanan merasa terpuruk,” ucap Rudiana.
Menurut dugaan Rudiana, hal itu terjadi karena jumlah wisatawan mancanegara yang masuk Indonesia melalui agen perjalanan tidak banyak sehingga menjadi pekerjaan rumah bagi semua pemangku kepentingan.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik menunjukkan, secara kumulatif dari Januari-November 2018 jumlah kunjungan wisatawan mancanegara mencapai 14,39 juta kunjungan. Jumlah ini meningkat 11,63 persen dibandingkan dengan jumlah di periode yang sama 2017, yakni 12,89 juta kunjungan.
Sementara itu, Bank Indonesia mencatat, sampai dengan triwulan III tahun 2018 surplus neraca jasa perjalanan sebesar 1,3 miliar dollar AS. Jumlah ini meningkat dari 1,1 miliar dollar AS pada triwulan sebelumnya.
Surplus neraca jasa perjalanan tersebut dipengaruhi oleh peningkatan ekspor jasa perjalanan sebesar 30,8 persen dari triwulan sebelumnya. Hal itu juga didorong oleh kunjungan wisatawan dan pola pengeluaran wisatawan mancanegara yang lebih tinggi.
Tingkat keterkunjungan naik karena ditopang oleh penyelenggaraan Asian Games di Jakarta dan Palembang. Wisatawan asal Malaysia, Singapura, dan Australia merupakan kelompok wisatawan mancanegara terbesar yang berkunjung ke Indonesia selama triwulan III-2018.
Adapun tujuan favorit wisatawan mancanegara ke Indonesia masih terkonsentrasi pada tiga daerah yaitu, Bali, Jakarta, dan Batam.
Kurang integratif
Ketua Departemen Ekonomi Center for Strategic and International Studies Yose Rizal Damuri mengatakan, sektor jasa perjalanan Indonesia memiliki potensi yang besar untuk menyumbang surplus neraca jasa. Hanya saja, masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki. Salah satunya terkait integrasi antarsektor.
”Selama ini, sektor pariwisata dan sektor lain masih berjalan sendiri-sendiri. Padahal, sektor pariwisata memiliki kaitan yang erat dengan sektor lain,” ucap Yose.
Menurut Yose, pemerintah dan pihak terkait harus mau berupaya melakukan integrasi agar semua sektor bisa berkembang bersama-sama. Sebab, sektor pariwisata tak bisa berjalan sendiri tanpa dukungan sektor lain.
Integrasi dengan sektor lain yang perlu dilakukan menurut Yose adalah dengan sektor transportasi dan sektor akomodasi yang terdiri dari penginapan dan restoran. Sebab, tujuan orang untuk berwisata juga perlu ditunjang oleh kenyamanan dalam bermobilitas dan fasilitas untuk memenuhi kebutuhan dasar.
Salah satu penyedia jasa perjalanan daring, Tiket.com, sudah mulai menerapkan konsep perjalanan yang terintegrasi sejak tahun 2018.
Dihubungi dari Jakarta, Jumat petang, Public Relations Executive Tiket.com Yosi Marhayati mengungkapkan, integrasi ini merupakan salah satu cara menunjang kenyamanan pelanggan dalam berwisata.
”Integrasi tersebut kami lakukan dengan memberikan akses transportasi lanjutan secara gratis dari bandara kedatangan menuju lokasi wisata. Tak hanya itu, tiket masuk ke tempat wisata pun juga bisa kami sediakan,” tutur Yosi.
Fasilitas ini bisa didapatkan pelanggan yang terbang dari Halim Perdanakusuma, Jakarta, menuju Bandara Adisutjipto, Yogyakarta; dan Bandara Abdul Rachman Saleh, Malang.
Selain memberikan fasilitas transportasi lanjutan, Tiket.com juga bekerja sama dengan 162 tempat penyewaan kendaraan lokal di Jawa, Bali, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Dengan demikian, para pelanggan tak perlu repot mencari tempat penyewaan kendaraan.
Untuk membantu meningkatkan minat wisatawan berkunjung ke lokasi wisata dalam negeri, Tiket.com memberikan promosi tiket murah. Mereka bekerja sama dengan beberapa maskapai domestik, seperti Garuda Indonesia, Citilink, dan Sri Wijaya. Adapun untuk maskapai luar negeri, Tiket.com bekerja sama dengan beberapa maskapai dari Australia dan Korea. (KRISTI DWI UTAMI)