Dua Perusahaan Jasa Perhotelan Tawarkan Saham Perdana
Oleh
ELSA EMIRIA LEBA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Dua perusahaan jasa perhotelan menawarkan saham perdana pada pasar modal di Jakarta, Jumat (18/1/2019. Mereka menjadi perusahaan keempat dan kelima yang tercatat pada Bursa Efek Indonesia pada tahun 2019.
Kedua perusahaan itu adalah PT Citra Putra Realty Tbk, perusahaan bidang akomodasi dan jasa perhotelan, serta PT Nusantara Properti International Tbk, perusahaan pengembang serta pengelola hotel dan resort.
Direktur PT Citra Putra Realty Tbk Raja Sapta Ervian mengatakan, pencatatan perusahaan ke pasar modal bertujuan untuk memperkuat fundamental perusahaan. Adapun perusahaan ini terdaftar dengan kode saham CLAY.
CLAY melepas sebanyak 520 juta saham kepada publik. Saham dibuka perdana pada level Rp 180 per saham. Harga kemudian menguat sebesar 70 persen pada level Rp 306 per saham. Target perusahaan adalah menerima dana Rp 93,6 miliar untuk pengembangan usaha dan modal kerja perusahaan.
Direktur Utama PT Nusantara Properti International Tbk Gede Putu Adnawa mengatakan, perusahaan dengan kode saham NATO ini menawarkan 2 miliar saham atau 25 persen dari jumlah seluruh modal yang disetor. Target perusahaan adalah memperoleh dana sebesar Rp 206 miliar. Perusahaan ini juga menerbitkan 2 miliar waran seri I.
Saham NATO dibuka perdana pada level Rp 103 per saham. Penawaran saham kemudian naik menjadi Rp 175 per saham. Dana akan digunakan untuk penyertaan modal pada anak perusahaan, modal kerja, dan pembayaran utang.
Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gede Nyoman Yetna mengatakan, perusahaan yang telah menerapkan skema penawaran saham perdana kepada publik (IPO) di pasar modal diharapkan dapat berkembang dan mengutilisasi posisi sebagai perusahaan tercatat untuk menarik investor.
“Sejauh ini, sebanyak 45 perusahaan telah mengantri di pipeline (perencanaan) hingga akhir tahun 2018 (untuk masuk pasar modal). Tentunya kami akan validasi kelayakannya lagi,” tutur Nyoman.
Secara terpisah, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso sebelumnya mengatakan, OJK menargetkan agar jumlah emiten yang melantai di pasar modal mencapai 75-100 perusahaan dengan jumlah emisi Rp 200 triliun-250 triliun pada 2019. Sedangkan jumlah emiten baru sebesar 62 perusahaan pada 2018 dan 46 perusahaan pada 2017.