JAKARTA, KOMPAS – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan memperkuat pendidikan karakter berbasis daring di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar atau 3T. Hal itu menyusul akan dipasangnya jaringan internet di 3.000 sekolah di daerah-daerah tersebut pada tahun ini.
“Pendidikan karakter jadi prioritas kami. Di sekolah dasar, muatan kurikulum karakter adalah sekitar 70 persen. Di sekolah menengah pertama, muatannya sekitar 60 persen,” kata Inspektur Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Didik Suhardi di Jakarta, Jumat (18/1/2019).
Pendidikan karakter jadi prioritas kami. Di sekolah dasar, muatan kurikulum karakter adalah sekitar 70 persen. Di sekolah menengah pertama, muatannya sekitar 60 persen.
Hal itu disampaikan saat acara Perayaan Natal 2018 dan Tahun Baru 2019 Keluarga Besar Korps Pegawai Negeri Republik Indonesia (KORPRI) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Didik mengatakan, pendidikan karakter itu antara lain mencakup kejujuran, kemandirian, dan kerja keras. Selain itu, siswa juga akan diajarkan bertanggung jawab dan berani mengambil risiko menghadapi sejumlah tantangan di era digital.
Pendidikan karakter juga dipastikan mencakup seluruh wilayah Indonesia, khususnya daerah 3T. Oleh sebab itu, Kemendikbud akan menghubungkan sekolah-sekolah di sana dengan jaringan internet.
“Kita masih kekurangan guru di daerah 3T. Makanya, teknologi dan informasi jadi alat membantu siswa di sana. Semoga kesenjangan pendidikan di perkotaan dan daerah 3T bisa diatasi,” kata Didik.
Kemendikbud bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informasi menyediakan akses internet di sana. Sejauh ini, tercatat ada sekitar 1.500 sekolah yang telah terhubung dengan internet. Sementara itu, masih ada sekitar 8.500 sekolah yang direncanakan terkoneksi internet. Tahun ini akan ada tambahan 3.000 sekolah di daerah 3T yang akan terjangkau layanan internet.
Hal itu merupakan bagian dari program pemerintah memperluas jangkauan internet di seluruh penjuru Nusantara melalui proyek Palapa Ring. Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika menargetkan proyek pembangunan serat optik di seluruh Indonesia sepanjang 13.000 kilometer selesai pada triwulan pertama 2019.
Pengerjaan proyek akan dipacu karena wilayah Indonesia timur baru mencapai 78 persen dari target pembangunan. Proyek infrastruktur telekomunikasi yang diberi nama Palapa Ring itu akan melalui 57 kabupaten dan kota di wilayah barat, tengah, dan timur Indonesia.
Anggota Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Antonius Benny Susetyo juga menekankan pentingnya pendidikan karakter. Pendidikan itu bisa dilakukan melalui Pendidikan Moral Pancasila (PMP).
PMP baiknya diajarkan dengan metode yang berbeda. Dulu PMP diajarkan melalui penataran dan hafalan. Kali ini PMP dapat diajarkan secara lebih dinamis, misalnya melalui diskusi kelompok atau riset mandiri.
Yang penting adalah pembatinan nilai Pancasila agar bisa menjadi sebuah habitus. Pada akhirnya, Pancasila akan menjadi praktik kehidupan.
“Yang penting adalah pembatinan nilai Pancasila agar bisa menjadi sebuah habitus. Pada akhirnya, Pancasila akan menjadi praktik kehidupan. Pancasila juga mengajarkan nilai kesatuan. Bila bangsa kita bersatu dan kuat, kita bisa mencapai kesejahteraan,” kata Antonius. (SEKAR GANDHAWANGI)