logo Kompas.id
UtamaBahaya Normalisasi Intoleransi
Iklan

Bahaya Normalisasi Intoleransi

Oleh
Toto Suryaningtyas
· 5 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/UAKUKcxkePPCrZqFey83hvOy670=/1024x1040/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F11%2F20181030-h3-lhr-intoleransi-mumed-web_1540914167.jpg

Peristiwa pemakaman di makam Jambon, Purbayan, Yogyakarta (Senin, 17 Desember 2018) memunculkan indikasi intoleransi bagi beberapa kalangan. Kejadian ini menjadi catatan penting di pengujung tahun 2018 tentang kehidupan yang toleran antarmasyarakat. Jika peristiwa tersebut dianggap lumrah, tindakan intoleransi sejenis itu akan seterusnya dianggap wajar.

Kisah tentang pemakaman alm Albertus Slamet Sugihardi, cepat tersebar melalui kanal-kanal berita dan media sosial. Polemik pro dan kontra terjadi manakala dalam berita tersebut tersertakan juga foto mengenai nisan berwujud salib yang dipotong warga setempat. Alasan yang dipakai, itu adalah makam Muslim dan pemotongan salib sudah dengan persetujuan keluarga almarhum. Situasi makin diperkeruh karena berita dan foto yang tersebar diikuti keterangan yang dibuat berdasarkan persepsi si pembagi.

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000