Warga sekitar longsoran di Salaman, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, masih dicekam ketakutan akibat longsor susulan yang menewaskan satu peladang.
MAGELANG, KOMPAS Hujan deras sejak Kamis siang hingga Jumat (17-18/1/2019) memicu longsor di 14 lokasi di empat kecamatan di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Selain menutup banyak akses jalan desa, longsoran di Desa Krasak, Kecamatan Salaman, memutus jalan utama yang menghubungkan Magelang-Purworejo sejak Jumat pukul 02.30. Hingga semalam pukul 21.00, akses masih terputus.
Di Desa Kapuhan, Kecamatan Sawangan, longsor menewaskan Pardi (50). Ia tertimbun longsoran dari tebing setinggi 8 meter saat berladang.
Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang Supranowo mengatakan, ratusan personel dan sukarelawan BPBD dikerahkan untuk membantu penanganan longsor.
Khusus di Desa Krasak, pembersihan jalan utama Magelang-Purworejo dilakukan melibatkan empat alat berat. Namun, hingga Jumat pukul 19.00, akses jalan belum bisa dibuka. ”Pembersihan jalan akan kembali kami laksanakan Sabtu (19/1),” ujarnya.
Tanah longsor terjadi dari tebing 20 meter di tepi jalan raya Desa Krasak. Tebal material longsoran 3 meter dan menutup jalan sepanjang 30 meter. Lebar jalan Magelang-Purworejo sekitar 7 meter.
Dengan kondisi tanah di tebing yang masih basah dan belum stabil, menurut Supranowo, longsor susulan masih mungkin terjadi. ” Saat alat berat datang, saya masih melihat titik-titik longsoran kecil turun dari atas tebing,” ujarnya.
Warga di sekitar longsoran mencemaskan terjadinya longsor susulan. Yatini (40), warga di tepi jalan yang tertutup longsor, mengatakan, Jumat siang, ia bersama keluarga sudah menyiapkan tas dan perlengkapan untuk dibawa mengungsi.
Ia merasa kondisi tebing belum aman. Sukarelawan menginformasikan, di atas tebing masih terdapat rekahan yang berpotensi meluncur.
Jumat pukul 02.30, ia mendengar suara berisik seperti banyak batu jatuh ke jalan. Tak berapa lama kemudian, listrik padam. Saat ia menyalakan senter, jalan sudah tertutup material longsor.
Jalan memutar
Akses jalan Magelang-Purworejo yang tertutup membuat banyak truk, terutama truk tronton, berderet parkir di tepi jalan di depan Pasar Salaman. Daripada harus memutar jalan hingga ke Yogyakarta, sejumlah sopir memilih menunggu hingga akses jalan kembali dibuka.
Agus, sopir truk pengangkut kelapa dari Kebumen ke Semarang, kemarin justru memilih libur, berhenti mengangkut kelapa. ”Sementara ini biarlah teman saya yang bekerja, saya memilih libur dulu,” katanya.
Sejumlah truk bersumbu ganda dan mobil pribadi terpaksa menempuh perjalanan menuju Purworejo melintasi jalan-jalan desa, seperti di Desa Kaliabu, Salaman. (EGI)