SOLO, KOMPAS – Beragam kegiatan akan digelar untuk menyambut dan merayakan Tahun Baru Imlek 2570/2019 yang tahun ini jatuh pada 15 Februari di Solo, Jawa Tengah. Persatuan dalam Keragaman menjadi tema yang diusung dalam perayaan Imlek kali ini.
Ketua Panitia Bersama Solo Imlek 2570/2019 Sumartono Hadinoto mengatakan, Imlek merupakan salah satu budaya yang patut dilestarikan agar tercipta akulturasi budaya di Tanah Air. Di Solo, Imlek telah menjadi milik masyarakat umum. Masyarakat yang multikultur berbaur bersama dalam setiap perayaan Imlek sehingga panitia mengangkat tema Persatuan dalam Keragaman. Tema itu mencerminkan mencerminkan persatuan dalam keragaman di Solo sebagai kota majemuk.
“Kami mengajak masyarakat untuk melestarikan budaya Imlek. Perayaan Imlek ini bermanfaat cukup banyak untuk mem-branding Solo sebagai salah satu kota wisata Imlek di Indonesia sehingga bisa mendatangkan wisatawan ,” kata Sumartono di Solo, Jawa Tengah, Sabtu (19/1/2019).
Sumartono mengatakan, dalam perayaan Imlek 2570/2019, beragam kegiatan telah disiapkan yang dibingkai dalam acara Solo Imlek Festival 2019. Ragam kegiatan akan digelar selama sebulan, 28 Januari-28 Februari 2019, diantaranya, kirab barongsai dan liong berkeliling kota pada saat cap go meh, Selasa (19/2/2019).
Seperti tahun sebelumnya, untuk menyemarakan Imlek juga dipasang 5.000 lampu lampion berwarna merah di Jalan Jenderal Sudirman, kawasan Pasar Gede, dan di atas Kali Pepe di Kelurahan Sudiroprajan untuk mendukung kegiatan wisata air Grebeg Sudiro. Karnaval budaya Grebeg Sudiro yang akan digelar, Minggu (3/2/2019) akan kian menyemarakan perayaan Imlek di Solo.
Sumartono menuturkan, selain lampion-lampion bundar warna merah, juga akan dipasang lampion 12 shio serta lampion Punokawan di koridor Jalan Jenderal Sudirman serta kawasan Pasar Gede.
“Kami siapkan 12 lampion shio yang baru agar masyarakat yang ingin berswafoto tidak bosan dengan lampio-lampion shio yang lama. Namun, karena ada perbaikan Jalan Jenderal Sudirman, pemasangan lampion shio tidak seperti tahun sebelumnya yang diletakan di tengah-tengah jalan. Nanti akan diatur posisinya supaya tidak mengganggu lalu lintas,” ujarnya.
Sumartono menambahkan, acara lain yang disiapkan untuk menyemarakan Imlek yakni Solo Imlek Fair yang akan digelar di Balai Kota Solo, 20-23 Februari 2019. Solo Imlek Fair ini menyajikan peragaan busana batik, pentas seni dan musik, pameran kerajinan dan kuliner, atraksi barongsai dan lainnya. “Kami berharap perayaan Imlek ini akan membawa dampak ekonomis bagi usaha mikro, kecil dan menengah karena nanti akan ada stand-stand kuliner dan kerajinan,” katanya.
Sumantri Danawaluya, Koordinator Pemasangan Lampion, Panitia Bersama Solo Imlek 2570 mengatakan, sebanyak 5.000 lampion sudah mulai dipasang sebagian sejak Desember 2018. Lampion-lampion itu akan dinyalakan selama sebulan mulai 28 Januari-28 Februari 2019. Untuk menyalakan 5.000 lampion selama sebulan dibutuhkan daya total sekitar 25.000 watt. Pihak panitia secara swadaya membayar biaya listrik penyalaan lampion kepada PT PLN.