Pembangunan Bandara Kulon Progo Berjalan Sesuai Target
Oleh
Haris Firdaus
·3 menit baca
WATES, KOMPAS -- Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution menyatakan, pembangunan bandar udara di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, berjalan sesuai target yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, sesuai keputusan pemerintah, bandara tersebut ditargetkan bisa dioperasikan secara terbatas pada April 2019.
"Perkembangannya bagus. Target April 2019 siap melayani penerbangan internasional," kata Darmin saat meninjau pembangunan bandara Kulon Progo, Sabtu (19/1/2019) sore.
Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2017, bandara Kulon Progo atau New Yogyakarta International Airport (NYIA) ditargetkan beroperasi secara terbatas mulai April 2019. Bandara itu dibangun di lahan seluas sekitar 580 hektar di lima desa di Kecamatan Temon, Kulon Progo. Lokasi bandara yang dibangun oleh PT Angkasa Pura I itu berjarak sekitar 40 kilometer dari Kota Yogyakarta.
Darmin menjelaskan, pengoperasian bandara Kulon Progo akan meningkatkan perekonomian wilayah DIY dan sekitarnya. Sebab, bandara Kulon Progo bisa didarati pesawat berbadan besar sehingga penerbangan langsung dari berbagai negara bisa mendarat di bandara tersebut.
Kondisi itu diyakini akan meningkatkan jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke DIY sehingga pertumbuhan ekonomi provinsi tersebut juga akan meningkat. "Turisme di Yogyakarta akan berkembang lebih cepat karena pesawat berbadan lebar bisa datang ke sini,"ungkap Darmin.
Hingga sekarang, sejumlah penerbangan dari sejumlah negara tidak bisa langsung mendarat di Yogyakarta karena Bandara Internasional Adisutjipto tidak bisa didarati pesawat berbadan besar. Itulah kenapa, sampai saat ini, penerbangan internasional yang bisa mendarat di Bandara Internasional Adisutjipto hanya berasal dari dua negara, Singapura dan Malaysia.
Darmin memaparkan, setelah pengoperasian bandara Kulon Progo, jumlah penerbangan internasional ke DIY diharapkan bisa bertambah dan menjangkau sejumlah negara, seperti Tiongkok, India, dan sebagainya. "Selama ini, penerbangan internasional ke Yogyakarta hanya ada dua, dari Malaysia dan Singapura. Ke depan, tentu kita berharap lebih karena pesawat berbadan lebar datang ke sini. Sehingga ya bisa dari China, India, macam-macam," katanya.
Direktur Utama PT Angkasa Pura I Faik Fahmi menyatakan, pihaknya terus menjajaki kemungkinan pembukaan rute penerbangan internasional dari sejumlah negara ke bandara Kulon Progo. Dia menambahkan, berdasarkan penjajakan itu, sejumlah maskapai internasional telah menyatakan minat untuk membuka penerbangan internasional ke bandara tersebut.
”Kami sudah berkomunikasi dengan beberapa maskapai penerbangan internasional. Beberapa di antaranya berminat untuk masuk ke sini (bandara Kulon Progo),” kata Faik.
Faik menambahkan, sesudah bandara Kulon Progo dioperasikan secara terbatas pada April 2019, penerbangan internasional yang saat ini ada di Bandara Internasional Adisutjipto, akan dipindahkan ke bandara tersebut. Adapun penerbangan domestik untuk sementara tetap dilayani di Bandara Internasional Adisutjipto.
Namun, jumlah penerbangan internasional di bandara Kulon Progo nantinya diharapkan lebih banyak daripada penerbangan internasional di Bandara Internasional Adisutjipto. "Harapan kami, bandara Kulon Progo nanti melayani penerbangan internasional menggunakan pesawat besar dari Jepang, Korea, China, Eropa, dan sebagainya,” papar Faik.
Manajer Proyek Pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta PT Angkasa Pura I Taochid Purnomo Hadi mengatakan, hingga Sabtu (19/1/2019), pembangunan bandara Kulon Progo telah mencapai 30 persen. Dia menambahkan, pada akhir bulan ini, proses pengaspalan landasan udara bandara itu akan dimulai. "Pengaspalan landasan ditargetkan selesai akhir Februari," katanya.